Untuk menyingkirkan rasa penasarannya, akhirnya Bella memutuskan untuk menyusul Arthur. Bella setengah berlari karena ia khawatir jika terjadi sesuatu pada Arthur. Bagaimana pun juga, Arthur adalah orang yang memerlukan perhatian khusus. Apalagi, saat ini Bella telah menjadi istri Arthur. Sulit bagi Bella untuk membiarkan Arthur begitu saja.
Tepat saat Bella berniat membuka pintu kamarnya. Kamar Arthur terbuka.
Bella mematung, bersamaan dengan keluarnya Rosaline dari balik pintu sambil merapikan gaunnya. Begitu pula dengan Arthur yang duduk di kursi rodanya dengan kancing yang sedikit terlepas.
Situasi macam apa ini? Pikir Bella.
"Apa aku mengganggu?" Bella ingin memukul kepalanya sendiri karena pertanyaan bodohnya. "Ah, sudah pasti aku mengganggu. Aku bisa kembali setelah kalian selesai bicara,"
"Kami sudah selesai, Bella" ucapan Arthur membatalkan langkah Bella yang berniat menjauh dari mereka berdua.
Arthur mendorong kursi rodanya keluar dari kamar. Sedangkan Rosaline pergi meninggalkan Arthur dan Bella tanpa berpamitan lebih dahulu.
"Kenapa kau kemari, Bella? Aku sudah mengatakan akan segera kembali,"
"Kalau begitu aku akan kembali kesana"
Tanpa disadari nada bicara Bella berubah menjadi ketus. Menyadari itu, Bella mengepalkan tangannya. Ia menarik napas dan mebuangnya pelan. Berharap apa yang dilakukannya bisa mengembalikan kesadaran akan sikap Bella yang tidak tahu dari mana berasal.
"Apa kau tidak berencana membantu suamimu berjalan ke tempat yang sama denganmu?"
Suami? Benarkan Arthur telah menjadi suaminya? Sebenarnya sebutan seperti itu terus terngiang di kepala Bella sejak tadi. Apalagi disaat ia memergoki Rosaline dan Arthur berada di ruangan yang sama, di kamarnya. Di kamar yang seharusnya hanya milik Arthur dan Bella.
Sebenarnya apa yang sedang Bella pikirkan. Kenapa ia menjadi serakah seperti ini? Ini tidak seperti Bella. Bella pasti hanya terbawa suasana, sehingga ia benar-benar merasa jika apa yang terjadi saat ini adalah sebuah kenyataan.
"Ya, kita bisa kesana bersama," kata Bella dingin, namun mencoba tenang.
Bella mendorong kursi roda Arthur dengan pelan menuju keluar. Mereka menyapa beberapa tamu yang tadi sempat mendiamkan Bella. Tidak ada satupun yang menyapa Bella jika tidak ada Arthur di sampingnya. Dan sekarang, hampir semua orang menyapa Bella. Seolah-olah mereka sedang berusaha dekat dengan istri dari Arthur fernandez.
Sepanjang acara berlangsung, Bella berubah diam. Wanita itu tiba-tiba murung. Ia tidak tahu alasan yang tepat sehingga dirinya berubah seperti ini.
Berbeda dengan Arthur, pria itu terus menggenggam tangannya. Seolah-olah Bella begitu berarti dan satu-satunya milik Arthur.
"Apa Arthur menyakitimu?" seorang anak kecil terlihat menarik gaun Bella, Charlie. Menyadarkan Bella dari perasaan tidak nyamannya sejak tadi. Rupanya, Charlie, Sam dan Alex berada disana, menyapa Bella.
"Kau terlihat murung, Bella" tanya Alex.
Bella tersenyum. Wanita itu menunduk untuk mengimbangi tinggi mereka.
"Jadi kau tahu namaku?" Tanya Bella mengusap rambut ketiganya.
"Arthur memberitahu kami semua." tunjuk Sam pada Arthur. Anak lai-laki itu melihat Arthur masih menggenggam tangan Bella. "Arthur, Bella ada di sampingmu. Kenapa kau terus menggenggamnya?"
"Apa kau takut Bella akan pergi?" ledek Charlie.
Seketika itu juga, Arthur melepaskan genggaman tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MA BELLE (END)
RomanceCERITA DEWASA Bella Weston terpaksa menjalani hari-harinya untuk bekerja pada pria buta dan lumpuh karena harus menggantikan tugas Doris, rekan kerjanya. Bella tidak pernah berpikir jika keputusannya untuk tinggal di rumah megah milik Arthur Fernand...