Chapter 4 ✔

39K 2.4K 38
                                    

'Faktanya Dosen sama dengan emak. Poin pertama : Selalu benar tak pernah salah! Kalau salah pun kembali ke poin pertama!'

Happy Reading
...

"5 menit lagi," ucap Vano sedikit keras membuat semua mahasiswa dan mahasiswi menjadi takut.

Ini hari pertama Dosen ini mengajar tapi sudah mengadakan kuis. Sangat killer!

Itu yang ada di pikiran setiap mahasiswa ataupun mahasiswi yang sedang mengerjakan kuis itu.

"Dimana buku absen kalian?" tanya Vano memecah keheningan.

"Di dalam laci, mister," jawab seorang mahasiswa berkaca mata.

Vano lalu mengambil buku yang di maksud lalu memeriksa kehadiran mahasiswa/i satu persatu.

Semua kolom kehadiran sudah terisi. Tinggal satu kolom yang belum.

"Isabella Chary Manalos," gumam Vano pelan.

Nama tersebut seakan pernah di dengar oleh Vano. Lalu ia teringat dengan gadis yang ia tolong di Supermarket kemarin.

Ia lalu mencari data data mahasiswi itu untuk memastikannya. Dan betul, dia adalah Bella. Gadis yang ia tolong kemarin.

Sebuah senyuman kecil terukir di wajah tampannya. Ia tidak menyangka akan di pertemukan lagi oleh gadis itu. Gadis nya menarik perhatian nya dalam satu pertemuan.

"Gadis kecil, jadi kamu terlambat ya? Okey, saya akan tunggu. Bersiap siaplah" gumamnya pelan.

Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan dari luar.

Tok ... tok ...

Vano tersenyum miring.

"Pasti itu dia," gumam Vano kembali. Vano lalu bangkit dari tempat duduknya sambil berjalan menuju pintu.

"Masuk!" titah Vano yang sudah berada di balik pintu.

Cklek!

Pintu kelas terbuka. Menampakkan seorang gadis berambut panjang berjalan ke dalam kelas sembari menunduk. Ia tidak memerhatikan jalannya sampai kepalanya terantuk ke dada bidang Vano.

Flasback on!

"Astaga kepala gue sakit banget. Gue nabrak apa sih? Kan tadi pintunya udah gue buka kok ada lagi sih? Sejak kapan di kelas ini pintunya ada dua?"

"Hm, kenapa kamu terlambat?"

.
.
.

"Om?"

Flasback off!

🐣🐣🐣

Bella berjalan lesuh. Kedua kakinya di seret dengan lemah. Sedangkan raut wajahnya murung.

"Dasar Dosen gila!" teriak Bella tiba tiba membuat mahasiswa/i yang berada di lorong kampus itu menatapnya heran.

Bella tidak memperdulikan tatapan itu, ia kembali berjalan menuju sebuah ruangan.

Bella berhenti. Di depannya kini ada sebuah pintu ruangan yang tertutup. Di atas pintu tertulis nama pemilik ruangan.

Ruangan Mr. Devanno
Dosen kimia analitik!

Dasar Dosen Gila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang