Wirasaksena -7-

11.7K 1.7K 78
                                    

Chandra pagi ini bersemangat sekali. Dia terlalu bahagia hanya untuk hal sederhana seperti kedatangan ibunya tempo hari.

Dengan percaya diri mengenakan hoodie pemberian Juna dia melangkah ke dapur. Ingin pamer ke saudaranya yang lain.

"Yo bro" ucapnya sambil berpura-pura membenarkan tudung hoodienya.

"Oh Chan. Gue berangkat duluan ya. No nanti pulang bareng gue ya. Duluan semua"

Nathan berlalu sedikit berlari tampak tergesa tanpa menoleh padanya.

"No-"

"Gue juga mau berangkat ya. Duluan Jun Chan gue ada deadline pagi ini. Bye"

Zayn ikut bangkit meninggalkan Chandra yang masih melongo.

"Lo kenapa ?? Gak berangkat juga ?? Gue mau berangkat nih" Juna satu-satunya yang tersisa disana selain Chandra ikut bangkit meraih tasnya kemudian hendak berlalu saat tangan Chandra mencekalnya.

"Gue pakai hoodie dari Lo"

Juna mengangkat alis kemudian memandangi Chandra dari atas sampai bawah. Dia mengangguk setelahnya.

"Terus ??"

Chandra mendengus. Niat ingin pamer tapi punya saudara yang tidak ada peka-pekanya. Dasar.

"Cuman mau ngasi tau" ucapnya jutek.

"Oh yaudah gue berangkat ya. Jangan lupa kunci pintu"

Chandra berdecak kemudian dengan langkah terhentak dia memulai sarapan ala kadarnya itu. Ck moodnya benar-benar rusak sudah.

🥀🥀🥀


Ternyata memang benar ya saat kita mengawali pagi dengan tidak semangat sampai sore pun kita akan punya mood yang buruk. Buktinya Chandra dari pagi sudah kesal tambah kesal lagi saat sore ini tiba-tiba saja UKM teater harus berkumpul.

Benar-benar menyebalkan.

"Ya untuk kedepannya mohon kerja samanya ya. Pentas ini akan kita lakukan saat dies natalis universitas. Jadi jangan sampai memalukan nama UKM. Teater Mata harus bisa memukau penonton. Okay??!"

"Okay" semuanya menyahut bersamaan.

"Ogheeyy" Chandra dengan lesu menjawab. Lagi pula yang berbicara itu Mark. Dia jadi tambah kesal saja.

Mereka bertatapan. Chandra melengos. Mark sebenarnya tidak mengatakan apa-apa tapi ya namanya juga tengah sebal. Mark bernafas saja tampak menyebalkan dimatanya.

"Kalau begitu pertemuan hari ini kita cukupkan ya. Ingat Minggu depan kita sudah seleksi pemilihan pemerannya. Jadi bersiap ya"

"Oke kak. Duluan"

Satu persatu dari mereka membubarkan diri. Sedikit berbasa-basi pada senior disana. Chandra juga hendak melakukan hal yang sama. Tapi Mark menghentikannya.

"Tunggu"

Dan yah Chandra harus sabar. Kalau tidak mungkin saja Mark yang akan menariknya oh atau yang lebih parah menyeretnya agar mengikutinya. Itu pernah terjadi saat mereka sekolah dasar ngomong-ngomong.

Setelah senior yang lainnya berlalu kini tinggal mereka berdua disini. Saling melengos.

"Titipan Daddy. Katanya kenapa anaknya yang manja tidak pernah pulang"

Chandra mendelik meraih totebag kecil itu dan memasukkannya ke dalam tas.

"Tolong bilangin ke Daddy makasi. Lain kali gak usah titipin ke anaknya yang sok itu"

Wirasaksena ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang