BAB 15

11.4K 770 93
                                    


"Apa kau sedang tersipu sekarang?"

"Tidak!" bantah Bella dengan wajah malu. Bella mengusap wajahnya sekarang. Berharap warna merah di wajahnya segera menghilang. 

"kemarilah,,," pinta Arthur.

Bella mendekat. Meraih tangan Arthur yang besar dan hangat.

"Tunggu, kita bisa..." ucapan Bella terpotong. Bella mencoba berontak saat Arthur menariknya. Memaksanya duduk di pangkuannya. Bukan hanya itu, pria itu mengalungkan  lengan  Bella ke leher Arthur. "Berbicara di dalam..." lanjut Bella.

"Kita bisa membicarakan segala hal dimana pun, Bella"

"Tapi tidak di pangkuanmu seperti ini, Arthur. Tidakkah kau melihat semua orang akan memandang kita terlalu berlebihan..."

"Siapa peduli, Bella"

"Tapi, Arthur..."

"Apa kau takut jika cinta pertamamu melihatmu duduk di pangkuanku?"

"Apa maksudmu?"

Apa Arthur sedang membahas Jaden saat ini? Mengingat pria itu bertemu dengan Jaden tepat sebelum acara pesta berlangsung.

"Apa kau masih memiliki perasaan untuknya?" tanya Arthur tenang.

"Tidak. Aku tidak memiliki perasaan apapun padanya..."

"Tunjukan padaku, Bella..."

"Apa yang sedang kau bicarakan?" Bella mengerutkan alisnya tak mengerti.

"Kau mengerti apa maksudku, Bella..."

"Aku tidak mengerti..."

"Biar kuberi tahu..." Arthur menyelipkan rambut Bella ke belakang telinga dengan pelan. Bibirnya mendekat dan berbisik pada Bella. "Cium aku, Bella..."

Bella membulatkan matanya sempurna saat Arthur membuat permintaan yang menurutnya begitu mendadak. Ciuman saat pernikahan tadi saja sudah membuat Bella cukup terkejut, sekarang ia harus melakukannya lagi? Tidak! Bella harus melakukannya seorang diri?

"Apa ini sebuah perintah?" bisik Bella.  Ia tidak melihat Rosaline di sekitarnya. Namun, ia memang melihat Jaden di sekitarnya. Menatapnya dengan tatapan sendu.

Bella tidak tahu, ini bukan kali pertamanya pria itu bersikap seperti ini. Dan Bella, merasa ragu untuk melakukannya di depan pria yang telah disebutnya sebagai cinta pertamanya.

"Aku tidak bisa..."

"Lakukan Bella..." ucap Arthur dengan nada penuh penekanan. "Atau kuanggap kau masih memiliki perasaan pada Jaden?"

"Tidak! Aku tidak pernah mengatakan seperti itu."

"Lalu?"

"Aku hanya belum terbiasa,"

"Bukankah sudah sering kukatakan, Bella. Biasakanlah melakukan segal hal bersamaku."

"Tetap saja, tidak semudah itu"

Bella menatap Jaden dari kejauhan. Pria itu sama seperti dirinya. Mereka saling menatap tanpa suara. Seolah arti tatapan mereka cukup dalam maknanya ketimbang sebuah percakapan yang tidak berguna seperti sebelum-sebelumnya.

"Turunlah..." ujar Arthur dingin.

"Kenapa? Kau akan pergi?"

"Aku akan menemui Jaden dan mengatakan jika istriku masih sangat mencintainya dan ia bisa mengambilnya..."

"Arthur!" Bella mencengkram tuxedo Arthur. Menatapnya dengan  perasaan kesal dan kecewa. "Kau sangat menyebalkan,"

Bella menarik kepala Arthur  mengecup bibir pria itu dengan lembut dan kaku. Bella memang tidak pandai dalam hal seperti ini  tapi jika ia mengingat apa yang dilakukan Arthur saat pernikahannya pagi tadi, Bella jadi bisa sedikit belajar dan mempraktekannya langsung.

MA BELLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang