Pesta terakhir berakhir tadi malam. Tak terlalu banyak drama yang terjadi karena ini 'hanya' makan malam antar keluarga besar Wirasaksena.
Kakek sedikit membahas tentang pernikahan Jessica tapi selebihnya semua baik-baik saja. Yah diluar dugaan.
"Nana sayang~"
Tapi memang kurang lengkap saja jika keluarga Wirasaksena tak memiliki drama untuk ditonton dikeseharian.
Contohnya keluarga Agung Wirasaksena. Sang ibu yang merupakan desainer itu tengah membujuk putra bungsunya.
"Tidak mau ma"
"Sebulan hilang kok mama janji"
"Ya tapi masak rambutku diwarnai!! Papa saja sana!"
Mewarnai rambutnya. Dengan warna pirang nyaris putih.
"Ya kamu pikir saja memangnya papamu cocok rambutnya diwarnai ?? Sudah tua itu nanti dikira malah uban semua lagi"
"Ma papa dengar" sahutan dari ruang sebelah membuat Yuna menepuk pelan bibirnya. Keceplosan.
"Ya ?? Ya sayang ya ?? Ayolah mama ingin lihat!! Pasti tampan sekali ya ??"
Nathan mendengus.
"Jika sebulan tidak hilang Mama harus membelikan ku komputer baru"
Senyum Yuna mengembang sempurna.
"Jangankan satu, lima pun mama jabanin"
🥀🥀🥀
Hubungan Zayn dengan ayah ibunya yang sudah membaik benar-benar berpengaruh besar dalam kesehariannya.
Dia yang dulunya selalu memandang tajam dan tak peduli sekitar sekarang malah sering tersenyum. Walaupun hanya sebatas kedut dibibir seolah enggan, tidak apa-apa. Masih belajar.
Dering ponsel membuatnya mendengus. Kenapa sih setiap kali dia sedang bahagia ponselnya selalu berdering ??!
Lama-lama Zayn ingin buang saja rasanya.
"Halo??!"
Tanpa melihat nama di layar dia mengangkat dengan suara sebal.
"Nono ih!!"
Dia jauhkan ponselnya. Nama 'Nana' membuatnya meringis.
"Kenapa Na ??" Nada suaranya diturunkan.
"Tolongin gue dong"
Zayn tanpa sadar menegakkan badannya yang tadi dalam posisi rebah di sofa.
"Hah ?? Kenapa ??"
"Jemput gue pliss!! Gue di butik mama"
Zayn mendengus dia kira apa.
"Tunggu lima belas menit lagi gue sampai"
🥀🥀🥀
Sudah sekitar dua menit rasanya Zayn melongo. Menatap Nathan dengan penampilan barunya. Matanya tidak bisa berkedip.
Adiknya mempesona sekali.
"Jangan liatin gue gitu!!"
Nathan menempeleng pelan kepala Zayn yang masih saja memandangnya. Membuatnya malu dan ingin sekali merutuki ibunya yang cantik itu.
"Lo keliatan—"
Zayn kehilangan kata-kata untuk menggambarkan sosok Nathan saat ini.
"Aneh kan ??"
Nathan bertanya sungguh-sungguh. Matanya berkaca-kaca. Dia belum berani melihat dirinya sendiri.
Ini pertama kalinya dia mewarnai rambut. Tidak seperti kakaknya—Jeff— yang penurut yang iya-iya saja saat ibunya meminta, Nathan lebih sering menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wirasaksena ✓
FanfictionSepupu gue gak ada yang waras. semua sakit jiwa. - Nathaniel Wirasaksena 🏅#1- Jaemin pada masanya 🏅#2- 00l pada masanya