Sekarang bulan telah berada tepat di tengah di atas langit, aku sedang duduk di luar kastil. Aries keluar dari kastil lalu menghampiriku dan berkata bahwa aku boleh tinggal di kastil ini, Tyeru yang mengizinkannya. Aku pun berterima kasih padanya, Aries bilang dia akan pergi dari kastil untuk melanjutkan tugasnya yaitu untuk mencari tahu penyebab perluasan jaringan Worldverse.
"Kau akan pergi?" tanyaku pada Aries.
"Ya, misi ini harus kulakukan," jawab Aries.
"Biar kutebak, apakah Tyeru yang memberimu misi itu?" tanyaku.
Aku menduga bahwa orang yang bernama Tyeru itu memiliki kekuasaan di kastil ini.
"Tidak, aku yang meminta persetujuan padanya untuk menyelidiki kasus ini,"
"Kenapa kau harus meminta izin?" tanyaku penasaran.
"Dia yang berkuasa dan pemimpin kelompok kami," katanya sambil melipatkan tangannya.
"Kelompok?"
"Duri Malam, itulah namanya," ujarnya.
"Jadi para Duri Malam itu adalah kalian? Lalu siapa yang kau maksud kami?" kataku sambil menaikkan alisku.
"Orang yang tinggal di kastil ini, seperti Reia yang memanggil Pegasus tadi dan orang yang menyerangmu saat baru saja memasuki kastil ini, juga termasuk aku," ujarnya.
"Begitu ya."
"Kalau begitu aku permisi, kau bisa tinggal di bangunan mana pun asalkan tidak di kastil ini, yang ini miliknya."
Kemudian Aries berjalan melaluiku dan pergi meninggalkan kawasan kastil. Aku berjalan ke arah kastil yang lain untuk kujadikan sebagai tempat tinggalku, dan aku memilih bangunan yang tempatnya tidak begitu jauh dari kastil milik Tyeru.
Saat aku berjalan kulihat ada orang yang tadi menyerangku sedang berdiri di arah depanku.
"Kau mau kemana?" katanya dengan tangan melipat sambil menatapku.
"Aku akan tinggal di sini," kataku sambil menatapnya.
"Begitu ya, Aries juga telah pergi. Kurasa Tyeru sudah memberimu izin." Dia berjalan meninggalkanku.
Aku pun memasuki bangunan lain yang memiliki 3 tingkat, kelihatannya tak ada satu orang pun di dalamnya. Lalu aku mencari kamar untukku, kulihat keadaan di kastil ini terlihat cukup sama, kebanyakan hanya ruangan yang kosong, ada pun ruang tamu dan juga kamar mandi.
Kemudian aku menemukan kamar kosong di lantai 2, di dalamnya terdapat satu kasur, satu lemari, dan sepasang meja kursi. Aku pun menggunakannya sebagai kamar pribadiku.
Aku langsung berbaring di tempat tidur, memikirkan akan seperti apa kedepannya hidup di Hyangara. Sepertinya hidup di dunia baru rasanya seperti terlahir kembali dan tidak tahu apa apa tentang dunia yang ditinggali maupun seperti apa kehidupannya.
Aku mulai terpikirkan bagaimana dengan sekolahku, mungkin setelah beberapa waktu aku akan dikeluarkan dari sekolah sebab absen yang berkepanjangan. Yah mau bagaimana lagi, aku tengah berada di dunia lain.
Setelah beberapa saat aku berbaring di atas kasur, tak lama aku pun tertidur karena rasa lelah.
Esoknya, aku terbangun di pagi hari. Aku melihat keluar jendela, pemandangan pagi hari di Hyangara tak kalah indah dengan pemandangan pagi hari di Bumi. Matahari perlahan menunjukkan dirinya dari balik gunung, sungai terdengar mengalir tenang, udara terasa sejuk bahkan dari dalam kamar, dan ada suara kicauan burung-burung dari arah pepohonan.
Terlihat sama namun terasa berbeda, itulah yang aku katakan sebelumnya, dan suasana ini membuatku berpikir seperti itu lagi.
Aku tidak tahu aku ingin melakukan apa saat ini, aku pun keluar dari kamar lalu berjalan menuju keluar kastil. Aku melihat pria berambut merah itu lagi di depan kastil tempat tinggalku, dia sedang berjalan lurus menuju ke suatu tempat.
