BAB 7

15.8K 999 67
                                    

☆⬅️

*

Setelah kunjungan ke panti asuhan berakhir. Bella mengantar Arthur ke sebuah rumah sakit penderita kanker. Dimana ada banyak anak-anak yang terlihat begitu lemah dan tak berdaya berbaring disana. Arthur meminta Bella menunggunya di luar, dan tidak mengijinkannya masuk selama dirinya berbicara dengan beberapa anak disana.

Bella berdiri di depan pintu, menunggu Arthur dengan sabar. Karena ia begitu penasaran dengan apa yang di lakukan Arthur di dalam sana, Bella mencoba mengintip. Mengingat saat di panti asuhan pun Bella juga dilarang oleh Arthur untuk melihat dirinya berkunjung ke dalam.

"Mau sampai kapan kalian mengusap janggutku, huh?" Arthur melipat tangannya di dada saat menikmati perlakuan tiga anak di ruangannya.

"Anda sudah berjanji akan mengabulkan permintaan kami bukan?"

Arthur menggeram saat mengingat ketika mengatakan janjinya untuk menepati permintaan ketiga anak yang sudah sangat lama berada di rumah sakit ini. Bulan kemarin, ia tidak datang. Dan jika Arthur tidak menepati janjinya untuk datang setiap bulan kemari, ia akan mengabulkan permintaan apapun yang mereka inginkan. Dan sekarang mereka menagihnya. Dan meminta Arthur untuk diam. Karena mereka bertiga ingin mengusap pipi Arthur dan duduk di pangkuannya.

Carly, Sam, dan Alex adalah tiga anak yang begitu diperhatikan oleh Arthur. Mereka begitu kecil untuk menerima sebuah hukuman dari Tuhan. Dan Arthur tidak menyukainya. Arthur pikir, seharusnya orang seperti Arthur lah yang mendapatkan hukuman berat. Ia pikir setelah kecelakaan terjadi, Arthur akan mati. Tapi sepertinya, Tuhan tidak puas dengan membuat Arthur hancur. Sehingga Tuhan membangunkan Arthur dan membuatnya semakin menderita.

Tapi rupanya, ada yang lebih menderita dari Arthur. Mereka adalah anak-anak yang tidak berdosa dan begitu polos yang menerima kenyataan jika mereka tidak bisa menjalani hari-hari seperti kenyanyakan anak-anak di luaran sana. Lalu Arthur berpikir, mungkin inilah alasan Tuhan membuatnya hidup kembali. Ia meminta Arthur untuk menebus segala kesalahannya dengan dipertemukannya Arthur dengan orang-orang yang lemah, sama sepertinya.

Bagi Arthur, hidup ini begitu lucu. Ia dipermainkan oleh takdir dan sekarang ia harus hadir diantara orang-orang yang tidak berdaya sepertinya, menguatkannya dan membuatnya tersenyum. Padahal Arthur sendiri, sudah lupa bagaimana caranya menghibur diri sendiri dan tersenyum.

"Aku akan membiarkannya selama sepuluh detik. Setelah itu kalian harus cepat turun dari pangkuanku..."

"Kau sangat harum. Aku sangat menyukai parfummu..." Sam mengendus kemeja Arthur polos.

"Apa kau mau parfum sepertiku?"

"Aku juga. Apa kau sedang berkencan dengan seorang gadis?" tanya Carly menggoda.

"Kau terlalu kecil untuk menanyakan hal seperti itu, Carly." ujar Arthur. "Tidak ada gadis yang akan terpikat dengan pria buta dan pincang sepertiku..."

"Apa ada yang menghinamu? Katakan padaku, aku akan memarahinya..." Alex, anak laki-laki bermata biru nampak kesal dengan ucapan Arthur. Baginya Arthur adalah yang terbaik, tidak ada pria terbaik di dunia ini selain Arthur. Meski terkadang pria itu terlihat kejam dan menyebalkan, tapi Alex sangat menyukainya.

Arthur mengusap kepala Alex dengan senyum di bibirnya.

"Siapa yang akan berani menghinaku, Alex. Kau lupa siapa aku?"

"Ya!" Sam, Carly dan Alex menjawab bersama. "Kau adalah Arthur Fernandez! Pria paling mempesona dan kaya raya di muka bumi ini..."

Arthur tertawa kecil mendengar jawaban polos dari tiga anak di hadapannya.

MA BELLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang