Chapter 31✔

18.7K 927 49
                                    

Welcome to the konflik!

'Arsaka diculik?!'

Happy Reading
...

"Apa? Arsaka diculik?!" Vano berdiri dari kursi kebesarannya. Kini Ia sedang berada di perusahaan Ayahnya. Memang setiap hari sabtu, ia pasti berada di kantor Ayahnya, menjabat sebagai Ceo namun tak terlupakan juga profesinya sebagai seorang Dosen.

Vano berlari, mengambil jasnya yang tadi terlampir rapi di punggung kursi. Berkas berkas yang tadi dikerjakannya menjadi berserakan. Vano keluar dari ruangan itu, dengan earphone yang berada di telinganya.

"Iya, Tuan. Keadaan disini kacau. Anak saya juga celaka. Tadi saya nyuruh Siti buat jagain Den Arsaka. Dan saya masak di dapur. Belum ada 10 menit, saya dengar bunyi pecahan kaca. Saya lari ke kamar Den Arsaka, saya melihat tempat tidurnya kosong dan Siti terletak di lantai. Kakinya berdarah karena terkena pecahan kaca," tutur Bibi Susan cemas.

"Saya harus gimana, Tuan? Saya mau panggil polisi tapi saya takut. Tuan cepat kesini ya. Di sini sudah sangat kacau," ujar Bibi Susan menjelaskan semua yang terjadi.

Vano berlari dengan cepat. Menekan tombol lift lalu masuk. Sementara tangan kirinya menggepal dengan erat. Matanya mulai berkaca kaca, khawatir dengan keadaan Arsaka.

"Bibi Susan sekarang tetap di apartemen. Saya segera datang. Jangan keluar dulu dan saya minta tolong buat hubungi Ayah saya dan minta bawa sak buahnya ke apartemen. Saya minta tolong. Sebentar lagi saya akan sampai!"

Vano mematikan sambungan panggilan suara setelah bibi Susan menyanggupi permintaannya. Dengan cepat ia keluar dari lift lalu berlari menghampiri mobil sedan yang terparkir di depannya sekarang.

Dengan kecepatan penuh, Vano mengendarai mobilnya. Menerobos lampu merah dan mencari jalan pintas untuk sampai dengan cepat di apartemen.

Tiba tiba terpikir olehnya untuk mrnghubungi Bella. Vano dengan cepat mengambil handphonenya, menekan beberapa nomor lalu menghubungi gadisnya.

Sambungan masuk lalu beberapa detik kemudian terangkat.

"Halo, pak?" sapa Bella dari seberang.

"Kamu sekarang dimana?" Tanya Vano.

Di seberang, Bella mengerutkan dahinya. Tumben pria ini mencarinya.

"Saya di rumah sakit, pak. 30 menit yang lalu, pihak rumah sakit mengabari kalo Hall udah sadar. Dan sekarang zaya ada di kamar rawat," jawab Bella.

Vano berdecak pelan. Sangat pelan. Ia terus memacu mobilnya agar melaju lebih cepat. Ia lalu menatap layar handphonenya.

"Kamu bisa ke apartemen sekarang?" tanya Vano.

"Bisa sih, tapi untuk apa?" jawab Bella di akhiri dengan pertanyaan.

Vano terdiam sejenak, sedikit ragu memberitahu hal ini dengan Bella. Ia takut gadisnya itu akan khawatir.

"Arsaka hilang. Dan kata Bibi Susan, Arsaka di culik." Bibir Vano bergetar saat mengucap kalimat itu.

"Diculik? Kok bisa?!" teriak Bella dari seberang.

"Nanti Saya jelasin. Pokoknya sekarang kamu ke apaetemen, ya. Saya butuh kamu."

"Iya, Saya segera kesana."

Sambungan termati, Vano dengan cepat berbelok ke arah gang apartemennya. Dari jauh ia sudah melihat beberapa orang yang berada di depan apartemennya.

Dasar Dosen Gila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang