Pagi-pagi sekali aku bangun dari tidur lalu menemui Aries, ternyata dia tidak tidur dan posisinya masih duduk bersandar di ruang tamu dengan posisi tangan melipat. Padahal aku sudah memberikan tempat tidur kecil untuknya. Setelah dia melihatku sudah bangun dia berdiri dan langsung menyuruhku bersiap-siap dan mengajakku keluar.
Aries membuka portal dunia di halaman rumahku menggunakan pedangnya, portal itu bentuknya sama dengan yang ada di dalam mimpiku dan kali ini aku melihatnya secara jelas tepat di depan mataku sendiri.
"Evan, apa kau yakin dengan ini?" tanya-nya sambil menatapku.
Aku menghelakan napas, dia buru-buru sekali. Aku baru saja terbangun dari tidur, tapi baiklah. "Aku yakin dengan keputusanku, aku tidak boleh membiarkan seseorang menghancurkan dunia yang damai ini," kataku serius.
"Maksudku aku tak tahu kapan kau bisa kembali, setelah kau kupertemukan dengan orang yang kita tuju, aku akan melanjutkan misiku untuk menyelidiki penyebab terbukanya jaringan Worldverse," katanya sambil melipatkan tangannya.
Aku menunduk, tatapanku tertuju kebawah. Memikirkan resiko dari keputusanku, tapi tidak ada cara lain. Kekuatan yang kudapat pasti dimaksudkan untuk situasi ini. "Ini demi keamanan duniaku." Aku menatapnya lagi.
"Kalau begitu ikuti aku," katanya sambil berjalan melalui portal itu.
Aku mengikutinya, berjalan memasuki portal. Ketika aku memasukinya, semuanya terlihat silau sekali dari pandanganku, tak lama kemudian mataku perlahan dapat melihat.
Aku tidak tahu aku sedang berada di tempat seperti apa, jadi aku melihat ke sekelilingku. "Jadi ini dunia versi lain? Terlihat sama namun terasa berbeda," kataku dalam hati.
"Inilah Hyangara, kita sedang berada di hutan" katanya sambil menatapku.
Kulihat memang di sekelilingku hanyalah pohon-pohon besar, ada beberapa pohon yang tak pernah kulihat sebelumnya, tapi aku tak punya waktu untuk bertanya-tanya tentang itu.
"Jadi, kemana kita akan pergi?" tanyaku sambil balik menatapnya.
"Kita akan menuju ke tempat yang dinamakan kediaman para Duri Malam. Tempatnya masih jauh, perjalanannya mungkin akan memakan waktu tapi tidak apa-apa. Kau harus membiasakan dirimu terlebih dahulu dengan dunia ini." Dia mulai bergerak.
"Sebuah kediaman?" tanyaku sambil berjalan mengikutinya.
"Benar." Dia mempercepat jalannya.
Saat perjalanan berlangsung mataku melihat-lihat ke segala arah, kulihat ada pepohonan serta binatang-binatang kecil seperti serangga. Mereka terlihat berbeda dengan serangga-serangga yang ada di Bumi. Selain itu aku juga melihat banyak pepohonan yang memiliki daun berwarna biru tua campur hitam.
Ini adalah perjalanan pertamaku di dunia lain, tak kusangka dunia yang lain itu benar-benar nyata keberadaannya. Sebelumnya aku membantah Aries pada pertama kali, tetapi inilah kenyataannya.
Aku juga sedikit heran kenapa Aries mau membawaku ke Hyangara, padahal aku belum membuktikan sesuatu yang dapat dia percayai. Maksudku, dia tidak tahu aku ini orang yang baik atau jahat. Tugas dia adalah menjaga dunianya dari ancaman dunia lain, aku tidak tahu kenapa dia bisa mempercayaiku.
"Aries menjaga dunianya? Aku baru tersadar bahwa dia juga sama sepertiku. Ingin melindungi dunia dari bahaya dunia lain."
"Aries, kenapa kau mempercayaiku sekarang?" aku bertanya sambil berjalan.
"Aku hanya mengikuti firasatku," katanya. Dia tidak menatapku sama sekali dan terus melihat ke arah depan sambil berjalan, kupikir dia tidak ingin membuang-buang waktu.
"Bisa kau jelaskan firasat seperti apa yang kau maksud itu?" tanyaku penasaran.
Aries melirikku sambil berjalan. "Perkataanmu tentang keputusan untuk melindungi duniamu dari ancaman dunia luar itu cukup meyakinkanku. Asal kau tahu, aku pun memiliki pemikiran seperti itu," ujarnya.
Sudah kuduga dia sama sepertiku, dan itu adalah alasannya kenapa bisa mempercayaiku.
Aries melihat ke depan lagi. "Tidak ada yang ingin dunia tempat tinggalnya menjadi sebuah tempat malapetaka kan?" tambahnya.
"Dia.. dia benar-benar sepemikiran denganku, aku mulai penasaran apakah ada suatu kejadian yang menimpanya sehingga dia memiliki pemikiran seperti itu."
"Kau benar," jawabku.
Selain itu aku penasaran dengan kekuatannya, darimana dia mendapatkannya?
"Aries, dari mana kau dapatkan kekuatanmu?"
"Kekuatanku berasal dari orang tuaku, di sini setiap anak yang lahir akan mewarisi kekuatan orang tuanya," ujarnya. "Adapun orang-orang yang tak mampu menguasai kekuatannya," lanjutnya.
Berbeda dengan Bumi, anak hanya mewarisi fisik dan sikap dari orang tuanya, tapi hal yang menguntungkan dari itu adalah tak akan ada pertarungan antar kekuatan. Meskipun pertarungan dengan cara yang lain dapat dilakukan seperti bergulat, berpedang dan berperang dengan senjata api.
Saat aku kembali berfokus pada perjalanan, tiba-tiba tanah terasa bergetar. Aku melihat-lihat ke depan, ke kanan, dan ke kiri. Tapi tak melihat apapun yang menyebabkan tanah ini bergetar. Aries pun melirik-lirik, kini getarannya semakin kuat, ada apa ini?
"Di belakangmu!" teriak Aries.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
FantasiSeorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...