Wirasaksena -16-

10.4K 1.5K 100
                                    

Semua orang punya seseorang yang jadi tempat mengadu entah itu ayah ibu atau pun saudara. Zayn juga punya. Nathaniel namanya.

Cerewet sekali kalau ingin menasihati orang. Lembut sekali saat melihatnya terluka. Dan kuat sekali saat dia butuh sandaran. Bagi Zayn hanya Nathan yang dia punya. Hanya Nathan yang bisa mengerti keinginan-keinginan kecilnya.

"Na kita mau kemana ??"

"Ada deh" jawab Nathan sambil terus fokus pada jalanan di hadapannya.

Zayn mendelik, beberapa saat yang lalu Nathan dengan tidak terduganya datang menghampirinya. Dengan senyum serupa boneka kelinci dia mengacungkan kunci mobil mengajak 'midnight road' katanya. Padahal jelas-jelas ini masih jam 10 malam.

Tapi Zayn hanya mengikuti kemana Nathan membawanya pergi dengan mobil barunya. Tunggu dulu, Zayn baru menyadari sesuatu.

"Na mobilnya kapan datang ??"

"Tadi sore. Dan No, Lo harusnya bangga karena Lo adalah manusia pertama yang gue ajak naik Lambe"

"Lambe ??"

"Nama mobil ini"

Zayn tertawa, mengusak rambut Nathan dengan gemas. Sudah Zayn bilang kan Nathan selalu punya kejutan didalam dirinya yang tak pernah dia duga. Seperti menamakan mobil Lamborghininya dengan nama 'Lambe'. Sungguh impresif.

"Tau dari mana gue ada disana ??"

"Insting ??"

Zayn mendengus sedikit menoyor pelan kepala adiknya. Takut juga sih kalau terlalu keras nanti bisa celaka. Mereka kan tengah berkendara. Ya walaupun jalanan lengang bak kota mati tanpa penghuni.

"Serius ini kita mau kemana ??"

"Rahasia. Pokoknya Lo gak bakal nyesel gue ajak midnight road"

"Midnight road apaan baru jam 10 ini mah masih sore"

Nathan memutar mata malas. Ingin menjambak rambut Zayn rasanya.

"Nanti kalau kemaleman malah jadi pagi sampai sananya dodol. Udah diem ikut aja"

Zayn mengangguk kemudian menghadap jendela mobil, membukanya dan membiarkan angin malam menghantam tangannya yang sengaja dia julurkan.

Selama bersama Nathan sepertinya Zayn juga tak keberatan terasingkan di pulau kecil. Nathan akan menjaganya dengan baik.

🥀🥀🥀

Nyaris satu setengah jam dengan kecepatan sedang mereka habiskan di jalanan sebelum akhirnya bisa sampai tujuan. Bukit bintang Nathan menyebutnya.

Zayn  turun lebih dulu dari Nathan. Dia berdecak pelan, terkagum dengan pemandangan di depannya. Nyala lampu kota di bawah kemudian tampak menyatu dengan beribu bintang di atasnya. Menakjubkan.

Kendati tempatnya berdiri kini gelap gulita tapi euforianya benar-benar terasa. Semakin menambah terang pemandangan.

Sebuah kaleng minuman soda kemudian terulur di hadapannya. Membuatnya tersenyum dan mengambil minuman itu dari tangan Nathan.

"Dari pada minum alkohol mending ini. Rasanya rada-rada sama kok. Percaya deh sama gue"

Zayn terkekeh sambil membuka tutup kaleng itu dengan mudah.

"Tau deh yang pernah nyoba haha"

Nathan bercebik, memukul pelan bahu Zayn.

"Soda jauh lebih enak, seriusan" katanya dengan dua jari teracung.

Wirasaksena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang