Menjelang pagi Revano terbangun dari tidurnya, ia menggeliat pelan matanya menoleh ke arah kanannya saat mendengar suara pintu terbuka.
Evelin masuk dengan membawa segelas air putih lalu ia menaruhnya di atas nakas, tatapannya beralih pada Revano yang masih rebahan. Tatapan Revano tak lepas dari Evelin yang memakai kemeja putih miliknya.
Kenapa dia harus memakai kemejaku? Apa dia tak punya baju? Batin Revano jengah.
Evelin tersenyum menggoda, Revano tak peduli, ia menyingkirkan bad cover hingga terpampanglah pemandangan tubuhnya yang polos, Revano hendak bangkit namun Evelin mendorong bahunya hingga membuat Revano kembali terlentang.
Belum sempat Revano bergerak lagi Evelin lebih dulu menahan pergerakannya dengan duduk di atas tubuh Revano.
Ohh shit
Revano dapat merasakan jelas sesuatu yang lembab milik Evelin mengenai perut kekarnya.
Perempuan itu tak memakai pakaian dalam!
"Sebelum pergi, kau harus tanggung jawab." Ujar Evelin seraya mengusap lembut dada bidang Revano yang telanjang.
Revano menaikan sebelah alisnya heran.
"For what?"
"Kau tahu apa yang kumaksud."
Revano tertawa hambar. Ia kemudian terduduk membuat mereka kini saling berhadapan dengan Evelin di pangkuannya.
"Bukankah kau sendiri yang menyerahkannya padaku." Ujar Revano, lebih kepada pernyataan.
"I know that but, aku tetep mau kamu bertanggung jawab." Evelin menjeda, ia menatap manik mata Revano dengan lekat, tangannya terulur untuk menyentuh lembut rahang Revano.
Evelin mendekatkan wajahnya lalu menggigit pelan telinga Revano, pria yang digoda itu hanya diam dengan mata terpejam. Tak ingin munafik karena ia menyukai sentuhan Evelin.
"I want you to be my lover." Ujar Evelin.
Revano menatapnya datar, ada gejolak tersendiri dalam dada Revano saat mendengar suara Evelin yang serak.
Dengan gesit Revano membuat Evelin berada di kungkuhannya.
"Of course i can't." Setelah mengatakan hal itu Revano kemudian hendak bangkit namun lagi-lagi Evelin menahannya dengan melingkarkan kedua kakinya di pinggang Revano.
"Why?" Tanya Evelin dengan tatapan datar namun tak sangka jika hatinya merasakan sakit mendapatkan penolakan tersebut.
Revano menatapnya dalam diam, belum ingin berbicara. Namun tangannya tak tinggal dia untuk melepaskan satu persatu kancing kemejanya di tubuh Evelin.
Evelin yang menduga jika Revano menginginkannya lagi, ia tersenyum lalu menarik tengkuk Revano dan memagut bibirnya.
Setelah semua kancing terbuka Revano segera melepaskan kemeja tersebut dan membiarkan Evelin yang telanjang, kemudian ia bangkit dari tubuh Evelin yang membuat ciuman mereka pun terputus.
Dengan nafas terengah akibat ciuman, Evelin menatap Revano yang mulai memakai kemejanya.
Evelin ditipu!
"So, kita pacaran." Ujar Evelin.
Revano tak menghiraukannya, pria itu sibuk mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya.
Selesai berpakaian Revano berjalan menuju pintu hendak pergi, namun Evelin kembali mencegahnya.
Perempuan itu tak peduli dengan tubuhnya yang polos.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum mengatakan 'ya'."
Revano terheran dengan tingkah Evelin.
"Kau terobsesi denganku sampai memintaku menjadi kekasihmu?"
"Ya." Jawab Evelin.
"You crazy."
"Bagaimana dengamu? Menyukai teman masa kecil mu itu sampai tak bisa membuka hatimu lagi untuk orang lain, bukankah itu lebih gila?"
Rahang Revano mengeras mendengar pernyataan Evelin, bagaimana gadis itu tahu mengenai masa lalunya?
Evelin terkekeh melihat wajah dingin Revano yang tak membuatnya takut sama sekali.
"Kau penasaran bukan, bagaimana aku mengetahuinya?"
Revano terdiam, masih dengan menatap Evelin dengan ekspresi datar.
"Kalau begitu jadilah kekasihku."
"Apa jaminannya?" Tanya Revano menantang.
"Aku akan memberikan informasi yang sangat ingin kau ketahui."
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO (End)
ChickLit⚠️TERDAPAT ADEGAN DEWASA⚠️ (18+) Revano adalah cowok yang telah kehilangan sahabat kecilnya yang juga merupakan cinta pertamanya. Bertahun-tahun lamanya ia mencoba melupakan cinta monyetnya itu, tapi nyatanya tak semudah itu. Namun semua perlahan b...