Chapter 41 ✔

19K 902 45
                                    

"Will you marry me?"

Happy Reading
...

Berbulan-bulan berlalu, kini tepatlah hari acara Wisuda. Bella yang sudah selesai memakai toga dan sudah mendapat selempang bertuliskan'Cumlaude'.

Setelah sibuk berbicara dengan beberapa Dosen dan diberi ucapan selamat, kini Bella bergabung dengan teman teman lainnya.

"Bell, foto kuy" ajak Tiara sembari memegang handphone dan tongsisnya. Bella memperbaiki topinya yang sedikit miring lalu berfoto.

"Anjir, ga ngajak ngajak yaa." Dengan cemberut Rahel lalu berdiri di samping Bella.

"Senyum gays!" pinta Tiara.

Mereka lalu tersenyum indah. Setelah penat berfoto, Bella lalu duduk di sebuah kursi. Ia melihat kesekeliling mencari keberadaan Vano yang belum kelihatan dari tadi.

Cape mencari Vano, Bella lalu bersandar di kursi tersebut sembari memainkan handphonenya. Tiba tiba, seseorang menepuk bahunya.

Bella memalingkan wajahnya ke belakang lalu melihat Diller yang berdiri dengan memakai jubah wisudanya, sembari tersenyum indah kepadanya.

"Hey, Dill!" sapa Bella lalu menyuruh Dilller duduk di sampingnya.

"Selamat atas wisudanya cantik!" Diller duduk di samping Bella lalu menyisihkan anak rambut yang menghalangi wajah Bella.

"Lo juga," balas Bella

Diller tersenyum lalu mengambil kamarenya yang sendari tadi bergantung di lehernya. "Mau foto?" tanya Diller.

Bella mengangguk, tanda mengiyakan.

Cprett
Cprett

Diller lalu melihat foto itu lalu segera mengcopynya. "Nih untuk lo" ucap Diller menyerahkan satu foto kepada Bella. Sedangkan foto satunya lagi ia simpan di dompetnya.

"Buat kenang kenangan, mungkin setelah lo nikah sama Pak Vano. Kemungkinan dia ga bolehin gue ketemu lagi sama lo." lanjut Diller sembari tersenyum hambar.

Dengan kesal, Bella lalu mengetok kepala Diller sehingga membuat sang empu kesakitan. "Ga usah sok merasa tersakiti, siapa bilang kita ga bisa ketemu lagi? Lo bisa tiap hari datang ke rumah gue, walaupun gue udah nikah. Soal Pak Vano, lo tenang aja" ujar Bella.

Mendengar itu, Diller tersenyum senang lalu mengusap telapak tangan Bella. "Makasih, ya, Bell"

"Hush, ga usah bilang makasih, lo kayak sama siapa aja. Baik gue masih single ataupun nanti sudah menikah, lo tetap sahabat cowo yabg terbaik di hidup gue," ungkap Bella sembari tersenyum indah.

"Kalau Hall?" tanya Diller.

"Hm, dia kan mantan gue. Tapi gue masih sayang kok sama dia sebagai sahabat. Lagi pula dulu juga kita sahabatan dulu baru pacaran," tutur Bella panjang.

Sejanak keadaan menjadi sepi. "Makasih Bell, masih anggap aku. Yah, walaupun kini hanya sebagai sahabat, namun aku bersyukur. Makasih banyak," ucap Hall dari seberang.

Bella sedikit terkejut lalu mengambil handphone Diller yang menampilkan Hall yang masih berada di Rumah sakit.

"Astaga Hall, gimana keadaan Lo? Udah baikan?" tanya Bella beruntun.

Dasar Dosen Gila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang