Aku dan Raskra berdiri berhadapan satu sama lain dengan jarak 10 meter di lapangan yang cukup luas, dia yang memilih tempat untuk melakukan sebuah pengujian. Dia juga berkata bahwa dia hanya penasaran kekuatan seperti apa yang kumiliki.
Dia berdiri tegak sambil menatapku, muncul gumpalan aura hijau dari telapak tangannya lalu aura itu membentuk sebuah pedang. Aku yang tak memiliki senjata hanya menatap pedang miliknya.
"Majulah, kita lihat apa yang kau punya," ucapnya sambil memegang pedangnya.
Aku menghampirinya sambil memusatkan elemen petir di tanganku, dia memposisikan badannya. Aku merapatkan jariku dan menyerangnya secara langsung, dia dengan mudahnya menghindari seranganku, aku terus menyerangnya tapi dia terus menghindarinya.
Dia tak menggunakan senjatanya sama sekali, dia hanya terus menghindari seranganku. Sampai akhirnya dia tampak mati langkah, aku mendapatkan kesempatan untuk mengenainya, aku langsung mengepalkan tangan kananku yang diselimuti oleh listrik yang menyala lalu menghantamnya. Tetapi akhirnya dia menggunakan pedangnya untuk menahan pukulanku hingga dia terpental ke belakang.
"Tidak buruk, tetapi kau punya kekurangan," ujarnya.
"Kekurangan?" Tanyaku.
"Benar, kekuranganmu adalah.." Dia langsung menghampiriku cepat sekali lalu memutarkan badannya dan menendangku, aku terlempar ke belakang karena tendangannya.
"Kau tidak memiliki senjata," lanjutnya.
Aku berdiri kembali sambil memegang perutku, terasa sakit ditendang olehnya.
"Aku memang tidak memiliki senjata," ucapku.
"Setidaknya kau memiliki sesuatu untuk menyerang dan bertahan, kau sebaiknya harus memilikinya," katanya sambil meletakkan satu tangannya di pinggangnya.
"Senjata, ya?" ucapku dalam hati.
Pedang Raskra menghilang. "Aku bahkan tak bisa menilai gaya bertarungmu, bisa kukatakan levelmu berada di bawah seorang pemula," katanya sambil melipatkan tangannya. "Berdasarkan ceritamu, kau yang baru saja mendapatkan kekuatan itu pasti kau belum dapat mengendalikannya dengan baik," lanjutnya.
Aku tertunduk, melihat kedua tanganku. Aku harus dapat mengendalikan kekuatanku untuk berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu, mengingat dunia ini tak lepas dari yang namanya kekuatan. Aku berpikiran konflik akan selalu ada tak peduli dimana kau berada dan jika itu terjadi, pasti akan melibatkan kekuatan.
"Kalau begitu apa yang harus kulakukan agar aku dapat mengendalikan kekuatanku?" tanyaku.
"Pertama kau harus mengenali kekuatanmu, kekuatanmu itu unik," ujarnya.
"Mengenali kekuatanku? Jika aku mengingat kembali, selain elemen petir aku pun dapat mengendalikan air." ucapku dalam hati sambil menatap telapak tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
FantasiSeorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...