Maaf baru sempat updet🙏 sebenarnya sulit buat aku untuk melanjutkan menulis untuk saat ini karena sesuatu hal. Tapi karena aku sudah memulainya, aku harus bisa menyelesaikannya sampai akhir.
Sebelumnya aku mau mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Maaf kalau ada salah kata yang membuat kalian sakit hati. Semoga puasa kita dilancarkan sampai hari kemenangan ya ^^
**
Setelah obrolan Arthur dan Bella berakhir, mereka kembali ke apartemen. Bella tidak bicara sepatah katapun sesampainya mereka disana. Bella hanya melayani Arthur seperti biasa keesokan harinya. Merasa konyol dengan segala percakapan mereka beberapa waktu yang lalu, membuat Bella malas bertatap muka dengan pria itu.
Coba untuk mencintainya katanya? Apa pria itu tidak memiliki akal sehat sehingga meminta Bella melakukannya? Bagaimana bisa Bella melakukannya. Bella sama sekali tidak memiliki perasaan apapun pada Arthur. Mereka baru saja saling mengenal beberapa minggu lamanya. Dan secara mengejutkan Arthur menyatakan jika Bella adalah kekasih dan calon istri.
Oh! ini terlalu rumit untuk Bella. Lagipula, Bella cukup tahu diri jika niat Arthur hanya untuk membuat Rosaline berhenti mengejarnya. Bella tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Rosaline. Ia teringat dengan make up artis yang merias wajahnya, Bella sampai lupa namanya. Yang Bella ingat, Rosaline dan Arthur adalah pasangan paling serasi di sini. Rosaline adalah model tercantik di abad ini. Bisa dibayangkan, saat Bella mendengar pujian selangit seperti itu terhadap Rosaline, itu sudah bisa membuat Bella merasa sangat rendah dan buruk.
"Kau sedang berusaha menghindariku?"
"Untuk apa?" Tanya Bella kembali. Ia meremas roknya yang mungkin sudah kusut saat ini.
"Duduklah disampingku,"
"Tidak. Aku harus mengeringkan gaun yang kukenakan semalam,"
"Kau bisa meletakannya di depan apartemen, Bella. Seseorang akan mengambilnya setelah itu,"
Bella tidak bisa menolak.
"Baiklah..." ucap Bella pada akhirnya.
Beberapa menit sejak Bella meletakan gaun di depan apartemen. Bella tidak langsung ke kamar Arthur, wanita itu menunggu Arthur memanggilnya. Akan terasa canggung jika tiba-tiba Bella masuk ke dalam tanpa alasan apapun. Tapi teringat saat pria itu menyuruhnya duduk disampingnya membuat Bella mengurungkan niatnya untuk berdiam diri di luar. Bella akhirnya memutuskan untuk masuk.
"Apa anda mau makan sesuatu?"
"Aku ingin kau berhenti memanggilku seperti itu, Bella..." kata Arthur tenang. "Tidak ada Jaden di tempat ini, kau bisa dengan leluasa memanggil namaku dengan tenang..."
"tidak ada hubungannya dengan Jaden, Aku hanya menghormatimu. Aku bekerja untukmu. Dan aku..."
"Kekasihku..." Arthur memotong ucapan Bella dengan mengklaim Bella sebagai kekasihnya. Kau kekasihku saat ini, Bella. Kuharap kau mengingatnya..."
Bella berdecak. Tidak bisa membalas ucapan Arthur.
"Jaden adalah teman baikku dulu. Ia juga..."
"Cinta pertamamu,"
Bella menganga saat Arthur mengatakannya dengan jelas dan tepat. Bagaimana pria itu tahu segalanya!
"Apa anda mau mengatakan jika aku juga yang mengatakan hal ini saat aku mabuk?"
Arthur mengedikan bahunya.
"Kau tidak akan percaya," katanya santai.
Bella merengut. Menatap Arthur dengan wajah dongkol.
KAMU SEDANG MEMBACA
MA BELLE (END)
RomanceCERITA DEWASA Bella Weston terpaksa menjalani hari-harinya untuk bekerja pada pria buta dan lumpuh karena harus menggantikan tugas Doris, rekan kerjanya. Bella tidak pernah berpikir jika keputusannya untuk tinggal di rumah megah milik Arthur Fernand...