Chapter 21✔

22.1K 1.2K 64
                                    

'Arghhh!'

Happy Reading
...

Semua mahasiswa dan mahasiswi kini memasuki bus satu persatu. Bella mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Vano.

Ia mengedarkan pandangan lalu berhenti di suatu tempat. Vano sedang berbicara dengan seorang Dekan.

Bella berlari kecil menghampiri Vano. "Pak Vano, ayo berangkat!" serunya semangat.

Vano mengangguk lalu berpamit pada pria yang di depannya. Setelah itu, Vano lalu berjalan ke mobilnya, di ikuti oleh Bella di belakangnya.

"Pak Vano, cepat!" seru Bella saat Vano sedang memeriksa bagasi mobil, memastikan jika tidak ada yang tinggal.

"Iya, sabar." Vano lalu menutup bagasi mobil lalu membuka pintu penumpang, membuat Bella terheran.

"Bapak ngapain buka pintunya, jangan bilang saya yang nyetir?" tanya Bella, menatap Vano tajam.

Sedangkan Vano menggeleng geleng pelan melihat kelakuan mahasiswinya itu.

Tak!

Vano menyentil pelan dahi Bella. "Saya bukain pintunya buat Kamu. Cepat masuk!" seru Vano.

Bella mendengus kesal.
"Suka amat ngebentak. Kan saya cuma nanya," omel Bella pelan namun terdengar oleh Vano.

Bella lalu masuk ke dalam mobil. Sementara wajahnya berenggut kesal.

Kini Vano sudah duduk di bangku setir. Vano melirik ke samping, menatap Bella yang sedang memainkan jari jarinya.

Tangan Vano terulur memasang seatbelt gadis itu. Melihat itu, Bella hanya membuang muka.

"Huh." Vano menatap Bella dalam. "Maafin saya kalau saya salah." Vano menggenggam tangan Bella.

Bella melirik Dosennya itu. "Emang salah!" sahutnya.

Vano tersenyum kecil, tangannya terulur mengacak rambut gadis itu. "Lagi pms, hm?" tanya Vano.

Bella terdiam, lalu menatap Vano. "Kok tau?" tanya Bella balik.

"Saya bahkan tau kalau kamu semalam mikirin saya sebelum tidur," ujar Vano membuat Bella terdiam.

Ia memang memikirkan Dosennya itu semalam, sebelum ia tidur. Tapi mengapa Vano bisa mengetahuinya?

"Ih cenayang!" seru Bella memukul lengan kekar Vano.

Bukannya kesakitan, Vano malah tertawa kecil. "Udah udah. Saya mau nyetir."

Vano menghidupkan mesin mobil lalu menyetir mobil itu. Sedangkan Bella? Ia hanya bersandar malas di bangku mobil.

Vano yang melihat itu tersenyum kecil. "Mau nyanyi?" Tangan Vano terulur menghidupkan radio lalu mencari lagu lagu yang bagus.

Bella mengangguk lalu mulai mendengarkan lagu tersebut.

Bella lalu bernyayi kecil di setiap bait bait lagu. Sampai kini tersetel sebuah lagu. Bella lalu menyanyikan salah satu bai nya.

"Ohh huooo"

Bella mulai bernyanyi.

"Tuhan, ku cinta diaa"

"Ku ingin bersamanya"

"Ku ingin habiskan nafas ini berdua dengannyaa"

Bella menyusuaikan nadanya. Vano yang mendengar Bella menyanyikan lagu itu tersenyum. Ia pikir lagu itu untuknya.

Dasar Dosen Gila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang