ALANA --08

4.7K 386 45
                                        

"Gue ke sana sekarang!" Bian mematikan telponnya dan dengan cepat berlari keluar dari rumahnya.

"Sam! Jangan ngebut-ngebut!" Teriak wanita yang diyakini adalah Ibunya.

Bian melajukan motornya dengan kecepatan maksimal. Di pikiran Bian saat ini adalah Alana. Bian mengklakson motornya saat sudah tiba di depan gerbang rumah Alana.

Melihat satpam yang tidak ada di sana membuat Bian terus menekan klaksonnya dengan membabi buta. Pak Supri yang baru selesai dari toilet segera berlari menuju suara yang ada dari luar.

Dia melihat seorang pemuda terus mengklakson motornya. Dengan cepat dia membuka gerbang dan membiarkan Bian masuk dan hampir menabraknya.

"Astagfirullah," Pak Supri kembali menutup gerbang dan berlari menyusul Bian yang sedang menerobos masuk saat pintu di buka oleh Bi Mun.

"Kenapa Bi?" Tanyanya yang di hadiahi oleh gelengan dari Bi Mun.
Mereka menyusul Bian yang tengah berlari tergesa-gesa menuju kamar Alana yang berada di lantai atas.

Bian mengetuk pintu Alana tapi tak kunjung dibuka oleh pemiliknya. Alana tidak mendengar suara kegaduhan apapun dari luar kamarnya, karena saat ini Alana sangat ketakutan dan fokus menenangkan dirinya saat ini.

Dia memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya dengan badan bergetar sambil menangis.

"ALANA BUKA PINTUNYA!"

"Sayang, hei, jangan buat aku khawatir." Jika kalian sadar, Bian menggunakan kata aku bukan kata gue lagi.

"Lana, ini aku, buka pintunya sayang." Bian terus menerus memutar knop pintu dan mengetuknya dengan brutal.

Pak Supri dan Bi Mun yang baru saja sampai di sana pun segera menatap ke arah kamar Alana. Tumben sekali Alana tak membuka pintu kamarnya saat jelas-jelas pintu kamarnya sudah di ketuk dengan brutal sambil terus berteriak memanggil namanya.

Bian mendobrak pintu kamar Alana tapi tak kunjung terbuka. Bian terus berusaha mendobrak pintu itu dan...

BRAK!

Pintu kamar Alana terbuka, Bian mencari Alana di keadaan kamar yang tidak terlalu terang, tapi ada cahaya yang masuk dari jendela kamarnya membuat Bian bisa melihat Alana yang berada di samping tempat tidur tengah menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya dengan bahu bergetar.

"Sssstt hei, aku disini." Bian memeluk tubuh Alana yang mengurus itu membuat Alana tersadar dengan dunia nya. Alana memandang wajah Bian yang juga tengah memandangnya dengan tatapan khawatir.

"Ssstt gapapa, aku disini, aku akan selalu ada disamping kamu." Bian terus mengelus punggung Alana dan berusaha menenangkan.

Alana berhenti menangis. Dia merasa tenang berada di pelukan Bian. Alana mengeratkan pelukannya yang dibalas tak kalah erat oleh Bian.

Bian melepaskan pelukannya saat dirasa nafas Alana teratur menandakan Alana sudah tertidur di pelukannya.

Bi mun yang melihat Alana tenang di pelukan Bian pun segera menyuruh Bian meletakkan Alana di tempat tidur. Bian mengecup kening Alana lalu menutup tubuh Alana dengan selimut.

"Bisa bicara sebentar?" Tanya Bian membuat Bi mun dan Pak Supri menatap kearahnya.

"Iya Den," jawab mereka.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Lana?"

"Saya juga gak tau Den, apa yang terjadi hari ini." Jawab Bi Mun dan mendapat anggukan dari Pak Supri.
Bian terdiam dan menghembuskan nafasnya perlahan. Dia akan mencari tau sendiri semua tentang Alana.

ALANA  (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang