'Panggil om dulu. Entar baru panggil, ekhem Mas!'
Happy Reading
...
"Huh, akhirnya nyampe juga." Bella keluar dari mobil, lalu memasuki area Supermarket. Mengambil troli lalu mengelilingi lorong lorong supermarket itu untuk mencari pesanan mamanya."Oke. Waktunya belanja!" serunya pelan.
Ia mendorong troli. Mencari barang pesanan mamanya sembari mengambil beberapa snack yang pastinya buat dia.
20 menit berlalu.
Bella berhenti di sebuah pojok lorong. Ia menggenggam kertas yang berisi pesanan mamanya lalu mengecek apa saja bahan yang sudah ia masukkan ke dalam troli.
"Hm, kayaknya udah semua deh. Tinggal messes coklat yang belum. Oke, sekarang mencari messes," ujarnya sembari mendorong troli
Ia lalu berjalan ke lorong yang memang bagian messes dan coklat. Matanya lalu tertuju ke arah ketiga messes yang berjajar rapi namun ada satu masalah, tempat itu sangat tinggi sedangkan tingginya hanya sekitar 165 atau lebih mungkin.
Ia berusaha menggapai messes itu namun tidak bisa. Berkali kali ia mencoba tapi tidak bisa. Ia melihat ke sekeliling, mencari orang yang bisa membantunya.
Namun, lorong itu sepi.
"Masa gue harus manggil petugas hanya untuk mengambil ini. Gini amat jadi orang pendek." Bella menghela nafas kasar. "Huh, yaudah sekali lagi, mari kita coba!"
Ia melompat tinggi, hampir berhasil memegang bungkus messes namun akhirnya nihil, ia tidak berhasil.
"Aaa! Tnggi amat sih. Ya Tuhan, tolonglah hamba mu ini. Biar pun saya berdosa tapi tolong datangkan seseorang untuk menolong hamba. Kalau bisa berjenis kelamin jantan, xixi." Bella menutup mata sekejap sembari mengucapkan kata kata itu.
Aminn ...
Bella membuka matanya lalu menengadah ke atas. Seorang pria berada di hadapannya dan menatapnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" Sebuah suara menghentikan Bella dari keterkejutannya.
Ia menghembuskan nafas perlahan, menetralkan degup jantungnya.
"Iya, om. Hm, bisa bantuin aku ga ngambil messes itu?. Tinggi banget soalnya" jawabnya.
Kening pria itu sedikit berkerut. 'Om?'
Ini pertama kali ada seorang gadis memanggil nya dengan sebutan itu.'Apa Aku memang sudah terlihat tua?' batinnya.
Namun tak lama kemudian, ia lalu meraih keatas. Menggambil beberapa messes itu.
"Kamu butuh berapa?" tanyanya.
"Tiga, om!" jawab Bella bersemangat. Akhirnya ada yang membantu dia.
Pria itu berdecak dalam hati.
'Om! Lagi lagi. Apa saya benar benar kelihatan sudah tua? Ayolah umur saya masih 26 tahun, gadis kecil' batinnya kembali
"Ini." Pria itu lalu memasukkan tiga bungkus messes ke dalam troli Bella.
"Makasih ya, om." Bella tersenyum kecil sembari menundukkan kepala.
Pria itu mendekat. Melangkahkan kaki ke depan hingga kini jarak mereka tinggal beberapa senti saja.
"Hm, tapi ada satu hal, gadis kecil." Suaranya terdengar berubah menjadi dingin. Membuat Bella sedikit takut.
"A - apa, om?" tanya Bella sedikit merinding.
Pria itu tersenyum miring. Tangannya terulur, bertumpu kepada rak yang menjulang tinggi di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasar Dosen Gila || END
RomanceDasar Dosen Gila by AbelChellsy! ♡♡♡ Alangkah baiknya, jika follow sebelum membaca. "Skripsi itu mudah. Tinggal minta tanda tangan suami, cuss langsung sidang!" Itu yang ada di pikiran Bella, saat Ia tau bahwa Dosennya adalah calon suaminya. Namun...