Hari ini Zayn dan Nathan rencananya akan bolos kelas. Tolong dimaklumi mereka baru tertidur di jam tiga pagi dan terbangun nyaris jam sebelas. Sudah tidak keburu juga jika mengejar kelas yang sudah dimulai dari pukul delapan tadi.
"Jadi pergi ??"
Zayn menengok pada Nathan yang sudah menyembulkan kepala di pintu kamarnya.
"Jadi"
"Tunggu bentar ya gue siap-siap dulu"
"Hm"
Kemudian Zayn dengar suara langkah kaki Nathan menjauh darinya.
Zayn menghela nafas pelan. Rencananya hari ini dia akan pulang. Langkah awal untuk mendekatkan diri kalau kata Nathan. Tenang saja Nathan akan ikut dengannya. Jadi jangan khawatir kalau-kalau terjadi hal yang tak terduga nanti.
Zidan baru saja pulang dari rumah sakit tadi pagi, niatnya sih mereka ingin menjemput Zidan tapi ya sekali lagi mereka baru bangun sekarang. Mana sempat, keburu telat.
Jika Nathan bersiap-siap mengganti baju dan lainnya maka Zayn juga sedang bersiap. Menyiapkan mental yang kuat. Dia tidak bisa membayangkan apapun tentang ini.
Apakah nanti ayahnya akan menamparnya lagi atau apa ??
Jadi yah Zayn cukup siap untuk segala kemungkinan. Termasuk bisa saja dia tidak diizinkan masuk ke rumahnya sendiri misalnya.
"No" ketukan pintu membuatnya bangkit. Menepuk pelan bajunya agar terlihat rapi dia membuka pintu. Nathan di depannya tersenyum lebar.
"Ayo !!"
🥀🥀🥀
Nathan tau betapa takutnya Zayn saat ini. Dia tau dari mata Zayn yang nampak bergetar juga dari tangannya yang terus mengepal disisi tubuh.Nathan sebenarnya tidak tega melihatnya. Tapi ya mau bagaimana lagi ini adalah awal yang bagus untuk membantu Zayn.
Di remas pelan bahu saudaranya, dengan senyum terpatri dia menatap Zayn dengan lembut.
"Tenang. Gue ada disini"
Zayn menghela nafas mengangguk kemudian keluar dari mobil. Berjalan mantap menuju rumahnya.
Saat akan menekan bel disamping pintu tangan Nathan ditahan oleh Zayn. Membuatnya mengernyit.
"Kenapa ??"
"Tunggu. Tunggu dulu gue deg-degan"
Nathan terkekeh menepuk punggung Zayn pelan.
"Sudah ??"
"Iya. Sudah"
Bel pintu berbunyi nyaring terdengar dan tak lama kemudian mereka di sambut senyum menghangatkan milik Sonya.
"Eh kalian datang ??"
Nathan balas tersenyum sedangkan Zayn tidak tau harus apa jadi yang bisa dia lakukan hanya mengangguk pelan.
"Ayo masuk" tangan Sonya melingkar pada punggung Nathan.
Inginnya sih pada Zayn tapi melihat bagaimana Zayn bahkan tak menarik bibir membuatnya urung dan malah menarik Nathan. Lagi pula Nathan jauh lebih ramah dari Zayn.
"Om ada Tante ??"
"Ada di dalam. Masuk makanya"
Keduanya lantas masuk lebih dalam dengan tuntunan Sonya. Berakhir di ruang keluarga dengan Donial yang tengah memangku Zidan di sofa.
Zayn lantas mengalihkan pandangan. Hatinya agak sakit melihat itu. Masalahnya dia tidak pernah merasakannya.
"Kak Nana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wirasaksena ✓
FanfictionSepupu gue gak ada yang waras. semua sakit jiwa. - Nathaniel Wirasaksena 🏅#1- Jaemin pada masanya 🏅#2- 00l pada masanya