BAB 18

9.3K 856 89
                                    


Arthur memutar-mutar gelasnya. Secangkir teh yang baru saja dibuat Bella berhasil membuat tangannya menjadi hangat. Wanita itu kembali tertidur setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh dengannya. Arthur masih tidak mengerti kenapa masih ada wanita seperti Bella. Wanita itu mengatakan sangat lelah, akan tetapi ia masih bisa mengutamakan dirinya yang bahkan tidak bisa melakukan apapun untuk Bella.

Segala perhatian yang Bella berikan sejak mereka berangkat ke tempat bulan madu mereka, membuat Arthur merasa bersalah pada Bella. Pagi itu, dirinya mengatakan jika Arthur tidak melakukan apapun dengan Rosaline malam itu. Akan tetapi, apa yang dikatakan Arthur tidak sepenuhnya benar. Mengingat pertemuannya kembali dengan Rosaline membuat Arthur terlempar jauh pada saat malam pengantinnya bersama Bella.

Mencium aroma Rosaline yang saat itu sudah ada di ruangannya membuat Arthur cukup terkejut. Namun, ia mencoba tenang.

"Apa kau masih tidak mengerti juga?" kata Arthur tenang. Karena tahu Rosaline akan sedikit sulit untuk di ajak berkompromi saat itu, akhirnya Arthur memberikan waktu pada Rosaline. "Aku akan memberikanmu waktu satu menit, setelah itu kau bisa meninggalkan ruanganku, Rose" imbuhnya.

"Aku merindukanmu," pelukan Rosaline yang tiba-tiba membuat Arthur mencengkram kursi rodanya. Ia mengkhawatirkan sesuatu. "Hanya ini yang bisa aku lakukan agar bisa bertemu denganmu. Kau pasti akan mengusirku lagi jika aku meminta ijin untuk bertemu denganmu,"

Arthur bisa mendengar nada kesedihan yang keluar dari mulut Rosaline. Wanita ini memang benar, Arthur memang kerap membiarkan Rosaline dan tidak mengijinannya untuk bertemu dirinya. Alih-alih menganggap hubungannya dengan Rosaline benar-benar berakhir, rupanya tidak sepenuhnya membuat Arthur menjadi semakin tenang. Ia masih belum bisa sepenuhnya melupakan wanita bernama Rosaline.

Bagaimana tidak, Rosaline adalah segalanya untuk Arthur. Wanita itu pernah menjadi bagian diri dari Arthur. Rancangan pernikahan yang sempurna pernah Arthur buat untuk menjadikan wanita itu ratu di dalam hidupnya. Namun, semua hal yang terjadi diantara mereka, rupanya tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Sehingga Arthur memutuskannya secara seihak. Tanpa membiarkan Rosaline kesempatan untuk berbicara padanya.

"Rosaline..." Arthur menghela napasnya berat. Merasa apa yang dilakukannya kali ini tidaklah akan berguna untuk Rosaline.

"Aku tahu! Kau sedang bersandiwara didepanku. Berhentilah, aku akan memaafkanmu, Arthur..."

"Aku pikir kau sudah melihat pernikahanku hari ini, Rosaline..."

"Aku tahu! Aku tahu kau pasti sengaja melakukannya. Aku tahu kau sangat mencintaiku. Aku tahu kau melakukannya karena masih kesal padaku. Jadi akhiri semua ini Arthur. Aku berjanji padamu, aku berjanji akan melakukan yang terbaik untukmu jika kau mengakhiri semua ini. Bila perlu, aku akan berhenti dari pekerjaanku dan tetap berdiri di sampingmu sepanjang waktu seperti keinginanmu selama ini..."

Tentu saja, ucapan Rosaline adalah ucapan yang sangat diharapkan Arthur. Wanita itu terdengar sangat menyesal. Air matanya yang menetes di tangan Arthur membuat Arthur semakin tidak tega dengan apa yang dilakukannya pada Rosaline. Inilah yang Arthur harapkan—penyesalan Rosaline yang mendalam.

"Lepaskan aku, Rosaline"

"Tidak! Aku tidak mau!"

"Bella sedang menungguku,"

Benar saja, menyebut nama wanita lain di depan Rosaline adalah hal yang paling ampuh untuk membuat wanita itu melepaskan pelukannya dari Arthur.

"Bella? Kau bahkan menyebut nama wanita itu di depanku, Arthur..."

" Kenapa? Apa kau keberatan, Rose?"

"Kau tidak pernah menyebut wanita lain di depanku dulu,"

"Sekarang, segalanya telah berubah Rose..."

MA BELLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang