Pada malam yang tenang disertai suara-suara serangga dan juga aliran air sungai aku sedang duduk di luar kastil bersama dengan Raskra. Kondisi tubuhku sudah benar-benar pulih kembali, Siera merupakan Healer yang hebat.
Siera dan juga Tyeru sudah kembali ke bangunan masing-masing, sementara aku sedang mengobrol dengan Raskra mengenai kekuatanku.
Raskra berkata bahwa memang terdapat 2 jenis kekuatan, yang pertama tidak langsung dapat dikuasai seperti milikku dan ada juga yang langsung dapat dikuasai oleh pemiliknya, jenis kekuatan milikku adalah yang tidak langsung dapat dikendalikan dan jika ingin menguasai kekuatannya maka harus dilakukan dengan latihan.
Aku memang berniat untuk dapat menguasai kekuatanku sendiri, aku sudah terpikirkan sebelumnya bahwa aku harus dapat mengendalikan kekuatanku sendiri dengan sempurna untuk berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu. Karena dunia ini pun tak lepas dari ancaman Worldverse, aku menganggapnya sebagai tujuan yaitu untuk bertahan hidup, itulah yang kupikirkan.
Saat ini aku hanya mengetahui 2 dunia, yang pertama Bumi dan yang kedua Hyangara ini. Aku tidak tahu akan seperti apa dunia yang lainnya, aku juga tidak tahu mana yang bersahabat dan mana yang mengancam. Banyak sekali yang ingin kutanyakan tentang itu, tetapi kurasa hanya Aries yang mengetahui banyak tentang Worldverse karena dia selalu berpergian ke banyak dunia lainnya.
Seketika aku langsung terpikirkan di dalam kepalaku tentang Tyeru, aku tak tahu pasti latar belakangnya tetapi dia mengetahui duniaku sedangkan Aries tidak. Aku langsung berpikiran bahwa Tyeru si ketua kelompok yang bernama Duri Malam ini lebih tahu dari siapa pun, tanpa basa basi lagi aku berniat menemui Tyeru di kastilnya.
"Sudah malam, aku ingin kembali kamarku," kataku pada Raskra sambil berjalan meninggalkannya.
Lalu saat tak ada yang melihat, aku pun berjalan ke bangunan dimana Tyeru berada, aku memasuki bangunan dan langsung menuju lantai paling atas. Saat menaiki tangga aku mendengar suara langkah kaki dari atas sedang menuruni tangga, ternyata itu adalah Siera si Healer sekaligus pembantu di kediaman ini.
"Ah, Evan?" katanya sambil menggenggam nampan.
"Siera? apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku habis menghidangkan teh untuk tuan Tyeru.." ujar Siera. "Kalau kamu apa yang kamu lakukan di sini?" lanjutnya.
"Ehh.. ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan Tyeru," kataku.
"Begitu.. kalau begitu aku permisi.." ucapnya sambil membungkukkan badannya.
Siera pun lanjut menuruni tangga, aku berjalan menaiki tangga lagi. Ketika aku sampai di lantai paling atas aku melihat Tyeru sedang duduk di depan meja sambil meminum teh, dia menyadari kedatanganku.
"Permisi.. Tyeru, apa aku boleh berbiara denganmu?" Aku bersikap sopan padanya karena bagaimanapun dia adalah orang yang berkuasa di sini.
Dia menganggukkan kepalanya sambil memegang cangkir berisi teh, kemudian aku pun duduk berhadapan dengannya dijarakki dengan satu meja.
"Aku ingin bertanya 2 hal padamu, yang pertama adalah tentang Worldverse," kataku.
Tyeru menyimpan cangkirnya. "Worldverse.. dunia baik dan dunia jahat.. keduanya sama-sama tak terhitung jumlahnya, apa yang ingin kau ketahui?" Tyeru berbicara dengan tenang.
Dia tampak mengetahui apa yang ingin kubicarakan dan yang paling penting seperti yang sudah kuduga dia pasti mengetahui sesuatu. "Apakah Hyangara termasuk dunia baik?" tanyaku.
"Baik dan jahat, keduanya jarang sekali terpisahkan."
Aku mengerti maksudnya, di dalam dunia pasti ada orang yang baik dan ada juga yang jahat. Kita tidak dapat mengatakan bahwa seluruh orang di dunia itu jahat ataupun baik, karena sebanyak-banyaknya orang jahat pasti ada juga orang yang baik, begitu pun sebaliknya. Akan tetapi Tyeru berkata "jarang sekali" yang artinya kemungkinan terdapat juga dunia yang seluruhnya berisi orang-orang baik, dan dunia jahat yang seluruhnya berisi orang-orang jahat .
