33

2.4K 387 107
                                    

KEEP QUIET

HunKai

Mingyu Eunwoo

Warning : TYPO, TYPO, BL, BL, Mpreg

Hola semua am bek egen, sorry updatenya agak tersendat belakangan ini, aku usahakan rajin upadate lagi. Awas kesandung typo, terima kasih sudah mampir, terima kasih untuk vote dan komennya. Selamat membaca semoga terhibur.

Previous

Sehun mengangguk pelan melihat Vernon keluar dari ruangannya dan menutup pintu kembali dengan sangat pelan nyaris tidak terdengar suara. Sehun membaca dokumen dengan tulisan tangan Vernon yang rapi. Membaca sekilas tentang sejarah keluarga bangsawan Pretextato. Lalu membaca rincian harta keluarga yang ditinggalkan untuk Jongin.

"Dia membuat laporan seperti tugas kuliah." Kekeh Sehun setelah membaca hasil penyelidikan dari Vernon.

Dari laporan Vernon, Sehun tahu jika ayah kandung Jongin meninggalkan Kastil di kota Ananias sepuluh menit dari pusat kota Linford. Kastil itu seluas 20 hektar yang dikelilingi hutan dan berhadapan dengan danau. Jongin juga menerima warisan berupa koleksi lukisan langka, mahkota, perhiasan, dan uang dengan jumlah yang sangat besar. Namun, Sehun tidak mengerti mengapa harta warisan ini disembunyikan dari Jongin? Mengapa Jongin dibiarkan hidup menderita?

"Apa orangtua Jongin belum sempat mengatakan apa-apa sebelum mereka meninggal?" Sehun bertanya kepada dirinya sendiri.

Sehun membaca bagian lain dan semua harta itu sudah dipastikan akan diterima oleh Jongin dengan dukungan kekuatan hukum.

"Semoga Jongin tidak terkena serangan jantung setelah melihat ini semua." Mohon Sehun.

TIGA PULUH TIGA

Jongin mengikuti saran Sehun dia bersama Walter berada di rumah kaca sekarang. Jongin benar-benar takjub dia tidak bisa menentukan mana yang lebih besar mansion atau rumah kaca ini. Di tengah rumah kaca terdapat kolam berbentuk persegi, ada air terjun buatan di setiap sisi kolam. Jembatan yang melintas di atas kolam. Pepohonan rindang dari negara tropis. Bunga-bunga dan bahkan ada pohon-pohon buah.

"Kita berkebun di sini?" Jongin menatap Walter tidak percaya.

Walter tertawa pelan. "Tentu saja tidak, ada orang lain yang mengurus semua ini. Saya akan mengajak Anda ke satu sudut dan melihat bagaimana para ahli melestarikan tanaman atau bagian pembiakan."

"Membiakan apa?"

"Beberapa pohon buah dari negara tropis, ah ada beberapa jenis bunga juga."

"Aku tidak menyangka ada rumah kaca sebesar ini di area mansion." Ucap Jongin.

"Letaknya memang cukup jauh dari mansion dan tersembunyi dengan baik dibalik pepohonan yang rindang. Apa Anda merasa lelah?"

"Tidak, sama sekali tidak."

"Jika Anda lelah kita bisa berkeliling dengan mobil golf." Tawar Walter.

"Tidak perlu, saya akan menikmati tempat ini dengan berjalan kaki." Balas Jongin.

Jongin berhenti di tengah jembatan kemudian memandangi ke bawah. Daun-daun teratai raksasa dengan bunga putih dan ungu, beberapa mekar dan sisanya masih berupa kuncup besar.

"Apa aku bisa berdiri di atas daun teratai?" Jongin bertanya kepada dirinya sendiri.

"Konon kabarnya bisa tapi saya tidak menyarankan hal itu, Anda bisa terjatuh ke dalam air yang cukup dingin meski berada di dalam rumah kaca." Jawab Walter.

"Ah!" Jongin terkejut karena Walter mendengar pertanyaannya dan memberinya jawaban padahal Jongin hanya berbicara dengan dirinya sendiri. Jongin sedikit menundukan wajahnya merasa malu karena yakin Walter pasti berpikir jika dia tidak pernah melihat hal menakjubkan dalam hidupnya.

KEEP QUIETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang