Nathan mendengus saat mendapati Jeff berdiri menjulang tepat di gerbang fakultasnya.
"Mau ngapain ??" Ucapnya sesaat setelah dia berdiri didepan kakaknya.
"Tau deh yang pulangnya gak ke rumah sekarang"
Jeff mencibir kemudian membuka pintu belakang mobilnya.
"Titipan Mama katanya jangan lupa makan" sambil mengangsurkan papper bag ditangan Jeff meneliti tubuh adiknya.
"Kamu baik ??"
Nathan mendongak menatap Jeff.
"Iya" ucapnya.
"Sesek gak kalau malam ??"
Nathan berdiri gelisah seolah memberitahu Jeff jawaban pertanyaannya. Dia sering sesak itu jawabannya.
"Pulang aja ya ??"
Nathan mendengus menatap tidak suka pada Jeff.
"Gak mau. Kakak ihh! Pulang sana!"
Jeff dengan gemas menjitak kepala adiknya pelan.
"Serius Na. Kalau sering sesak pulang aja. Ya ??"
Nathan bergerak gelisah menatap kakinya yang berbalut sepatu mahal.
"Gak mau. K-kasian yang lain kalau aku pulang"
Kini Jeff yang mendengus.
"Terserahlah kakak udah gak paham lagi sama kalian berempat" ucapnya sambil membuang muka. Tidak mau menatap adiknya yang masih menunduk.
"Maaf"
Jeff memejamkan mata sesaat kemudian menarik adiknya pelan. Menangkup wajahnya agar menatap padanya.
"Kamu udah janji loh ke kakak kalau kamu akan baik-baik saja sebelum ngizinin kamu pindah rumah"
Nathan mengangguk pelan.
"Makanya kalau memang kamu sudah tidak kuat pulang saja ya ?? Kakak khawatir"
Nathan mendesah pelan. Tidak berani mengiyakan atau pun menolak Jeff.
"Kamu pasti tau kan batas kamu ??"
🥀🥀🥀
Chandra itu sebenarnya anak yang percaya diri. Sungguh.
Dia benar-benar suka hal-hal yang mampu membuat dirinya sebagai pusatnya. Tapi kadang kala juga dirinya merasa begitu kecil hingga ingin tak nampak saja di mata orang lain.
Terasa seperti memiliki dua kepribadian. Satu ingin jadi pusat perhatian, satunya lagi ingin dia diam dan sembunyi dari pandangan orang lain.
Tapi Chandra sudah belajar banyak hal. Jadi alih-alih sembunyi dia memilih menjadi pusat perhatian.
Dia dengan percaya diri mengikuti UKM teater. Melatih kepercayaan diri alihnya.
"Jadi kumpul sekarang ??"
Felix, teman satu kelasnya berdiri menjulang dihadapannya.
"Jadi dong. Ayo"
Kemudian keduanya berjalan beriringan menuju aula yang beralih fungsi sebagai tempat perkumpulan mereka.
Wah banyak orang. Dan dia tiba-tiba menjadi ragu. Langkahnya terhenti tepat didepan pintu membuat Felix yang disebelahnya mengernyit.
"Kenapa ?? Ayo"
Tangannya ditarik. Nafasnya tertahan. Jantungnya berdegup kencang.
Menarik nafas pelan dia mengikuti langkah Felix. Duduk disekitar anggota lainnya. Yang belum dia kenal dengan baik namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wirasaksena ✓
FanfictionSepupu gue gak ada yang waras. semua sakit jiwa. - Nathaniel Wirasaksena 🏅#1- Jaemin pada masanya 🏅#2- 00l pada masanya