"Lalu bagaimana dengan Hyangara? Apakah dunia ini tak luput dari ancaman Worldverse?" tanyaku lagi.
DUARR..
Aku terkejut, tiba-tiba saja terdengar ledakan dari arah kejauhan. Aku spontan langsung melihat ke arah luar bangunan lewat pintu yang terbuka dan aku melihat ada asap dan juga api yang disebabkan oleh ledakan.
"Tentu saja," jawab Tyeru.
"Apa itu?!" kataku sambil melihat ke arah ledakan.
DUARRR..
Ledakan terjadi lagi tetapi kali ini ledakan terjadi lagi dari arah yang berbeda.
Raskra dan Reia tiba-tiba muncul dari luar ruangan tepatnya di balkon dengan posisi berlutut dan kepala menunduk ke arah Tyeru.
"Tuan, ada penyerangan.. Biarkan kami yang menanganinya," kata Reia.
"Kalian pergilah ke arah timur, aku akan menangani yang di arah barat," ujar Tyeru.
"Baiklah.." balas Reia.
Kemudian Raskra dan Reia melompat dari balkoni lalu Reia memanggil Pegasus miliknya dan menjadikannya tunggangan untuk mereka berdua.
"Diserang? Maksudnya diserang oleh siapa?" tanyaku penasaran.
"Kau tetaplah di sini." Tyeru menghilang begitu saja dari pandanganku, dia bergerak cepat sekali sampai sampai mataku tak dapat menangkapnya.
Ledakan terus terjadi dari 2 arah itu, tampaknya apa yang aku pertanyakan saat ini sedang terjadi.
"Sial.. mereka semua pergi. Tidak salah lagi, Hyangara telah di serang, apa yang harus kulakukan... Siera! Dia masih berada di sini, aku harus mencarinya!" kataku dalam hati.
Aku pun keluar dari bangunan dan menuju ke bangunan tempat dimana Siera berada, aku memasuki kastil sambil memanggil-manggil Siera.
"Siera!! Siera!!" teriakku.
"Evan? Sebelah sini!" teriak Siera dari arah bawah tanah.
Aku pun mencari asal suara Siera, aku mencari-cari sampai ke dapur.
"Dimana?!" kataku.
"Di sini.." ucapnya.
Suaranya terdengar dari arah pintu di sebelahku, ketika aku membukanya ada tangga yang menuju ke bawah lalu aku pun menuruninya. Sampailah aku di ruangan bawah tanah, ruangan ini terlihat seperti gudang penyimpanan bahan bahan makanan. Aku melirik ke sana kemari dan aku melihat Siera sedang duduk ketakutan sambil menutup kedua telinganya di sela-sela antara 2 gentong air di pojokan, aku pun menghampirinya.
"Siera.. ada apa? Apa kau baik-baik saja?" tanyaku sambil memegang pundaknya.
"Ini terjadi lagi.. Ini terjadi lagi.." ucap Siera sambil gemetar.
Aku melihatnya dengan kebingungan, aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ledakan terus menerus terdengar dari luar, setiap ledakan terjadi Siera tampak semakin ketakutan.
"Tenanglah, aku bersamamu.." aku mencoba menenangkannya.
BLEDARR..
Aku lagi-lagi dikejutkan oleh suara ledakan, tapi kali ini.. Ini sangat dekat!
"Ini mungkin di daerah kediaman," kataku dalam hati.
Pandanganku kembali pada Siera, dia menunduk sangat ketakutan sambil menutup kedua telinganya.
"Siera.. tetaplah di sini, aku akan memeriksanya." Aku berjalan menaiki tangga lalu menuju keluar bangunan dan memeriksa apa yang terjadi di luar.
Aku berlari menuju arah suara ledakan, tembok pembatas kediaman telah hancur. Kemudian aku melihat ada orang yang sedang melayang dan sedang menembakkan serangan secara membabi buta.
"Oi! Hentikan!" teriakku padanya.
Dia melirikku, wajahnya tidak kukenal sama sekali. Dia mengarahkan tangannya padaku lalu menembakku, aku meluncurkan serangan jarak jauh seperti yang kulakukan saat latihan dengan Raskra. Serangan orang itu berhasil kutahan dengan seranganku.
"Ohh.. lumayan," kata orang itu sambil melayang di atas udara.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
FantasySeorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...