Pukul 7 pagi aku terbangun dari tidur, aku berjalan ke luar kastil. Sejak kemarin aku tidak melihat ada Reia di sini, kemungkinan dia masih berpatroli untuk berjaga-jaga apabila masih ada musuh yang bersembunyi.
Aku meregangkan tubuhku lalu berjalan menuju kastil Siera untuk sarapan pagi, Julia juga tinggal di sana. Kemarin Siera mengatakan bahwa dia tidak keberatan dan akan senang apabila dia memiliki teman di bangunan tempat tinggalnya.
Ketika aku sampai, aku memasuki ruang makan dan di sana sudah ada Raskra yang sedang minum teh.
"Kau selalu datang awal ya," kataku sambil duduk di kursi.
"Begitulah.." balas Raskra.
Kemudian Julia keluar dari dapur sambil membawa makanan dan meletakkannya di atas meja, lalu Siera juga membawakan makanan. Julia mengatakan bahwa dia membantu Siera memasak, setelah itu kami berempat memakan sarapan.
Setelah selesai sarapan aku kembali ke lapangan tempat aku berlatih, aku meminta Raskra untuk melatihku lagi. Julia duduk di atas anak tangga teras bangunan bersama Siera untuk melihatku berlatih.
"Pertama-tama kau harus bisa mengeluarkan pedangmu," ujar Raskra.
"Pedang? Bukannya aku sudah bilang aku tidak memiliki sesuatu sepertu itu?" tanyaku heran.
"Kau memilikinya, saat kau tak terkendali kau menggenggam sebuah pedang lalu menyerangku," jawab Raskra.
Aku mencoba membuat sebuah pedang dengan kekuatanku tetapi aku tidak bisa melakukannya.
"Lihat.. cobalah cara seperti ini," kata Raskra sambil mengarahkan tangannya padaku lalu mengepalkan tangannya, setelah itu muncul pedang di tangannya kemudian dia membuatnya menghilang dan muncul lagi terus menerus.
Aku mencoba menirunya tetapi tetap tidak bisa, aku malah membuat kepalan tanganku menyala-nyala dengan petir saja.
"Mudahnya, bayangkan kau memiliki pedang lalu kumpulkan energimu di atas telapak tanganmu dan bentuklah menjadi sebuah pedang,"
Aku mencobanya sesuai arahannya, aku mengumpulkan energiku di atas telapak tangan kananku lalu aku mengepalkan tanganku.
Cssss... Czzzzzttt...
Aku terkejut aku berhasil membuat sebuah pedang dengan percikan petir menyala-nyala di seluruh bagiannya, Julia dan Siera pun tampak terkejut melihatku berhasil melakukannya. Kini aku menggenggam sebuah pedang di tanganku.
"Bagus, itu persis seperti pedang yang kau gunakan saat kau hilang kendali," kata Raskra.
"Bagaimana kau tahu cara mengoperasikan kekuatanku?" Tanyaku penasaran.
"Sebenarnya itu juga caraku mengeluarkan pedangku, kekuatan di dalam diriku memiliki sebilah pedang di dalamnya dan aku hanya perlu mengeluarkannya jika ingin menggunakannya. Sejak kau hilang kendali dan mengeluarkan pedang aku pun mengira bahwa kekuatanmu pun seperti itu, jadi aku berasumsi cara mengeluarkannya akan sama," jelasnya.
"Begitu ya," kataku sambil memandangi pedangku.
"Apa kau memiliki nama untuk pedang itu?"
"Entahlah, apa itu perlu?" kataku sambil menaikkan alisku.
"Yah kau tahu.. hanya untuk sebutan," jawabnya.
"Kurasa aku akan menyebutnya sebagai Lightning Blade," kataku sambil menatap pedangku.
"Begitu.. baiklah, kita mulai!" Raskra menghapiriku dan mulai menyerangku dengan pedangnya.
Latihan pun dimulai, aku dan Raskra saling menyerang satu sama lain. Gaya bertarung Raskra merupakan gaya bertarung yang sudah berpengalaman, gerakannya hebat. Tetapi aku tidak akan menyerah karena hal itu, aku terus berusaha mengimbanginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Worldverse : Worlds Gate Opening
خيال (فانتازيا)Seorang remaja bernama Evan mendapatkan kekuatan yang berasal dari dunia lain. Dengan kekuatan itu, Evan harus melindungi Bumi dari ancaman dunia lain yang tak terhitung jumlahnya. Demi tujuannya, Evan berpetualang memasuki dunia lain untuk menghen...