"APA?! KENAPA LAMA SEKALI?!" kataku dengan suara keras, jalanku terhenti.
"Tempatnya masih jauh, aku ini adalah orang yang mempunyai tugas untuk menjaga Hyangara dari bahaya dunia lain dan juga mengawasi dunia lain. Wajar saja jika aku berada di tempat yang sangat jauh dari rumah."
"3 sampai 5 hari tersisa, dan tempat yang kita tuju membutuhkan 7 hari perjalanan.. ini membuatku stress."
"Apakah tidak ada cara lain untuk sampai lebih cepat?" tanyaku.
"Berlari."
"Berlari? Tentu saja, tapi tidakkah terlintas dipikirannya bahwa berlari selama beberapa hari akan menyebabkan kelelahan yang berlebihan? Selain itu, aku tidak sempat sarapan sama sekali saat di rumah karena orang ini!" kataku dalam hati.
"Bagaimana? Kau ingin berlari?"
Sepertinya tidak ada cara lain, aku harus melakukannya untuk mempersingkat waktu. Meskipun berlari tanpa henti, ini demi keselamatan penduduk Bumi.
"Ya."
Kami mulai berlari, dia berlari cepat sekali. Aku harus tetap berada di belakangnya, aku pun meningkatkan kecepatanku sehingga sama dengan kecepatannya. Aku khawatir berlari secepat ini akan menguras tenagaku, terlebih lagi jaraknya masih sangat-sangat jauh.
5 menit berlalu kami masih berlari dengan kecepatan yang sama, aku masih belum merasa kelelahan.
15 menit berlalu, aku masih belum merasakan lelah.
30 menit berlalu, terlintas di pikiranku mengapa aku belum merasakan lelah sama sekali.
40 menit berlalu. "Staminamu boleh juga." Dia berkata sambil berlari dan menengok kepadaku.
Sebenarnya pada saat ini aku mulai merasakan lelah. Aku hanya fokus mengikutinya dan tidak berkata apa-apa, tetapi beberapa menit kemudian aku mulai kelelahan dan perutku juga mulai mengeluarkan bunyi pertanda lapar.
Aku pun berhenti berlari dan menunduk kelelahan sambil memegang kedua lututku.
"Sampai sejauh ini saja?" katanya sambil menatapku yang sedang menarik dan mengeluarkan napas dengan cepat melalui mulut.
Aku menjatuhkan tubuhku dan akhirnya terlentang di atas tanah, aku benar-benar sudah lelah. Jantungku berdegup kencang sekali.
"Se.. sepertinya.. aku.. butuh minum," ucapku dengan suara kecil sambil terlentang di atas tanah.
Dia melirik-lirik ke arah sekitarnya, sepertinya dia sedang mencari sesuatu. Dia mulai berjalan menghampiri sebuah pohon, dia melompat dan menggunakan pedang miliknya lalu memotong buah dari pohon itu.
Dia kembali berjalan menuju ke arahku sambil membawa 2 buah yang dipetiknya dari pohon tadi, dia memberikan satu padaku.
"Ambillah."
Aku pun duduk dan mengambilnya, tapi apa ini? Buah ini berwarna biru tua dan besarnya seukuran buah durian. Selain itu, bagaimana caraku memakannya?
"Lakukan seperti ini." Dia menusuk bagian bawah buah itu dan air jernih keluar dari buah itu, dia pun meminumnya.
Aku tidak mempunyai benda tajam untuk melubangi buah ini, aku melihat ke sekitarku tetapi aku tidak tahu harus mengambil apa. Setelah itu aku mencoba menggunakan kekuatanku, aku merapatkan jari-jari tangan kananku dan terbentuklah listrik yang menyelimuti tanganku mulai dari pergelangan sampai ujung jari.
Kulihat Aries sedang menatapku. Kemudian aku menurunkan jari-jariku terkecuali jari telunjukku, aku menggunakan jari telunjuk untuk melubangi bagian bawah buah yang sedang kupegang dengan tangan kiriku.
Setelah aku berhasil melubangi buah itu dengan kekuatan listrikku airnya pun keluar dan aku langsung meminumnya, airnya terasa sedikit manis dan terasa segar sekali.
"Setelah itu kau lakukan seperti ini." Dia membelah buah itu menjadi dua bagian, di dalamnya terdapat buah yang lebih kecil berbentuk lingkaran seukuran bola tenis dan berwarna akuamarin. Dia pun mengambilnya dan memakannya.
Aku menirunya, aku menggunakan kekuatanku lagi. Aku kembali merapatkan jari jari tangan kananku lagi lalu membelah buah itu, lalu mengambil buah yang ada di dalamnya dan aku memakannya. Rasanya manis dan enak, aku pun melahapnya sampai habis.
"Apa kau mau melanjutkan perjalanan dengan berlari? Kita sudah mempersingkat waktu selama sekitar 3 jam," ujarnya.
Ternyata berlari dengan kecepatan seperti itu dengan tanpa henti selama 40 menit sudah mempersingkat waktu selama 3 jam, aku pikir aku akan melanjutkan perjalanan dengan berlari lagi.
"Ya, ayo berangkat."
Beberapa saat kemudian ketika kami melanjutkan perjalanan, terdengar sebuah dentuman dari arah depan kami dan itu tidak terlalu jauh dari posisi kami.
Aries mempercepat larinya. Ini gila, dia masih bisa lebih cepat, kulihat dia tampaknya ingin menghampiri lokasi ledakan itu. Aku pun mengikutinya.
Setelah kami sampai di dekat lokasi dentuman terjadi aku melihat ada sebuah desa kecil dan juga terdengar keributan. Penduduk setempat terlihat berlarian dan terdengar suara pertempuran di sekitar sana.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹

KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
FantasiaSeorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...