16

2.6K 399 116
                                    

KEEP QUIET

Sehun x Jongin

Mingyu x Eunwoo

Romance, Drama

Warning : BL, Mpreg, Typo

Hai am bek egen..., maklumi kalo ada typo typo ya hahah, terima kasih sudah mampir, terima kasih untuk vote dan komennya, selamat membaca semoga terhibur.....,

Previous

Jongin menghubungi layanan taksi dua puluh empat jam untuk memesan taksi pulang. Jongin merapatakan kerah jaket yang dia kenakan. Memandangi toko-toko yang tutup di hadapannya dengan lampu-lampu hias bependar terang dengan warna kuning dan ungu. Jalanan benar-benar sunyi, namun semuanya sangat aman di sini. Patorli polisi lewat setiap setengah jam sekali. Kamera-kamera pengawas berada di setiap sudut tempat. Seseorang yang melakukan kejahatan bisa ditangkap dalam hitungan jam bahkan mungkin dalam hitungan menit.

Jongin mengetuk-ngetukan ujung sepatunya pada lantai beton trotoar. Dia merasa cemas. "Aku tidak mungkin hamil karena ini kan?" Jongin bingung.

"Bagaimana, jika aku hamil, apa para bangsawan akan mengucilkan aku, apa Sehun akan menyalahkan aku dan menganggap aku murahan, apa aku harus pergi jauh. Aku benci bangsawan aku tidak mau memiliki hubungan apapun dengan mereka. Aku harus menemui Mingyu dan Eunwoo untuk membicarakan ini. Ah tidak usah, belum pasti. Jika sudah pasti aku akan berbicara dengan mereka."

"Haah...," Jongin menghembuskan nafas berat. "Pilihan yang terbaik adalah aku harus pergi dari Grissham, jika kemungkinan paling buruk terjadi." Ucap Jongin kepada dirinya sendiri.

ENAM BELAS

Sehun melirik Jongin yang kini berjalan bersamanya, satu tahun yang lalu dia bahkan tidak menyangka hari seperti ini akan tiba. Membawa Jongin bertemu dengan ibunya adalah pilihan yang sangat tepat. Berikutnya hanya tinggal membawa Jongin bertemu dengan ayahnya.

Jongin membiarkan Sehun menggenggam tangannya setelah mereka merasa cukup mengunjungi tempat peristirahatan terakhir dari ibu kandung Sehun. Sinar matahari sudah berangsur redup namun masih banyak orang berada di taman ini. Bahkan menurut Jongin lebih banyak orang yang datang menjelang malam. Di area terbuka taman ada panggung kecil lengkap dengan lampu sorot dan pengeras suara.

"Akan ada pertunjukan." Ucap Sehun. "Mau melihatnya?"

Jongin melihat para dewasa muda membawa alat musik dan menyiapkannya di atas panggung. Jongin ingin tinggal lebih lama dan melihat mereka tapi udara terasa semakin dingin dan dia mulai merasa lapar. "Lain kali bagaimana?" Jongin bertanya kepada Sehun.

"Tentu. Kau kedinginan?"

"Tidak usah." Jongin cepat-cepat melarang Sehun yang bermaksud memberinya mantel yang dia kenakan. "Kita kembali ke mobil saja."

"Baiklah, ayo." Sehun meraih dan menggenggam telapak tangan kiri Jongin.

Sehun bisa merasakan permukaan kulit telapak tangan kiri Jongin yang dingin, Sehun bergegas melepas mantel hangatnya lalu membungkus tubuh Jongin tidak peduli meski Jongin menolaknya.

"Aku tidak bisa membiarkanmu kedinginan." Ucap Sehun.

Jongin mengangguk pelan tidak menolak lagi, mereka kembali melangkah menuju area parkir. Angin lebih sering berhembus ketika matahari benar-benar terbenam. Jongin tidak tahu bagaimana orang-orang di taman ini bisa menahan rasa dingin sementara dirinya sudah mersa tidak tahan sama sekali. Jongin tidak membuang-buang waktu ketika mereka sudah mencapai mobil, dia bergegas masuk dan membungkus tubuhnya lebih rapat menggunakan mantel Sehun.

Sehun menyalakan mesin mobil dan penghangat, memastikan tidak ada jendela mobil yang terbuka. "Sudah hangat?" Sehun bertanya dengan nada cemas.

"Di luar benar-benar dingin, angin berhembus kencang." Keluh Jongin dia meletakan kedua tangannya di depan udara hangat yang keluar dari penghangat mobil.

KEEP QUIETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang