☆⬅️**
Hingga akhirnya, Bella memilih meninggalkan Arthur, Jaden dan wanita bernama Rosaline setelah ia berhasil mendorong dada pria itu dengan keras.
Bella berlari keluar. Membiarkan kekesalannya mereda. Iya, Bella kesal karena Arthur memasukan dirinya ke dalam masalah yang tidak ia ketahui sedikit pun. Menjadikannya sebuah umpan agar Rosaline merasa cemburu dan kesal.
Bella membuang napasnya kasar.
"Ya, Tuhan. Seharusnya aku tidak berlari meninggalkan Arthur fernandez. Apa yang sedang aku pikirkan..."
Bella mondar-mandir memikirkan cara agar ia bisa kembali ke dalam tanpa menunjukan kekesalannya pada Arthur.
"Baiklah. Tenang Bella, kau bisa melakukannya..." Bella menarik napasnya dalam dan mengeluarkannya perlahan. "Semua akan baik-baik saja. Kau hanya perlu mengatakan ada Arthur fernandez jika kau cukup terkejut dengan gerakannya yang tiba-tiba itu. Yah, kau pasti bisa, Bella..."Bella menenangkan dirinya sendiri.
Setelah cukup membuat napas dan emosinya mereda, Bella merapaikan rok dan penampilannya. Ia menarik bibirnya, mencoba tersenyum seperti biasanya. Bella memutuskan untuk kembali ke dalam. Dimana Arthur dan Jaden ada disana.
Omong-omong soal Jaden, sebenenarnya Bella cukup terkejut saat melihat pria itu berada disana. Bagaimana tidak, Bella tidak melihat satupun foto keluarga di rumah ini yang menunjukan adanya keberadaan Jaden di keluarga Fernandez. Dan tiba-tiba pria itu muncul dengan mengatakan jika Arthur adalah kakak Jaden.
Bella mengenal Jaden cukup lama, tapi ia tidak pernah tahu-menahu tentang keluarga pria itu. Bella hanya tahu, jika Jaden adalah pria dari kalangan orang berada. Mengingat bagaimana Jaden mengganti mobilnya setiap kali pria itu memaksa Bella mengantar dan menjemputnya bekerja. Bahkan, pria itu dengan mudahnya masuk ke tempat kerjanya dengan alasan ingin melihat Bella sepanjang waktu.
"Maafkan aku, aku berlari tanpa alasan," Bella menunduk tanpa menatap Arthur.
Bella menegakan tubuhnya lagi, ia tidak melihat siapapun disana selain Arthur. Serpertinya Jaden dan wanita bernama Rosaline sudah pergi.
Arthur diam. Ia hanya duduk di atas kursi rodanya dengan memangku kedua tangannya tenang.
Apa pria itu tersinggung dengan sikapnya? pikir Bella.
"Aku akan mengganti pakaian anda," Bella mendekat dan memulai melepaskan pakaian Arthur setelah memilihkan pakaian yang cocok di kenakan pria itu hari ini. "Doris mengatakan padaku, jika anda akan pergi ke panti asuhan setelah dokter Serena datang untuk memeriksa anda..."
Bella mengganti pakaian dan memakaikan sepatu mengkilat pada Arthur. Setelah selesai, Bella meninggalkan Arthur untuk mengambil ponsel dan sedikit uang yang ia masukan ke dalam saku seragamnya. Bella tidak membutuhkan tas sama sekali, ia juga tidak perlu mengganti pakaiannya, karena Bella hanya seorang pelayang yang melayani tuannya yang sedikit dingin dan seenaknya.
Bella menarik napasnya, mencoba melupakan kejadian tadi dengan perasaan dongkol.
*
"Bella, kita harus bicara..."
Jaden menghampiri Bella saat Bella berniat masuk ke dalam mobil bersama Arthur. Bella pikir pria itu sudah pergi, rupanya pria itu masih ada disini. Ah, kenapa Bella berpikiran seperti itu jika Arthur adalah kakak Jaden.
Bella menoleh sebentar ke arah mobil, melihat Arthur yang nampaknya menutup matanya dengan bersandar di jok mobil.
"Tuan, kita akan bicara lain waktu. Aku harus pergi menemani tuan Arthur ke panti asuhan..." jawab Bella sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MA BELLE (END)
RomanceCERITA DEWASA Bella Weston terpaksa menjalani hari-harinya untuk bekerja pada pria buta dan lumpuh karena harus menggantikan tugas Doris, rekan kerjanya. Bella tidak pernah berpikir jika keputusannya untuk tinggal di rumah megah milik Arthur Fernand...