#33 : HYANGARA - Beraksi

6 3 0
                                        

"Ksatria legendaris? Mungkinkah.. " ucapku dalam hati.

Mendengar julukan itu, aku teringat ini bukanlah pertama kali aku mendengarnya. Julukan itu pernah disebutkan oleh Reia saat di kediaman, dan Ksatria legendaris itu adalah Tyeru.

Aku mendapatkan sebuah ide untuk dapat memasuki portal dunia stand tanpa harus memakai surat izin resmi dari kerajaan Kairu maupun masuk secara paksa, untuk saat ini yang harus kulakukan adalah menyelesaikan urusan ini kemudian aku dan Julia akan pergi mencari hutan Yeras.

Aku berharap dapat menyelesaikan ini dengan cepat agar aku dan Julia dapat meneruskan perjalanan.

"Hei, aku belum bertanya, siapa namamu?" kata si ketua sambil menatapku.

"Oh ya, namaku Evan," jawabku.

Dia mengangguk. "Rex." ucap si ketua. Itu adalah namanya.

"Kita semakin dekat, kalian lihat sebuah desa yang berada di arah depan kita itu?" kata Rex si ketua.

Desa itu tampak lebih besar daripada desa yang kemarin, aku melihatnya dari arah kejauhan, tampaknya kita akan segera sampai.

"Kita semua harus mempersiapkan diri, kita tidak akan mudah mendapatkannya. Pasti akan dijaga sangat ketat." ujar si ketua.

"Tapi ketua, bukankah kita harus menjelaskan rencananya kepada dia sebelum kita memulai?" ucap orang di samping si ketua sambil menunjukku.

"Tenang saja, aku tahu apa tugas yang harus dilakukannya. Kita tetap fokus pada rencana, dia akan kuarahkan." jawab si ketua percaya diri.

"Bagaimana dengan perempuan itu?" lanjut orang itu. Ia merujuk pada Julia.

"Aku dapat mengaturnya," jawabnya lagi.

Terik matahari menyoroti tubuh kami, desa itu tampak semakin dekat. Aku pun mempersiapkan diri, sebenarnya aku sama sekali tidak ingin melibatkan Julia pada hal seperti ini, mungkin ini akan berbahaya baginya.

Jadi, aku berbicara padanya agar tidak usah ikut serta ketika aku dan 5 orang itu beraksi. Tetapi Julia tetap ingin ikut menemaniku, dia terus meyakinkanku bahwa dia akan baik-baik saja.

Tetapi aku memohon padanya agar untuk menunggu sambil bersembunyi di luar desa saja, meskipun aku tahu dia adalah seorang penyihir dan tentunya memiliki kekuatan sihir untuk bertempur, aku tetap khawatir akan membahayakan dirinya.

Setelah itu barulah Julia menuruti kemauanku dan bersedia menunggu di luar desa, aku pun berbicara pada si Rex bahwa Julia tidak akan ikut beraksi. Dia pun tidak keberatan, dia berkata bahwa kekuatan milikku lah yang dibutuhkan.

Dengan begitu aku menjadi sedikit lebih tenang karena aku tidak membawa Julia ke dalam situasi yang berbahaya.

Aku menyuruh Julia agar bersembunyi menggunakan kemampuan perpindahan dimensi miliknya, dia pun mengerti.

"Baiklah kita hampir sampai, bersiaplah," kata Rex sambil menoleh pada kelompoknya dan juga aku. "Evan, hal pertama yang harus kau lakukan adalah membantu kami menembus pertahanan," lanjutnya.

"Baiklah.." jawabku.

Kami sudah tinggal sekitar tiga puluh meter lagi mencapai desa, aku menentukan letak posisi Julia untuk bersembunyi agar setelah aku dan kelompok desa ini selesai, aku dapat dengan mudah mencari Julia.

Julia pun diam menunggu seperti apa yang aku perintahkan, aku berkata padanya bahwa ia harus menggunakan kemampuan perpindahan antar dimensi milikknya jika ada seseorang yang mencurigakan menghampirinya. Aku mencoba mengamankan Julia saat aku tinggalkan nanti.

Aku dan 5 pria ini pun terus mendekati desa secara sembunyi-sembunyi, Rex memimpin pergerakan. Aku tetap berjalan di paling belakang.

Kami sudah sangat dekat dengan pintu gerbang masuk. "Evan, kau keluar dan berjalanlah seolah-olah kau adalah pendatang, sisanya kami yang urus." suruh Rex.

Aku pun berjalan seperti biasa mendekati pintu gerbang, di sana tampak ada 2 orang penjaga, mereka menatapku berjalan mendekatinya.

Aku pun tiba di depan pintu gerbang. "Berhenti, kami tidak mengenalmu, apa yang kau inginkan datang kemari?" ucap salah satu penjaga. Mereka memakai armor di tubuhnya dan dilengkapi sebuah pedang.

"Aku ingi-" Belum selesai aku berbicara, Rex dan satu orang lainnya melumpuhkan kesadaran kedua penjaga. Mereka cukup hebat dalam memanfaatkan kelengahan kedua penjaga ini.

"Kerja bagus, Evan" puji Rex sambil mengangguk. Keempat orang lainnya mulai bergabung.

"Ingat ketika kita masuk melewati pintu gerbang ini, orang-orang akan melihat kita dan akan langsung melaporkan kita pada penjaga lainnya."

"Ya, mengerti," jawab semua orang termasuk aku.

Ketika kami semua melangkah masuk melewati pintu gerbang, kami sudah dibidik oleh 10 orang penjaga menggunakan panah dari arah kejauhan.

"Berhenti di situ! Jangan bergerak!" ucap salah satu penjaga sambil membidik panah mereka ke arah kami.

"Sial, ini lebih cepat dari yang kita duga," ujar Rex.

"Kita harus melanjutkan dengan rencana B," kata orang yang tepat berada di belakang Rex.

"Apa itu rencana B? tanyaku sambil dalam posisi bersiaga.

"Kita bertarung melawan seluruh penjaga lalu menemukan penyimpanan barang itu," kata si tubuh besar.


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Jangan lupa tekan tombol vote dan juga share untuk support cerita ini ✨. Saya menghargai setiap masukan dari pembaca, jadi jangan sungkan untuk berkomentar. Beritahu saya part favorit kalian di kolom komentar ya. 🌹 Terima kasih 🌹

Into the Worldverse : Worlds Gate OpeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang