"Papa mau bicara." Bian menatap pria paruh baya di hadapannya.
"Apa?"
"Saya tidak suka kamu berpacaran dengan gadis yang tidak jelas asal-usulnya itu."
"Maksud anda siapa?" Bian menatap heran orang yang ada di hadapannya.
"Pacar kamu," jawab pria itu.
"Anda tidak tau apapun jadi jangan pernah ikut campur urusan saya!"
"Sam! Saya sudah punya yang terbaik buat kamu!"
"Anda bukan siapa-siapa bagi saya! Jadi jangan pernah mengurusi hidup saya!"
Bian bangkit dari duduknya tapi mendengar perkataan pria itu selanjutnya, membuat Bian memberhentikan langkahnya dan menatap tajam orang yang tidak pantas di sebutnya sebagai Ayah.
"Tinggalkan gadis itu, atau kamu akan melihat jasadnya!" Bian mengepalkan tangannya.
"JANGAN SENTUH GADIS SAYA!" Bian berteriak membuat Risa yang tengah berada di dapur terkejut dan segera menghampiri mereka yang ada di ruang tamu.
Risa segera melerai Bian yang sudah menarik kerah kemeja suaminya.
"Sam! Bunda bilang lepasin." Bian tetap menarik kerah lelaki itu dengan tatapan tajamnya.
"SAMUDRA! BUNDA BILANG LEPASIN!" Bian melepaskan kerah kemeja lelaki itu dengan kasar lalu menatap Bundanya dengan raut kecewa.
"Bunda belain laki-laki ini?" Risa menatap putranya dengan tatapan sendu.
"Dia Ayah kamu Bian,"
"Ayah macam apa yang ingin merusak kebahagiaan anaknya!" Bian menunjuk wajah lelaki yang tengah menatapnya.
"Kalian kenapa?" Risa menatap putra dan suaminya dengan bertanya-tanya.
"Bilangin sama dia, Bun. Sam udah punya pilihan sendiri!" Setelah mengatakan itu Bian mengendarai motornya dengan emosi.
Bian berhenti tepat di depan gerbang rumah Alana lalu mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang.
"Hai," Bian tersenyum mendengar suara gadis di seberang sana.
"Kamu ngapain?" Bian menatap bangunan di hadapannya.
"Ga ngapa-ngapain, kenapa?"
"Kangen,"
"Aku juga," Alana menatap langit-langit kamarnya karena tidak mendapat jawaban dari Bian.
"Bian?"
"Iya, Lana?"
"Janji jangan pernah pergi ninggalin aku?"
Bian mengepalkan tangannya mendengar permintaan Alana. Bian takut Alana kenapa-napa.
"Bian? Kamu masih di sana?"
Bian mematikan ponselnya dan memakai helmnya lalu pergi dari sana.
♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎
Jerk : Send a picture
Jerk : Putuskan hubunganmu dengan gadis itu, atau siapkan dirimu untuk melihat jasadnya
Bian mengepalkan tangannya dan berlari keluar kelas membuat teman-teman kelasnya menatap bingung ke arahnya.
Bian melihat Kribo tengah asik menggoda adek kelas yang lewat.
"Bo," Kribo menoleh dan menghampiri Bian.
"Kenapa?"
"Bisa panggilkan Alana?" Kribo menatap wajah Bian yang seperti orang frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (REPUBLISH)
Teen FictionCover by me [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] Budidayakan meninggalkan jejak seperti VOTE DAN KOMEN! ♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎ "Only one day," Alana menatap Bian yang tengah menatapnya. "LO COWOK BRENGSEK BIAN! LO BILANG BAKAL BUAT ALANA BAHAGIA?! TAPI INI APA? LO NYAK...