Dia pun menyadari keberadaanku. "Hei, kau ingin sarapan?" katanya sambil melirikku.
Kemudian aku berjalan bersama pria itu. "Aku ingin tahu kenapa kastil di sini sangat sepi penduduknya," kataku sambil berjalan di sampingnya.
"Di sini bukan tempat penginapan, tempat ini adalah kediaman," ujarnya sambil menatap ke arah depan.
"Kediaman bagi para kelompok Duri Malam?"
"Ya, Aries telah memberitahukan nama itu kepadamu kan?"
"Benar, dia juga bilang bahwa Tyeru merupakan orang yang berkuasa atas kelompok itu," ujarku.
Sepanjang jalan aku berbicara dengan pria itu, kupikir dia adalah orang yang berbahaya mengingat dia tiba-tiba menyerangku kemarin, tetapi kenyataannya tidak seperti yang kupikirkan.
Dia pun mengatakan bahwa dia menyaksikan kejadian malam kemarin saat Tyeru menutup portal ke Bumi menggunakan jiwaku dan menghancurkannya. Aku juga mengatakan apa yang terjadi pada duniaku dan kenapa Aries bisa bersamaku padanya.
Dia pun mengerti bahwa aku ini datang dari dunia lain, dan aku memilih menetap di kediaman ini. Beberapa saat kemudian kami sampai pada salah satu kastil bertingkat 2 yang letaknya berada di dekat kastil milik Tyeru, dari luar sudah tercium aroma makanan enak.
Pria itu mengajakku masuk, kami memasuki ruang makan yang cukup luas dan terdapat meja dan kursi, di atas meja sudah terdapat makanan. Dia mempersilahkanku duduk dan memakan makanan itu, yang jadi pertanyaan siapa yang membuat semua makanan ini?
Tak lama kemudian ada perempuan berambut putih berpakaian layaknya pembantu, dia muncul dari arah dapur menghampiri kami, dia membawakan cangkir dan teko berhiasan bunga dan berisi teh di atas nampan lalu dia menyimpannya di atas meja dan menuangkan tehnya untuk kami.
Perempuan berambut putih itu tampak memperhatikanku, kurasa dia penasaran tentang siapa aku karena aku baru saja bertemu dengannya.
"Kelihatannya ada teman baru," ucap perempuan itu sambil menatapku.
"Ah, namaku Evan. Salam kenal," kataku sambil membungkukkan badanku.
"Namaku Siera, salam kenal," balasnya sambil membungkukkan badannya.
Ternyata yang membuat makanan di sini adalah perempuan bernama Siera ini, kurasa dia adalah seorang pembantu di sini.
"Apakah kalian sudah saling mengenal sudah lama, Raskra?" tanya Siera pada pria berambut merah.
Setelah dia berkata seperti itu aku pun jadi mengetahui nama pria berambut merah itu, sudah pasti dia juga mengetahui namaku dari perkenalanku dengan Siera. Ini adalah perkenalan yang tidak langsung antara aku dengan pria rambut merah ini.
Setelah itu kami memakan sarapan terkecuali pembantu itu, dia kembali ke dapur. Aku bertanya pada Raskra apakah Tyeru tidak ikut sarapan, dia menjawab bahwa Siera akan mengantarkan makanan padanya.
Pikiranku tentang Tyeru bahwa dia adalah seseorang yang berwibawa semakin kuat, aku semakin berpikir bahwa Tyeru adalah orang yang paling dihormati di sini, mengingat dia orang yang berkuasa semuanya tampak tunduk padanya. Dimulai dari Reia yang menyebutnya dengan panggilan tuan lalu Aries yang menundukkan kepalanya saat berbicara dengannya dan meminta izin untuk melakukan sesuatu, dan sekarang Siera.
Aku melahap habis makananku, semuanya terasa lezat. Kurasa Siera merupakan pemasak yang handal, kulihat Raskra juga telah menghabisi makanannya. Kemudian aku berdiam duduk di luar bangunan sedangkan Raskra berdiri di sebelahku.
"Aku ingin tahu, mengingat kau datang dari dunia luar apa kau memiliki kekuatan?" dia bertanya sambil menatapku.
"Ya, aku memiliki kekuatan," balasku sambil balik menatapnya.
"Kalau begitu ayo kita bertarung, aku ingin tahu seberapa hebat kekuatanmu." Dia menatapku dengan tajam sambil setengah senyum.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹

KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
FantasySeorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...