Juna itu adalah gambaran dari manusia aneh dan langka. Setiap tindakannya seperti hal baru yang jarang manusia lain lakukan.
Saat orang lain senang duduk beramai-ramai di Selasar. Membicarakan berita yang sedang panas atau hanya sekedar duduk saja. Dia malah lebih suka menyendiri.
Saat yang lain lebih suka menunggu di dalam kelas atau ruangan tertutup. Dia lebih suka berada di alam terbuka dengan begitu banyak pandangan yang bisa ditangkap mata.
Saat yang lain gencar ikut berbagai organisasi agar lebih banyak kegiatan. Dia malah tidak tertarik mengikuti salah satunya.
Intinya dia berbeda. Itu menurutnya.
"Aku belum pernah ke fakultas Chandra. Kesana saja kali ya"
Dengan tas berisi beberapa buku dia melangkahkan kaki dengan ringan ke fakultas Chandra. Jaraknya tidak terlalu jauh sebenarnya. Jadi Juna hanya berjalan santai.
"Oh disini bagus juga"
Dia berhenti beberapa kali menatap bangunan dengan arsitektur yang menarik perhatiannya.
Dia tersenyum, mengeluarkan ponselnya. Memotretnya. Inginnya sih Juna menggambarnya langsung tapi ya agak tidak nyaman saja rasanya. Lagi pula dia ingin menemui Chandra. Dia harus fokus pada tujuannya.
Di fakultas Chandra itu parkiran ada di depan. Dekat sekali dengan gerbang masuk.
Dan yah untuk informasi saja, Juna selain aneh juga narsis luar biasa. Dimanapun dia melihat kaca dia akan berhenti sejenak. Melihat penampilannya.
Jadi melihat begitu banyak motor yang terparkir dia berhenti sejenak. Menarik salah satu kaca spion untuk menatap dirinya.
"Sudah tampan kok"
Dia sesekali merapikan rambutnya. Menarik spion itu ke kiri dan kanan. Seolah spion itu tak terhubung di badan motor.
Krek
"Eh ??"
Dan yah seperti yang sudah diduga, kaca spion itu terputus. Benar-benar terpisah dari badan motornya.
Juna berkedip pelan. Masih sedikit terkejut. Kemudian melihat brand motornya dan menganggukkan kepalanya mafhum. Motor belasan juta ternyata.
"Oalah ya pantas saja cepat putus"
Dia kemudian mengambil stiky note menuliskan namanya dan menempelkannya pada spidometer motor tersebut.
"Kalau ketiup angin berarti belum rejeki" ucapnya kemudian dengan santai melenggang pergi dengan tangan masih membawa kaca spion.
Yah sudah dibilang, terserah Juna saja.
🥀🥀🥀
Chandra setelah mengikuti UKM teater rasanya sibuk sekali. Pulang kuliah rapatlah pertemuanlah, seleksi lah. Banyak sekali kegiatannya.
"Chan hari ini kumpul di lapangan outdoor ya"
"Mau ngapain lagi ?? Kemarin kan sudah ??"
"Kan pengumuman seleksinya di cancel kemarin diganti hari ini. Gimana sih Lo ??! Gak nyimak ya"
"Ya iya ah elah"
Padahal niatnya hari ini Chandra ingin pulang dan tidur seharian. Kegiatan paling bermanfaat yang dia tahu. Tapi ya mau bagaimana lagi ini sudah resikonya kan.
Dan benar saja selepas selesai kelas Felix sudah bersiap siaga menyeretnya apabila dia tidak mau ikut. Jadilah dia mengikuti Felix dengan sabar. Lagipula Chandra juga penasaran kira-kira siapa saja yang akan jadi pelakon drama picisan UKM teater.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wirasaksena ✓
FanfictionSepupu gue gak ada yang waras. semua sakit jiwa. - Nathaniel Wirasaksena 🏅#1- Jaemin pada masanya 🏅#2- 00l pada masanya