Chandra itu anaknya petakilan luar biasa. Mami bahkan rasanya sudah menyerah menghadapi tingkah Chandra.
Hidup di Bandung, punya teman banyak. Hidup penuh dengan tawa. Walaupun Daddy hanya datang setiap akhir pekan. Secara keseluruhan hidup Chandra baik-baik saja.
Tapi saat masuk sekolah dasar Chandra mulai mempertanyakan banyak hal dalam hidupnya. Kenapa Daddy hanya datang di akhir pekan ?? Kenapa tidak seperti abahnya Udin yang tinggal bersama dengannya. Atau seperti ayah Nabila yang sering mengantar dan menjemputnya setiap hari ke sekolah ??
Chandra bukan sekali dua kali bertanya tapi mami hanya menjawab "tanya Daddy". Masalahnya Chandra hanya akan bertemu dengan ayahnya dua hari dalam seminggu. Dan ingatannya tak sekuat itu untuk mengingat apa yang harus dilakukannya seminggu ke depan. Jadi Chandra membiarkan pertanyaan itu menguap seiring dengan detak waktu yang terus berjalan.
🥀🥀🥀
Saat usianya nyaris delapan dia akhirnya tau jawaban dari setiap tanyanya.
Santika -maminya- adalah istri kedua seorang pengusaha besar, Suryadikta Wirasaksena. Itu sebabnya orang yang senantiasa dipanggilnya Daddy itu hanya datang di akhir pekan.
Daddy akan menghabiskan waktu lima hari dengan keluarganya di Jakarta sana sedangkan dengan Chandra hanya dua hari. Tidak adil.
Tapi Chandra tak pernah bilang apapun. Dia terlampau mencintai ayahnya.
"Daddy akan pergi ??"
"Hm. Tunggu ya sebentar lagi Chandra akan tinggal dengan Daddy"
Terdengar seperti janji palsu tapi Chandra tak urung mengangguk. Menunggu dengan sabar hari yang dimaksud.
🥀🥀🥀
Butuh waktu tiga bulan janji Daddy terkabul. Itu adalah saat Chandra baru saja naik ke kelas tiga.
Ayah membawanya ke rumah besar. Tiga kali lipat dari rumahnya di Bandung.
"Mulai hari ini kita akan tinggal disini"
Chandra senang bukan main. Hingga pandangannya bertemu dengan sosok yang memandangnya tajam di ujung anak tangga.
"Oh Chandra kenalkan dia kakakmu, Markus"
🥀🥀🥀
Chandra tak pernah merasa tertolak seperti ini. Setiap dia ingin mendekat sosok yang dipanggil Mark itu selalu menjauh. Memandangnya dengan tajam.
"Apa salahku??"
"Mama pergi karena ibumu kan??"
Chandra tidak tau maksudnya. Yang dia tau ibu Mark meninggal karena sakit. Bukan karena mami. Tapi kenapa Mark membenci mami sebegitu dalamnya ??
Chandra kesepian. Dulu dia akan bermain ke ladang bersama teman-temannya. Sekarang jangankan bermain, punya teman pun tidak. Percuma rumah besar, jika hanya ada kekosongan didalamnya.
Jadi dengan langkah kecil. Dia memberanikan diri melangkah keluar dari gerbang besar mirip sangkar itu.
Langkahnya ringan menyusuri tiap jalan yang dilaluinya.
"Jeje!"
Pandangannya beralih dari semak bunga sepatu ke arah anak dengan sebuah kalung anjing ditangannya.
"Jeje. Aku hitung sampai sepuluh kalau tidak keluar aku akan menyuruh Jeno menyembelihmu"
Dia masih menatap kiri kanan. Mencari dibalik semak belukar tanpa menyadari Chandra berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wirasaksena ✓
FanfictionSepupu gue gak ada yang waras. semua sakit jiwa. - Nathaniel Wirasaksena 🏅#1- Jaemin pada masanya 🏅#2- 00l pada masanya