00.00

9.8K 1.4K 118
                                    

Detik waktu akan terus berjalan. Setiap detik yang terlewati mengalir begitu saja. Tak terasa.

Detik ganti menit, menit jadi jam, jam jadi hari, hari jadi minggu, minggu jadi bulan. Benar-benar tak mau menunggu mereka siap atau tidak hari esok selalu datang.

Tak terasa bahwa empat peranakan Wirasaksena itu sudah satu tahun bersama. Tinggal dan berbagi apa yang mereka punya.

Jangan dilihat waktu yang dihabiskan. Tapi lihat apa hasil dari proses yang dijalani.

"Pak ketu sibuk amat ??"

Chandra yang baru saja melangkah ke arah pintu utama dengan terburu-buru menoleh. Mendelik pada Juna yang dengan santai menyuap sereal.

"Gak usah mancing! Gue buru-buru nih"
Juna mengangkat bahu.

"Siapa yang mancing ?? Cuman mau berbasa-basi tuh"

Selanjutnya Chandra berdecih. Merebut satu tangkup roti dengan selai kacang disana.

"Rotinya gue ambil. Duluan"

Juna tak mengatakan apa-apa hanya memandang punggung Chandra yang mulai hilang di balik pintu. Tak tau saja kalau Juna memang sengaja membuatkan roti itu untuknya.

Yah waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin Chandra mendaftar sebagai anggota UKM Teater. Tapi lihat sekarang dia bahkan sudah menjadi ketuanya. Menggantikan sang kakak.

Belum juga sereal miliknya habis perhatiannya kembali dialihkan pada sosok yang sama-sama terburu melangkah. Di tangannya almamater kebanggaan tertenteng.

Tasnya hanya disampirkan disebelah bahu.

"Jun gue berangkat ya. Ada rapat"

Juna mengangguk saja. Mengangsurkan piring dengan satu buah roti diatasnya.

"Walaupun buru-buru sarapan dulu bocah. Masuk rumah sakit lagi kapok Lo"

Nathan yang menerima perlakuan itu hanya mendengus. Mengingat kembali seminggu kebelakang dia masuk rumah sakit karena kelelahan. Mengurus BEM dan kuliah disaat yang bersamaan.

Iya. Sekarang Nathan sudah banyak berubah. Sedikit demi sedikit dia merubah diri. Dia yang dulunya enggan berorganisasi sekarang begitu aktif. Dia bahkan menjadi BEM. Bayangkan betapa sibuknya dia.

"Iya Juna sayang. Gue berangkat ya"

Kali ini Juna mengangguk saja. Membiarkan Nathan berlalu dari hadapannya.

"Jun, Nana udah berangkat ??"

Juna menoleh pada Zayn yang masih mengenakan kaos juga celana pendek.

"Barusan tuh. Kenapa ??"

"Ini stekostopnya ketinggalan tuh bocah"

"Yaudah sih nanti kasi aja. Kuliah kan Lo ??"

"Iya rada siangan. Tapi nih gue ada kumpul ama anak-anak Hima"

Zayn tersenyum, menggaruk tengkuknya yang bahkan tidak gatal.

"Gue titip di Lo boleh gak ??"

Raut wajah Juna berubah datar tapi tak lama menyaut stetoskop di tangan Zayn.

"Yaudah sana"

"Oi makasi Jun"

Juna mendengus. Menatap pada rumahnya yang kosong dan lenggang.

"Ckck kayaknya cuman gue yang nolep"

🥀🥀🥀

Sebagai seorang mahasiswa aktif yang benar-benar aktif mereka jarang sekali bisa setidaknya menghabiskan waktu bersama tanpa ada rancangan proposal diantara mereka.

Wirasaksena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang