Chapter 32 ✔

17.6K 908 55
                                    

'Penculikan berikutnya.'

Happy Reading
...

"Jessy?" Vano tertegun mencerna semuanya. Hah, kenapa tidak terpikirkan olehnya? Vano lalu menatap Bella lalu menarik lengan gadis itu pelan. "Kita cari Arsaka sekarang!"

Bella berhenti, membuat Vano juga berhenti. "Apa tidak sebaiknya kita mencar aja, Pak? Siapa tau Arsaka bisa ketemu dengan cepat."

Vano menggeleng kepala. Tidak menyetujui usul mahasiswinya itu. "Tidak. Kita cari sama sama. Saya takut nanti kamu dalam bahaya."

Bella mendengus kesal. "Ckk, lebay amat. Saya ga akan kenapa-napa, Pak. Bapak tenang aja. Yaudah, saya pergi duluan. Bye bye, Pak Dosen ganteng!"

Bella berlari menaiki motornya. Meninggalkan Vano yang masih terbengong. Ia tersenyum lebar, tangan kanannya terulur memengang dadanya sebelah kiri. "Sepertinya saya harus periksa kesehatan jantung."

Vano lalu herbalik melihat Bella yang baru pergi. "Hati hati calon Istri!" seru Vano.

Kejadian itu disaksikan oleh Bibi Susan dan anaknya. "Huh, Tuan bisa bisa nya bucin padahal den Arsaka lagi diculik"

Bibi Susan dan Siti memang sudah tau semuanya. Tentang asal Arsaka, hubungan Vano dan Bella. Mereka sudah tau semua itu dari Vano dan Bella sendiri.

Bunyi mesin mobil terdengar, Vano menjalankan mobilnya keluar dari halaman apartemen.

Vano menyetir mobilnya lambat, menanyai setiap orang yang berpapasan dengannya. Namun tidak ada hasil.

Vano kembali ke mobilnya setelah menanyai beberapa anak sekolahan yang berkumpul. Namun masih tetap tak ada hasil.

Dengan rasa sedikit putus asa, Vano menyenderkan badannya ke bangku mobil.

Namun tiba tiba ponselnya berbunyi, dengan cepat Vano mengangkatnya. Nomor asing.

"Ahh Vano, akhirnya kamu angkat telpon Aku"

Vano mencengkram ponsel nya kuat.

'Menjijikkan' batinnya.

Dengan cepat Vano hendak mematikannya namun suara dari seberang menghentikannya.

"Aaa Vano. Jangan di matiin ih. Kamu ga mau liat bayi yang kamu rawat selama ini ada di samping aku? Dia lucu bangett, aku ingin menghias sedikit tangannya menggunakan pisau"

"Jessy jangan gila! Anda dimana sekarang? Jangan sakiti Arsaka. Atau tidak anda akan tau akibatnya!" seru Vano

Di seberang Jessy terkekeh pelan.

"Kamu mau tau aku dimana sekarang? Humm kamu kangen aku kan? Datanglah ke gedung tua di tempat kamu memutuskan hubungan kita. Segera lah datang, aku takut jika kamu lama datang, bayi ini akan tertidur."

Tutt!

Sambungan telephone termati, dengan cepat Vano menghidupkan mesin mobilnya. Memutar arah, menuju tempat yang di beritahu Jessy.

Teringat akan sesuatu, dengan satu tangan yang memegang setir, Vano menekan beberapa nomor yang sudah di hapalnya luar kepala. Menekan tombol panggil, lalu menatap layar ponsel nya.

Dasar Dosen Gila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang