28

2.2K 396 114
                                    

KEEP QUIET

HunKai

Mingyu Eunwoo

Warning : TYPO, TYPO, BL, BL, Mpreg

Romance, Drama

Halo am bek egen..., awas kesandung typo, terima kasih sudah mampir buat baca, terima kasih untuk vote dan komennya, selamat membaca semoga terhibur, sampai jumpa secepatnya....

Previous

Shopie mengeluarkan dua gelang dari tempatnya kemudian meminta tangan kiri Jongin yang tanpa perban.

"Terlihat cocok untukmu." Ucap Shopie kemudian tersenyum. Shopie memasangkan gelang yang lain di tangan kiri Sehun. "Dengan begini aku sudah memberikan restuku kepada kalian." Shopie tersenyum bahagia. "Kalian tentu sudah mengerti jika Phoenix adalah simbol kebangkitan, setelah terbakar habis, Phoenix akan lahir dari abu. Simbol kebangkitan, kehidupan, dan keabadian. Sangat cocok untuk kalian berdua, karena aku menyematkan banyak harapan baik ketika merancang dua gelang itu."

"Jika Celeste ada kau akan sangat dimanja olehnya. Apalagi kau mengandung cucunya, dia bisa sangat cerewet tapi suara cerewetnya menyenangkan bukan menyebalkan, selera humornya juga sangat berkualitas. Kau tidak akan bosan mendengarnya bicara. Ah astaga aku yang terlalu banyak bicara."

"Tidak apa-apa, saya senang mendengar Anda bicara." Balas Jongin kemudian tersenyum.

Shopie tertawa. "Ah benarkah? Aku akan berbicara setelah kalian selesai sarapan dan istirahat, aku bisa melihat wajah lelah kalian, jangan mengelak."

Jongin tersenyum, sekarang dia mengerti kesalahan berpikirnya di masa lalu. Bangsawan itu manusia, sama seperti dirinya, sebagian dari mereka sangat buruk sebagian lagi sangat baik. Jongin sudah bertemu dengan keduanya, namun Jongin merasa sangat beruntung karena dia dikelilingi oleh para bangsawan baik.

"Bagaimana apa masakanku lebih baik dari Ayner?" Tanya Shopie penasaran.

"Hmm...., iya." Jawab Jongin jujur.

"Kau dengar itu Sehun, masakanku lebih lezat dari masakan ayahmu."

"Lebih lezat masakan Ayah." Balas Sehun.

"Seleramu payah sekali." Ejek Shopie. Sehun mendengus pelan kemudian tersenyum, dan Jongin tertawa pelan.

DUA PULUH DELAPAN

"Istirahatlah." Ucap Shopie sebelum meninggalkan keduanya di lantai dua.

Jongin menatap pintu-pintu yang tertutup.

"Tidurlah kita bisa kembali siang nanti."

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Aku berangkat sedikit lebih siang, kelonggaran setelah lembur." Jawab Sehun.

"Pukul berapa kau berangkat?"

"Sekitar sepuluh pagi aku akan mengantarmu sebelum berangkat."

"Baiklah..., selamat tidur jangan bangun terlalu siang atau kau akan terlambat ke kantor."

"Ya."

Jongin melihat Sehun memasuki kamar yang tepat berada di seberang kamarnya. Jongin kemudian masuk, menutup dan mengunci pintu kamar. Jongin memasuki kamar bergaya minimalis dengan dekorasi warna ungu.

"Ah Bibi Shopie menyukai warna ungu, Nyonya Celeste menyukai warna hijau. Menarik." Gumam Jongin pelan.

Jongin memeriksa kamar mandi kemudian memeriksa pemandangan di luar jendela, langit masih gelap, matahari terbit sekitar pukul enam sampai tujuh pagi di musim panas dan lebih siang saat musim dingin. Jongin menduduki ujung ranjang setelah melepas kaos kaki dia kemudian berbaring di atas ranjang tempat tidur yang nyaman. Setelah berbaring barulah Jongin menyadari jika dirinya sangat mengantuk.

KEEP QUIETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang