ALANA --02

7.1K 522 32
                                    

Bian dan Alana barjalan beriringan menyusuri koridor. Kalau di tanya mereka pergi bersama atau tidak? Jawabannya adalah tidak. Karena nyatanya Bian dan Alana janjian di parkiran sekolah.

Lebih tepatnya, Bian yang memaksa Alana menunggunya di parkiran. mengingat itu Alana ingin sekali mencabik-cabik wajah Bian karena membuatnya menunggu.

Beragam tatapan mengarah ke mereka, Bian yang sudah sering menjadi pusat perhatian pun biasa saja. Sedangkan Alana justru kebalikannya.

Dia memang biasa di perhatikan oleh orang-orang tapi di perhatikan sebegitu detailnya membuat Alana bergidik ngeri jika sewaktu waktu dia akan di bully seperti kebanyakan novel yang pernah di bacanya.

"Santai aja gak usah tegang," bisik Bian membuat Alana menoleh menatapnya.

Bian menarik tangan Alana agar berjalan beriringan di sampingnya. Karena posisinya tadi, Alana berjalan mengikuti Bian dari belakang.

"Belajar yang pintar. Jangan bandel apalagi sampai gue harus di panggil ke BK demi lo," ujar Bian membuat Alana memutar bola matanya malas menanggapi perkataan Bian yang tak masuk akal.

"Masuk gih." Bian mengelus kepala Alana dengan lembut lalu mengecup kening Alana membuat Alana mematung di tempatnya.

Bian menahan senyumnya kala melihat Alana menatapnya dengan mengerjab lucu, seperti baby. Alana tersadar kala Bian mendorongnya agar masuk ke dalam kelas.

"Iya santai, gue gak akan bolos demi lo," ujar Bian dengan nada menyebalkan menurut Alana.

Alana berdecih memandang Bian yang sudah berbelok ke arah lain. "Siapa yang nyuruh dia gak bolos coba?"

♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎

"Baik, minggu depan ibu minta kalian sudah menyelesaikan tugas dan setiap kelompok wajib maju ke depan untuk presentasi." Ujar guru biologi yang tengah berbadan dua itu.

"Iya bu,"

"Alana, kita ngerjain tugasnya di rumah lo ya?" pinta Naila yang di angguki oleh teman temannya.

"Um tapi, di rumah gue lagi ada acara jadi gak bisa, gimana kalau di rumah cika aja?" jawab Alana.

"Yah, padahal gue pengen banget ke rumah lo, Al." Jawab Naila yang di angguki oleh Cika dan yang lainnya.

"Tapi buat sekarang gak bisa," ujar Alana dengan pelan tapi mampu di dengar oleh mereka.

"Yaudah gapapa, di rumah gue aja," ujar Cika.

"Oke," jawab mereka.

"Al, di cariin tuh!" Teriak Nino si biang onar.

"Eh lo ada hubungan apa sama Bian?" Tanya Cika.

"Gak tau," jawab alana membuat Cika dan yang lainnya saling menatap lalu menatap Alana yang tengah mengobrol dengan Bian dengan raut kesal.

"Hubungan sendiri masa gak tau," ujar Naila yang diangguki oleh Cika.

"Harusnya dia senang bisa dekat sama Bian," sambung Cika.

"Apalagi Bian tuh ganteng," tambah Ranty.

"Ajaib," ujar Tania yang diangguki oleh ketiganya.

"Gak bisa, hari ini gue mau ke rumah Cika." Jawab Alana.

"Tapi gue mau berduaan sama lo," Bian menatap mata Alana lembut.

"Gak bisa yan, tugasnya harus siap nanti!" Protes Alana.

"Yaudah, gue temenin ya?"

"Nggak,"

"Hm, tapi nanti vidio call gue."

"Nggak mau Bian,"

"Harus mau, biar gue gak khawatir."

"Yaudah iya, mending lo balik ke kelas,"

"Hm, dah Lana." Bian melambaikan tangannya seperti anak kecil.

"Aneh," gumam Alana.

♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎

"Akhirnya kelar juga nih tugas, Badan gue pegel banget anjir," Cika merebahkan badannya dan tertidur dengan pulas.

"Enghhh buset tulang gue huaaaa," Ranty meregangkan otot-ototnya setelah itu menyusul Cika ke alam mimpi.

"Sshhh kaki gue kesemutan," ujar Naila.

"Aw, sakit nyet!" Naila menatap tajam ke arah Tania yang tengah asik memakan cemilan yang ada di toples hingga tinggal sedikit lagi.

"Hehehe ya maap," Tania menampilkan gigi putihnya ke arah Naila lalu beralih ke arah Alana yang masih sibuk menyimpan file ke dalam flashdisk.

"Udah Al, mending istirahat dulu, lagian itukan udah siap, tinggal di simpan doang." Kata Tania.

"Nanggung bentar lagi," mendengar itu Tania melanjutkan makannya sambil sesekali meminum jus jeruk nya.

"Selesai," ujar Alana sambil meregangkan tangannya.

"Nih minum dulu," Tania memberikan segelas jus kepada Alana yang di sambut oleh gadis itu dengan bahagia lalu meminum nya hingga tandas.

"Buset santai, Al." Tania tertawa melihat Alana yang cengengesan.

"Udah jam 6 gue balik duluan ya,"

Alana membereskan barang-barangnya yang berserakan di meja dan memasukkannya ke dalam tas.

"Lo naik apa?" tanya Tania.

"Gue udah pesan grab, gue duluan ya."

"Hati-hati Al," ujar Tania yang melihat Alana berjalan dengan tengah tergesa-gesa.

*******
Tbc

SPAM NEXT!

08 februari 2021

ALANA  (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang