'Saya punya roti sobek, kamu mau liat? Gratis kok buat calon istri saya'
Happy Reading
...Malam hari tiba, cuaca menjadi dingin di akibatkan turunnya hujan. Jam menunjuk pukul 21.00. Bisa di pastikan semua pasien rumah sakit sudah tidur. Bella beranjak dari brankar. Berjinjit pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara.
Ia berjalan melewati papa dan kakaknya yang tertidur di sofa. Bella membuka pintu perlahan lalu keluar dan menutup kembali pintu ruangan tersebut.
"Huh, akhirnya bisa keluar." Bella bernafas lega lalu dengan kruk yang di gunakannya, Bella berjalan perlahan memasuki ruangan Vano.
Dari tadi siang, ia ingin bertemu dengan Dosennya itu. Tapi mamanya tidak memperbolehkannya. Jadi, sekarang ia berniat untuk menjumpai Vano, setidaknya ia harus berterima kasih atas pertolongan Dosennya itu.
Bella sudah sampai di depan ruangan rawat Vano. Dengan perlahan Ia membuka kenop pintu dan masuk ke dalam.
Di dalam ruangan besar itu tidak ada siapa siapa kecuali Vano. Dosennya itu tampak tertidur di atas brankar. Bella mendekat dan mendudukan diri di kursi.
Kedua matanya terfokus ke wajah Vano yang sedang tertidur.
"Sama saja, sakit ga sakit, tetap aja ganteng. Jadi pengen gue halalin, eh?"Bella menggeleng geleng kepala, berusaha mengusir pikiran pikiran aneh. Lalu lanjut menatap wajah tampan Vano.
Tanpa Bella sadari, sendari tadi yang ditatapnya tersenyum tipis.
"Sudah selesai menikmati wajah tampan saya?" Vano membuka matanya lalu menatap Bella.
Sedangkan yang di tatap, menunduk malu. 'Sial, bisa bisanya ketahuan'
Vano terkekeh, tangan nya terulur mengacak rambut Bella pelan. Supaya tak tertangkap basah, Bella lalu mengangkat kepalanya dan menatap Vano tajam.
"Siapa bilang saya menikmati wajah tampan bapak? Saya tuh hanya heran, kata orang kalo lagi tidur itu wajah mirip malaikat. Tapi kok bapak engga ya?"
Bukan nya tersinggung, Vano malah makin terkekeh.
"Udah ga usah ngelak. Kamu lupa saya bisa baca pikiran kamu?""Dasar Dosen gila!" Bella memukul tangan Dosennya itu kuat. Sempat sempatnya Vano membaca pikirannya saat ia sendiri sakit.
Vano tertawa lalu menarik Bella agar mendekat. "Sini bentar. Saya mau peluk kamu," pinta Vano.
Bella menjauh sedikit "Ih ga. Sana peluk guling aja!" tolak Bella.
Vano tersenyum kecil lalu menggeleng pelan. Ia menarik pelan kedua tangan gadis di depannya agar semakin mendekat kepadanya.
"Sini sebentar. Saya kangen kamu," lirih Vano.
Mendengar itu, Bella menghela nafas panjang lalu mendekati Dosennya itu. Huh, mengapa Vano tampak berbeda saat sakit?
Vano tersenyum senang, ia menuntun Bella agar duduk di atas brankar lalu bersandar di bahu Bella. Keadaan bahu sebelah kanannya yang kini masih di perban, tak memungkinkan ia bisa memeluk Bella saat ini.
Vano memejamkan matanya, sedangkan Bella menatapnya lekat.
"Bella, rambut saya minta dielus," rengek Vano layaknya seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasar Dosen Gila || END
RomanceDasar Dosen Gila by AbelChellsy! ♡♡♡ Alangkah baiknya, jika follow sebelum membaca. "Skripsi itu mudah. Tinggal minta tanda tangan suami, cuss langsung sidang!" Itu yang ada di pikiran Bella, saat Ia tau bahwa Dosennya adalah calon suaminya. Namun...