ALANA --30

4.5K 383 3
                                        

Aldi dan yang lainnya melihat ke arah Alana yang sudah kembali normal. Dokter keluar dari sana dan menghampiri mereka.

"Alhamdulillah, kondisi pasien kembali normal. Pasien sudah melewati masa kritisnya." Aldi mengusap wajahnya kasar lalu mengucapkan terima kasih pada sang dokter.

"Boleh saya masuk?" Tanya Bima membuat dokter itu mengangguk dan pergi dari sana.

Bima duduk dan menggenggam tangan putrinya. "Terima kasih masih bertahan."

"Papa gak tau harus gimana, saat kamu bener bener pergi ninggalin Papa." Bima melihat Alana meneteskan air matanya.

"Kamu dengar Papa, Nak?" Bima mengelus kepala Alana dengan perlahan lalu mengecup kening putrinya.

"Papa mohon, bangun sayang. Kemarin Papa ke sekolah --- kata seluruh pengajar di sana, kamu murid kebanggaan mereka. Papa bangga, ternyata putri Papa adalah kesayangan semua orang."

Bima menengadahkan kepalanya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Alana, berbisik di sana. "Bian kembali, kamu gak mau ketemu dia?"

Tit tit tit

Tidak ada balasan apapun dari Alana, yang terdengar hanya suara dari mesin monitor yang memenuhi ruang ICU. 

♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎

Seorang pemuda berjalan dengan senyum yang tidak pernah luntur dari wajah nya. Keluar dari Bandara Soekarno Hatta lalu memasuki taksi untuk menuju ke rumah Alana.

"Aku kembali, Lana." Bian tersenyum memandang bangunan bangunan tinggi yang di lewatinya.

Drrrtt.. drrtt

Bian merogoh sakunya lalu menerima panggilan telfon tersebut.

"Iya, Bun."

"Kamu dimana? Bunda udah nungguin dari tadi."

"Dijalan, bentar lagi Sam nyampe."

"Ke rumah sakit sekarang. Bunda tunggu."

Bian diam. Dirinya tiba-tiba teringat akan mimpinya mengenai Alana.

"Alana sekarang kritis, Sam. Itu sebabnya Papa kamu nyuruh kamu pulang sekarang." 

Bian merasa dunianya runtuh seketika. Semangat tadi seketika lenyap begitu saja.

"Maafin bunda. Bunda egois. Bunda udah nutupin tentang Alana dari kamu, Sam. Bunda minta maaf."

"Pak, kita ke rumah sakit--" 

Sopir itu mengangguk lalu memutar arah mobilnya karena tujuan mereka berubah.

"Kasian banget,"

"Tapi, alhamdulillah detak jantungnya kembali normal."

Dua orang suster tengah asik bercerita mengenai salah satu pasien di sana. Bian yang baru saja tiba segera menyusuri koridor rumah sakit. 

Perasaan cemas menggerogoti hatinya. "Maaf," wanita itu menghampiri dua suster yang di lewatinya tadi.

"Iya, bu Sarah." Jawab mereka.

"Boleh saya tau nama pasien yang sedang kalian bicarakan?" Tanyanya membuat kedua suster itu saling pandang.

"Oh itu, namanya kalau gak salah, Alana." Jawab salah satu dari suster itu.

"Alana?" Kedua suster itu menganggukkan kepalanya lalu pergi untuk kembali bekerja.

"Alana sayang Tante,"

"T-tante,"

"S-saya boleh pe-peluk tante?"

ALANA  (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang