☆ ⬅️
"Bagaimana aku tahu jika kau akan baik-baik saja disana, Bella. Aku tidak mau tinggal disini!" Ben melipat kedua tangannya dengan wajah masam.
"Ayolah, Ben. Hanya enam bulan. Aku akan menemuimu setelah enam bulan lamanya. Kau tahu, aku tidak akan berhenti berkirim pesan dan makanan untukmu"
Bella sudah memasukan beberapa pakaiannya ke dalam koper. Setelah mengambil keputusan dengan menghubungi Doris, Bella langsung bergegas untuk bersiap-siap.
"Aku akan berhenti sekolah kita akan mencari pekerjaan bersama-sama. Aku tidak mau hanya kau yang bekerja"
"Lakukan setelah kau selesai sekolah, Ben."
"Tapi Bella, kenapa harus Las vegas. Tempat itu terlalu jauh. Aku tidak bisa menemuimu jika liburanku telah tiba"
"Kita akan melakukan panggilan video setiap hari. Aku janji padamu, Ben"
Benjamin terdiam. Tidak membalas ucapan kakaknya lagi. Bagaimanapun juga, wanita yang ada dihadapannya adalah Bella. Wanita keras kepala yang tidak akan merubah apapun setelah memutuskan sesuatu.
Melihat Benjamin terdiam. Bella menghela napasnya. Ia meletakan hanger dan pakaiannya ke kasur. Ia tahu, Benjamin begitu mengkhawatirkannya. Bella terpaksa melakukannya demi Benjamin. Tidak, lebih tepatnya demi mereka ke depannya.
"Dengarkan aku, Ben. Kau tahu, aku sangat mencintaimu. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia. Tinggalah disini saat kau merasa bosan di asramamu. Aku akan mengatakan pada Charlie untuk menjagamu. Dia orang yang baik..."
"Kau masih bisa mengatakan Charlie seorang wanita yang baik? Sedangkan setiap malam kau terganggu karenanya"
Bella lupa jika ia pernah mengatakan pada Benjamin jika Charlie begitu berisik saat malam hari. Tapi Bella tidak mengatakan dengan jelas jika suara berisik itu adalah desahan Charlie saat membawa teman prianya ke kamar. Bella harus berbicara pada Charlie nanti. Ia tidak mau adiknya mendengarkan rintihan-rintihan kotor dari mulut Charlie dan kekasihnya.
"Iya. Meskipun Charlie seperti itu. Dia adalah gadis yang baik. Ia selalu membantuku kapanpun aku butuhkan. Karena kau adikku, aku yakin Charlie juga akan membantumu dalam hal apapun seperti ia membantuku." ujar Bella penuh keyakinan.
Benjamin terdiam lagi. Ia tidak tahu harus mengatakan apalagi pada kakaknya, Bella.
"Kau akan mengunjungiku, bukan?"
Bella mengangguk dengan pipi mengembang. Ia tersenyum karena akhirnya Benjamin bisa mengerti.
"Tentu saja," kata Bella.
Bella kembali memasukan barang-barangnya ke koper.
"Aku akan menghubungimu sepanjang waktu. Kau tidak boleh membolos selama aku tidak ada, Ben"
"Baiklah"
"Jangan berbohong padaku, ya? Aku mengawasimu dari jauh. Apa kau mengerti?"
Benjamin mengangguk.
*
Bella telah menurunkan semua kopernya sambil menunggu taksi pesanannya tiba. Setelah taksinya tiba, Benjamin ikut membantu memasukan koper Bella ke dalam bagasi. Adik laki-lakinya benar-benar bisa di andalkan. Adiknya yang tertampan.
"Terimakasih, Ben" ujar Bella saat Benjamin membukakan pintu taksi untuk Bella. Wajah Benjamin terlihat murung.
"Hubungi aku jika kau sudah sampai disana," Benjamin menutup pintu taksinya.
"Kau tidak mau tersenyum untukku?" Kata Bella merayu.
Benjamin mendesah, lalu ia menunjukan gigi putihnya sambil mengacak rambut Bella, kakanya yang tercantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MA BELLE (END)
RomanceCERITA DEWASA Bella Weston terpaksa menjalani hari-harinya untuk bekerja pada pria buta dan lumpuh karena harus menggantikan tugas Doris, rekan kerjanya. Bella tidak pernah berpikir jika keputusannya untuk tinggal di rumah megah milik Arthur Fernand...