ALANA --14

4.1K 346 22
                                        

Alana duduk bersama Raya dan Hans di taman. Mereka bercanda tawa menceritakan ke usilan Bima dulu. Alana baru mengetahui ternyata Papa nya dulu adalah orang yang sangat menyenangkan berbanding terbalik dengan sekarang yang justru dingin dan menakutkan.

Suara mobil yang memasuki perkarangan rumah membuat semua orang yang ada di taman mengalihkan pandangannya melihat Bima turun dan menutup pintu mobil kembali.

"Selamat sore." Sapa Bima saat sudah sampai di depan Alana dan kedua orang tuanya.

"Sore,"

"Selamat sore, Pa." Alana tersenyum membuat Bima memandangnya sebentar setelah itu mengalihkan tatapannya ke arah Pria paruh baya di sana.

Bima duduk di kursi sebelah Alana saat Hans menyuruhnya duduk melalui isyarat mata.

"Bagaimana pekerjaan di kantor?" Tanya hans.

"Seperti biasa." Jawab Bima sambil melirik ke arah Alana yang tengah mengelap hidungnya dengan tisu.

"Papa sudah memesan tiket liburan buat kita. Papa dengar kamu tidak pernah liburan dengan Alana. Papa sudah bilang, Keluarga itu lebih penting di banding pekerjaanmu itu."

Bima Diam menatap Papanya lalu kembali melirik Alana yang masih sibuk menahan tisu di hidungnya.

"Ngapain kamu nutup hidung? Gak tahan kalau saya ada di samping kamu?" Mendengar itu Alana menatap ke arah Bima yang kebetulan duduk di sampingnya.

Alana menggelengkan kepalanya sambil terus menahan tisu di hidungnya. "Gak Pa, Alana cuma pilek doang." Alana kembali mengambil beberapa lembar tisu dan kembali menempelkannya di hidung dengan tisu yang pertama tetap di hidungnya.

"A-alana ke dalam dulu." Alana berjalan dengan sangat cepat walaupun terkadang dia meringis menahan sakit ditubuhnya.

"Kamu harusnya lebih memperhatikan Alana lagi, Bim." Raya menasehati putranya.

"Hmm,"

♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎

Bian mengajak Alana pergi ke suatu tempat yang tak pernah Alana datangi sebelumnya. Pantai.

"Bian, Aku ingin kita tetap seperti ini untuk selamanya."

"Iya,"

"Bian,"

"Hm,"

"Kamu akan terus sayang sama aku, kan?"

"Pasti, Lana."

"Aku beruntung bisa kenal kamu."

"Aku juga." Bian memeluk Alana dengan erat.

"Kamu ganti model rambut?" Tanya Bian membuat Alana mendongak keatas untuk menatapnya.

"Hm iya. Baguskan?" Tanya Alana membuat Bian tersenyum.

"Tapi aku lebih suka sama rambut kamu dulu." Alana diam menatap Bian yang tengah mengelus rambutnya.

"Bian, suatu saat nanti-aku mau ke tempat ini lagi sama kamu dan untuk kamu."

"Iya,"

Matahari terbenam menambah kesan romantis di sana. Bian memeluk Alana dengan erat.

"I love you, Lana." Alana tersenyum sambil menutup matanya perlahan menikmati hembusan angin dan kecupan Bian di kepalanya.

♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎

Hari ini adalah hari pengambilan rapot dan sama seperti sebelumnya Bima tidak akan pernah datang untuk mengambilkan rapot Alana. Hari ini Alana di temani oleh Raya dan Hans ke sekolah.

ALANA  (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang