Bima duduk termenung di dekat kolam renang. Memikirkan Alana yang akhir-akhir ini semakin aneh.
5 bulan sudah berlalu dan kondisi Alana semakin hari semakin parah. Bima pernah memergoki Alana menangis di tengah malam saat tak sengaja kembali dari dapur.
Bima heran karena tidak pernah mendapati Alana berada di kamarnya, dan ternyata malam itu Bima tau, Alana tidak tidur di kamarnya lagi.
Kamar kosong di ujung ruangan dekat dapur, di sanalah Alana menghabiskan malam-malamnya seorang diri karena tidak sanggup untuk naik turun tangga.
Alana memindahkan barang yang cukup di perlukan nya ke kamarnya sekarang.
Bima diam mendengarkan suara tangis pilu putrinya. Perlahan Bima membuka pintu kamar itu dengan hati-hati dan melihat seorang gadis tengah meringkuk memeluk tubuhnya di lantai.
Bima membalikkan tubuhnya dan bersandar di balik pintu kamar Alana, mendengarkan tangisan Alana yang membuat dadanya sakit.
Bima terjaga hingga pukul 03:05 A.m.
Mendengar Alana sudah tidak menangis lagi, Bima segera pergi dan kembali ke dalam kamarnya.♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎
Pagi ini Alana sedang melihat-lihat rumahnya. Dia mengelilingi setiap bagian sisi rumahnya untuk mengingat semua moment yang terjadi di rumah ini.
Alana diam memperhatikan meja makan yang dimana... dia selalu menghabiskan waktu bersama Bima di sana walau tidak ada pembicaraan.
Alana beralih ke taman belakang rumah dan berhenti di kolam renang.
"Papa, Caca mau belenang juga." Bima mengulurkan tangannya membuat Alana memeluk lehernya dan berenang bersama.
"Udah yuk berenangnya, ntar sakit loh." Sarah berjongkok di tepi kolam dengan handuk kecil di tangannya.
"Tuh, udah kedinginan gitu, udah yuk." Alana mengangguk dan Bima mendudukkan Alana di tepi kolam lalu ikut naik dan menerima handuk dari istrinya.
"Nih, minum dulu." Bima menerima jus jeruk dari Sarah dan meminumnya.
"Caca mau juga,"
"Mau?" Bima menaikkan alisnya membuat Alana menganggukkan kepalanya.
"Hahaha, geli Pa." Bima terus menggelitiki Alana hingga suara tawa Alana membuat para pelayan yang sedang bekerja tersenyum mendengar gelak tawa dari Alana yang berada di halaman belakang.
Alana menghapus air matanya dan melanjutkan langkahnya hingga berhenti tepat di ruang keluarga, dimana waktu itu pertama kalinya dia duduk di sana bersama Bima. Alana juga mengingat bagaimana wajah Papa nya saat kesal karena tingkah Opanya.
Perlahan Alana menaiki tangga menuju lantai dua sambil terus menatap sekeliling rumahnya.
Alana mengingat bagaimana Bima menggendongnya dan membawanya ke kamar.
Cklek
Gelap. Alana menekan saklar di dinding dekat pintu dan keadaan kamar Alana berubah terang benderang.
Alana mengedarkan pandangannya dan berhenti di dekat meja belajar miliknya. Di ambilnya buku berwarna coklat dan di bukanya lembar pertama.
Ini bukan tentang rindu...
tapi ini tentang kamu yang tiba-tiba meninggalkan.
---AAlana menutup kembali buku itu dan menaruhnya kembali di sana. Alana duduk dan menatap sekeliling kamarnya melihat keluarga kecil tengah asik tertawa di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (REPUBLISH)
Novela JuvenilCover by me [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] Budidayakan meninggalkan jejak seperti VOTE DAN KOMEN! ♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎ "Only one day," Alana menatap Bian yang tengah menatapnya. "LO COWOK BRENGSEK BIAN! LO BILANG BAKAL BUAT ALANA BAHAGIA?! TAPI INI APA? LO NYAK...