"Caca, jangan lari-lari sayang," Bima berteriak saat memasuki pintu utama.
Sedangkan balita perempuan itu masih berlari ke arahnya sambil tertawa dengan kedua tangan yang terbuka lebar.
"Pa-pa," ujarnya saat berhasil sampai di depan Bima yang langsung memeluknya dan mencium wajahnya bertubi-tubi.
"Gemesh banget sih," Bima mengecup pipi Alana kecil berkali-kali.
"Angen," Alana memukul-mukul wajah Bima membuat pria itu langsung menoel-noel pipinya.
"Baru pulang, Mas?" Sarah mengecup tangan suaminya.
"Iya, kamu gak repot jaga Caca sendirian?" Tanya Bima.
"Ga sendirian kok Mas, Kan banyak yang bantu jagain juga."
Rumah Bima sangat besar maka dari itu di rumahnya terdapat lebih dari 50 orang pelayan wanita, dan 150 penjaga ada di rumah Bima.
Karena memang musuh dalam dunia bisnis mengharuskan Bima memperketat keamanan untuk keluarganya.
Bima memang sudah biasa hidup seperti ini tapi Sarah, Sarah baru merasakan di jaga seketat ini saat mulai dekat dengan Bima.
Saat itu mereka bertemu lagi waktu SMA dan Bima menyukai Sarah yang notabennya adalah anak kecil yang sering dia ganggu waktu kecil.
Saat itu Bima tidak sengaja mengikuti Sarah diam-diam sepulang sekolah. Bima terdiam saat mengetahui Sarah adalah anak kecil itu. Bima tau itu karena tak sengaja melihat wanita yang di yakini Bima adalah Ibu dari Sarah.
Bima pulang kerumahnya sambil tertawa dan tak berhenti tersenyum, membuat kedua orang tuanya memperhatikan Bima yang tengah tertawa tidak jelas menaiki tangga.
"Hahahaha Bim, yang bener aja? Lo suka sama anak cengeng itu? Hahahha."
Raya dan Hans saling memandang satu sama lain lalu terkejut saat mendengar suara pintu yang tutup kencang.
Besoknya di sekolah Bima mulai mendekati Sarah dan membuat Sarah juga ikut menyukainya. Bima mengatakan kalau mereka adalah musuh bebuyutan saat kecil.
Sarah terkejut, "Jadi kamu?" Bima menganggukkan kepalanya takut kalau Sarah akan menjauhinya.
"Ihh kamu ya! Aku dari dulu pengen banget ninju wajah kamu itu! Tapi ga pernah jadi gara gara kamu malah bikin aku nangis. Untung Ibu aku datang terus kamu lari."
Bima tertawa mendengar perkataan Sarah. "Sekarang udah bisa nih," Bima mengarahkan tangan Sarah ke wajahnya membuat Sarah menatap bingung ke arahnya.
"Katanya mau tinju wajah aku." Sarah tersenyum malu mendengar perkataan Bima.
"Elus aja deh, sayang kalau di tinju." Bima tersenyum melihat Sarah malah mengelus wajahnya.
Mereka pacaran dan hidup Sarah berubah seketika. Perlakuan Bima yang menjadikan Sarah bak ratu membuat Sarah kadang sedikit tidak nyaman karena kemana-mana Sarah akan di kawal terus oleh orang suruhan Bima.
Hendak protes tapi Sarah paham akan kondisi keluarga Bima dan mau tidak mau Sarah menerima itu semua dan akhirnya mulai terbiasa dengan segalanya.
Mereka menikah dan memiliki Alana di hidup mereka. Kebahagiaan mereka bertambah sejak kehadiran seorang putri yang sangat menggemaskan itu.
"Besok kita liburan mau?" Tanya Bima membuat Sarah menatapnya berbinar.
"Beneran Mas?" Bima mengangguk dan tersenyum seraya memeluk istri dan anaknya.
♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (REPUBLISH)
Teen FictionCover by me [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] Budidayakan meninggalkan jejak seperti VOTE DAN KOMEN! ♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎ "Only one day," Alana menatap Bian yang tengah menatapnya. "LO COWOK BRENGSEK BIAN! LO BILANG BAKAL BUAT ALANA BAHAGIA?! TAPI INI APA? LO NYAK...