ALANA --29

4.2K 373 13
                                        

Udah follow belom??

Follow dong guys! Gue butuh support kalian supaya cerita ini lanjut teruss...

Wajib vote yaa, jangan jadi silent readers..

Cape tau nulis gini doang, sampe kadang lupa jadwal makan. Kalo kalian emang ga mau ngevote atau komen, yauda ceritanya aku ga bakalan lanjut sampai tamat.

Dimohon kerja samanya ya..
Kalian seneng gue ikut seneng.



HAPPY READING

Aldi menatap sayu ke arah gadis yang tengah terbaring dengan beberapa alat yang terpasang ditubuhnya.

Tidak ada satupun suara disana kecuali suara detak jantung yang menandakan bahwa gadis itu masih hidup.

"Hai, Apa kabar? Lo gak kangen gue? Al, selama ini lo anggap gue apa sih? Kenapa hal sebesar ini lo gak cerita sama gue?"

Aldi menggenggam sebelah tangan Alana dengan kedua tangannya. Dikecupnya perlahan tangan Alana yang dingin itu.

"Jangan tidur lama-lama, gue gak tau apa reaksi anak-anak saat tau kondisi lo saat ini." Aldi meneteskan air matanya dan kembali mengecup tangan Alana.

"Gue tau lo dengerin gue, please buka mata lo, Al." Aldi menatap Alana yang tengah menangis dengan mata tertutup.

"Lo mau ketemu Bian? Gue bakalan bawa Bian kesini, asal lo buka mata setelah itu." Aldi berdiri dan menunduk sedikit untuk mengecup kening Alana lama setelah itu pergi dari sana.

♡︎♡︎♡︎♡︎♡︎

"Lo pernah gak sih? Sayang banget sama orang sampai lo gak tau harus ngapain saat orang itu udah gak ada di hidup lo lagi?"

Aldi mengepalkan tangannya saat mendengarkan salah satu podcast.

"Dan itu terjadi ke gue, Gue gak tau harus ngapain di saat orang-orang yang gue sayang satu persatu pergi ninggalin gue sendiri."

"Ingin sekali gue nyalahin tuhan buat semuanya. Tapi, apa berhak gue marah sama sang pencipta? Apa berhak gue nyalahin takdir yang udah di kasih ke gue?"

"Lucu kadang, kenapa setiap kita udah mendapatkan hal yang kita impikan, tuhan pasti akan mengambil hal-hal itu dengan perlahan, hingga pada akhirnya, mereka hilang dan kita kembali sendirian."

Aldi mengenali suara itu, suara seorang gadis yang kini tengah terbaring dengan jiwa yang entah berada di mana.

"Gue udah ngalamin itu. Tapi bedanya, gue masih bisa liat lo, sedangkan lo? Lo gak bisa liat Bian."

"Dan sampai detik ini, gue berharap tuhan gak akan ambil lo dari gue, gue harap lo gak akan hilang dan gue gak akan sendirian."

Aldi memejamkan matanya kemudian menghembuskan nafasnya dengan gusar.

Canberra, Australia.

"Take care,"

Angel melambaikan tangannya ke arah teman-temannya lalu menghampiri Bian yang sedang bersandar di mobilnya.

"Hi, are you ok?" Angel melepaskan pelukannya lalu menatap ke arah Bian dengan heran.

"I'm fine,"

"Sam, dengerin aku, apapun itu... mau sebesar apapun masalah kamu, aku siap jadi pendengar kamu." Angel menggenggam tangan Bian membuat Bian menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit sekali di artikan.

ALANA  (REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang