Chapter 45 ✔

22.1K 925 47
                                    

Warning
Rate 17++

Harap yang tidak mau di kotori otaknya, skip paragraf yang ambigu.

Walaupun saya tau, kalian pasti akan menerobosnya

Bagi yang puasa, lebih baik bacanya nanti saja kalau sudah buka. Takutnya nanti jadi batal🙏🏻

.

"Satu ronde lagi, boleh?"

Happy Reading
...

Matahari bersinar terik hari ini, menembus celah-celah gorden kamar. Vano terbangun karena suara berisik burung yang bertengger di pohon samping kamar.

Ia membuka matanya tampak seorang bidadari mungil sedang tertidur di sebelahnya. Vano tersenyum manis lalu mengecup wanita itu.

Lama menatap Bella dengan lekat, sampai akhirnya ia tersadar lalu melihat jam weker yang berada di atas nakas.

Jam 10.00 wib, berarti Ia dan Bella masih tertidur selama 3 jam. Semalam, Ia betul betul menggempur Bella sampai jam 07.00 pagi. Itu hal yang melelahkan namun sangat menyenangkan. Bisa terhitung beberapa ronde yang ia mainkan dengan Bella.

Tak berhenti tersenyum, Vano lalu bergegas memakai boxer dan kaosnya.

Ia juga membereskan pakaian-pakaian yang berserakan di lantai akibat gempuran Vano semalam. Setelah selesai, Vano kembali menaiki kasur, menatap Bella lekat. Dan mengecup pipi Bella berulang kali.

Bella menggeliat pelan, terganggu akibat kecupan Vano. Ia menatap Vano sebentar lalu tersenyum.


"Morning kiss baby," pinta Vano sembari memajukan bibirnya.

Bella terkekeh sedikit lalu mencium bibir itu sekilas. Namun seakan lupa dengan sikap Vano, suaminya itu memengang tekuknya erat dan memperdalam ciuman itu.

2 menit berlalu, Vano lalu melepas ciuman itu. Bella menghirup nafas banyak banyak, kini pipinya memerah karena Vano.

Sementara Vano tersenyum senang lalu menunduk dan memeluk perut Bella.

"Benihnya Papa cepat tumbuh, ya," ucapnya membuat Bella terkekeh.

"Udah ih, badan aku lengket semua. Mau mandi dulu," ujar Bella membuat Vano bangkit sembari tersenyum sumrigah.

"Okeyy! Yuk, mandi bareng!" Tak tanggung-tanggung, Vano menggendong Bella ala bridal style. Bella yang menyadari itu cepat cepat menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

"Mass ihh turunin!" teriak Bella yang tak dihiraukan oleh Vano. Vano membawa Bella ke dalam kamar mandi, mengisi bath up dengan air hangat lalu perlahan masuk bersama ke dalam baht up tersebut.

Posisinya, Vano bersandar di tepi bath up sementara Bella bersandar di dadanya.

"Ih Mas, aku mau mandi sendiri," gerutu Bella sembari memukul dada Vano.

"Mandi berdua aja, biar lebih bersih. Sini aku sabunin." Vano dengan cepat mengambil sabun lalu menyabun punggung Bella teratur.

Dasar Dosen Gila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang