Wirasaksena -15-

10.4K 1.6K 173
                                    

Nathan tidak bisa menahan diri untuk tidak berdecak kagum, sesaat setelah dia pulang ke rumah dan mendapati mobil putih mengkilap didepan rumahnya. Sebenarnya dia ingin protes karena mobilnya tidak warna merah. Tapi urung saat dia terpesona bahkan dari saat pertama kali dia melihatnya.

"Wah level kakak memang berbeda ya"

Nathan bahkan hampir menutup mulutnya saat mengelilingi mobil itu. Melihat body mulus yang mobil ini punya.

Nathan rasanya benar-benar ingin pulang lalu memeluk kakaknya seharian. Alih-alih membelikannya mobil Ferarri seperti Juna, Jeff malah membelikannya mobil Lamborghini Aventador. Harganya bahkan dua kali lipat dari Ferarri yang dibelikan Juna.

"Ini gila"

Lagi-lagi dia berdecak. Dulu sekali Nathan pernah bilang bahwa mobil impiannya adalah Lamborghini.

Nathan kira Jeff sudah melupakannya atau bahkan mungkin tak memperdulikannya. Tapi lihat sekarang, Jeff mewujudkan apa yang dia mau. Lebih malah. Padahal sepertinya dulu dia mengucapkannya hanya main-main saja.

"Huhu sayang kakak"

Dia kemudian seperti seseorang yang tak pernah melihat mobil mengeluarkan ponselnya dan memotret mobil itu berulang kali.

"Kenapa bagus sekali ya ampun"

Nathan harus memamerkan ini pada saudaranya yang lain. Tidak mau tau.

"Guys!!"

Sepi.

"Kemana semua orang ??"

"Juna ?? Chandra ??"

Dia mengernyit saat tidak ada jawaban yang dia dapatkan. Kemudian dia edarkan pandangannya dan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam.

"Tumben" katanya tapi tak acuh kemudian.

Dengan langkah tergesa dia menaiki tangga menuju kamar Zayn. Dia ingin pamer, ingat ?

"No ??"

"Jeno ??"

Dia kemudian melongokkan kepala. Mengernyit saat tak ada tanda-tanda Zayn didalamnya.

"Zayn kemana ??"

Nathan tersentak sendiri saat pikirannya mengarah pada satu hal.

"Jangan bilang ke club ???!!"

🥀🥀🥀


Chandra dan Juna datang bersamaan setelah menghabiskan makan malam bersama disertai dengan perdebatan konyol tentang apa saja yang telah dilakukan Juna hari ini. Tentang bagaimana Juna dengan beraninya menimpuk kepala seniornya.

"Sumpah Jun berani banget sih Lo haha nanti kalau dia kroyok Lo gimana coba"

Juna melirik Chandra sangsi.

"Emang dia berani ?? Gue sih gak takut ya terserah mau kroyok atau apapun"

Chandra berdecak kagum, sungguh Juna adalah orang paling keren sejagat raya jika sudah seperti ini. Bagaimana dia berani juga tampak tak peduli dengan sekitarnya asal dia baik-baik saja. Benar-benar mengagumkan.

Dan tolong rahasiakan ini karena Juna akan sangat besar kepala jika tau Chandra baru saja memujinya.

"Wah kalian habis darimana ??"

Nathan tiba-tiba datang dari arah dapur dengan segelas air putih ditangan.

"Makan" jawab keduanya kompak. Membuat bibir tipis Nathan tercebik.

"Kalian tega banget sih nggak ngajak gue. Harusnya kan—"

"Nih"

Sebelum Nathan memulai sesi mengomelnya Chandra lebih dulu mengulurkan paperbag sedang.

Wirasaksena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang