Arjuna Dinata

28.1K 2.8K 409
                                    

Arjuna itu anaknya sedikit ansos sebenarnya.

Jadi saat ada yang bertanya tentang dirinya, dia hanya akan menunjukkan nama 'Dinata' dan semua akan paham siapa dirinya.

Terlahir dari keluarga berpengaruh itu berat bagi Juna. Apalagi akhir-akhir ini nama sang ayah sedang melejit tinggi. Tapi karena hari ini Juna agak senggang, dia akan bercerita.

Arjuna lahir sebagai sulung keluarga Dinata pada tanggal 23 Maret 2000, 20 tahun yang lalu.

Ibunya, Windari Wirasaksena merupakan bungsu keluarga Wirasaksena. Putri satu-satunya. Dijaga bak patung porselen yang rapuh oleh keluarganya.

Ayahnya sendiri, Cahyo Dinata merupakan putra tunggal keluarga Dinata. Sebagai putra satu-satunya keluarga Dinata, Cahyo tidak semudah itu mendapatkan Winda-nama panggilan Windari.

Dia harus menghadapi keluarga besar Wirasaksena yang dengan lantang menyerukan ketidak setujuan mereka atas hubungan Cahyo dan Winda. Tapi ya namanya juga jodoh, pada akhirnya kakek menyetujui keduanya menikah setelah melihat Cahyo yang rela membeli dua hotel sekaligus sebagai mas kawin untuk Winda.

Iya. Anggap kakek adalah seorang yang suka menilai seseorang dari harta. Yang pasti dia hanya tak ingin putri kesayangannya yang selalu bermandikan susu harus mandi dari air keruh. Dia tak mau putrinya menderita.

Setelah menikah dengan Cahyo, Winda langsung diboyong ke China. Karena saat itu perusahaan Cahyo di China sedang mengalami masalah.

Lalu kembali lagi ke Indonesia saat usia Juna sudah 7 tahun.

🥀🥀🥀

Lalu Juna juga ingin berbagi rahasia kecil. Dia suka sekali dengan darah.

Dia suka warnanya yang benar-benar pas. Sangat cocok untuk warna bunga yang dia lukis.

Dia juga suka teksturnya. Bagaimana rasa lengket ditangannya saat dia menyentuh atau menggosokkannya diantara dua jari. Teksturnya bahkan lebih mudah diaplikasikan dari cat pastel yang dia beli seharga satu motor matic itu.

Dia juga sangat sangat suka bagaimana aroma berkarat yang menjadi candunya.

Tapi sayangnya Juna tidak suka rasa darah. Dia pernah mencobanya ngomong-ngomong.

Oh haruskah Juna menceritakan ini ??

Jadi semua ini berawal saat Juna usia lima. Winda tengah mengandung anak kedua.

Saat itu kebetulan Cahyo tidak dirumah, hanya ada Juna dan Winda.

Usia kandungan Winda sendiri baru 4 bulan. Masih sangat rentan. Karena itu saat dia terpeleset di kamar mandi darah langsung keluar dari daerah kemaluannya.

Juna yang melihat tertegun. Mendekati ibunya.

"Ambilkan telfon sayang" ibunya masih bisa menyuruhnya kendati bibirnya sudah Winda gigit untuk menahan sakit.

Juna dengan patuh menurut. Mengambilkan ibunya ponsel kemudian dia berjongkok dihadapan ibunya. Mengamati cairan merah yang menghiasi kaki juga lantai putih kamar mandi.

Kemudian Juna kecil menyentuh warna cantik itu, teksturnya pas sekali. Dia kemudian menyeringai. Ternyata selain cantik ibunya juga bisa menghasilkan cat yang bagus.

"Mama aku ambil ini sebagai cat boleh ??"

Winda terkejut sekali saat itu. Akhirnya diusianya yang masih 5 tahun. Cahyo dan Winda sepakat membawa Juna kecil ke dokter jiwa.

Juna masih ingat betul, saat itu dia masuk ruangan dengan satu orang dewasa memutar pensil dihadapannya. Menanyakan pertanyaan menyebalkan. Kemudian melarangnya menyentuh benda tajam. Juna tidak mengerti dan tidak mau peduli juga. Jadi dia hanya mengikuti semua yang dikatakan orang itu.

Wirasaksena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang