BAB 21

11.2K 922 128
                                    

Benjamin mendatangi tempat Ashley. Ia melihat Ashley tengan berpose dengan santai. Gadis itu memang senang berlenggak-lenggok dengan genit dan lucu. Sudah cukup lama, Benjamin membiarkan Ashley untuk mengacuhkannya.

Sekarang, dengan kedua bola matanya sendiri, Benjamin melihat Ashley berfoto mesra dengan lawan jenisnya. Yang Benjamin tahu, jika nama laki-laki itu adalah Tomasso. Orang yang selalu menyatakan cintanya pada Ashley. Bagaimana Benjamin tahu? Tentu saja mudah bagi Benjamin mengetahui segalanya tentang Ashley. Ashley yang begitu terbuka padanya membuat semua hal menjadi mudah untuk Benjamin. Satu hal yang Benjamin suka dari Ashey. Wanita itu tidak pandai berbohong pada Benjamin. Sekali Ashley berbohong, Benjamin akan langsung mengetahuinya.

Benjamin membuang putung rokoknya saat Ashley menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

"Sudah selesai?" tanya Benjamin.

Ashley memutar bola matanya malas saat melihat Benjamin. IA duduk di kursinya.

"Aku tidak menyuruhmu kemari..." kata Ashley.

"Aku hanya kebetulan lewat..."

Ashley melotot kesal. "Kau bisa langsung pergi jika kau hanya kebetulan lewat kemari..." ucap Ashley sinis, sekaligus jengkel.

Ashley mengelap matanya dengan kapas, sehingga make up yang menempel di wajahnya sampai tidak terlihat lagi. Ia memakai krim racikan dokter.

"Kau memakai krim? Untuk apa?" Tanya Benjamin penasaran.

"Untuk menghilangkan freakles di wajahku" jawab Ashley tenang. Ia menggigit bibirnya seraya memakai krimnya.

Lalu matanya melotot saat Benjamin melempar krim yang baru saja Ashley beli tiga hari yang lalu ke tempat sampah.

"Benjamin, apa yang kau pikirkan! Aku baru membelinya!"

"Kenapa harus kau hilangkan. Kau tidak tampak buruk sekalipun ada freakle di wajahmu..."

"Kau sedang merayuku!"

"Aku belum merayumu," Benjamin menghedikan bahunya santai. "Kau terlihat cukup manis dengan freakles di wajahmu, Ashley..."

Ashley memunggungi Benjamin. Ia tidak mau jika laki-laki itu melihat wajahnya yang sedang merona merah.

"Kenapa kau tidak pergi saja! Kau menggangguku, Ben" teriak Ashley dengan penekanan.

"Kau mau pergi?"

"Iya. Aku sudah mengatakannya padamu. Jika aku akan pergi berkencan dengan seseorang..."

"Siapa? Tomasso?"

"Kau tidak perlu tahu. Bukan urusanmu..."

"Kau yakin, bukan urusanku?" kata Ben sambil menahan kesal.

"Aku sangat yakin!" lalu Ashley menghela napasnya.

"kemana kau akan pergi?"

"Ku tidak perlu tahu..."

"Aku harus tahu, Ashley..."

Ashley memejamkan matanya setiap kali Benjamin menyebut namanya. Padahal laki-laki itu biasa memanggilnya monkey. Kenapa tidak saat Ashley mengejar Benjamin seperti orang gila. Laki-laki itu memang menyebalkan. Rasanya, Ashley ingin menendang bokong Benjamin!

"Ashley...aku sudah siap..." kedatangan Tommaso menghilangkan keheningan yang sempat terjadi antara Benjamin dan Ashley.

Gadis itu menoleh dan mendapati Tomasso yang sudah mengganti pakaiannya. Ada keraguan saat Ashley ingin meraih tangan Tomasso yang terulur padanya. Namun, akhirnya Ashley menerima uluran tangan Tomasso. Ia meraihnya tanpa ragu.

MA BELLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang