2 bulan berlaluEvelin meneguk kembali minumnya lalu menatap layar ponselnya yang menampilkan layar hitam, ia sedang menunggu seseorang menghubunginya tapi tak kunjung ada telepon.
Sela yang melihat sahabatnya itu galau terus menerus karena Revano masih belum memberi kabar sampai saat ini, ia merasa iba pada sahabatnya itu.
"Udah lah mungkin dia lagi tidur disana, dan kamu seharusnya fokus sama kuliah buat bangga kekasihmu itu dengan IPK yang bagus" saran Sela, yang kembali memakan mie ayamnya. Evelin memanyunkan bibirnya ia sangat merindukan suaminya itu.
Evelin bisa saja menelpon Revano tetapi saat pria itu mengangkat telepon darinya, Revano selalu mengatakan ia akan menelpon balik tapi sampai saat ini Revano tak pernah menepati omongannya dan membuat Evelin curiga dengan suaminya itu. Bagaimana jika Revano selingkung? Bermain dengan wanita lain? Evelin tidak bisa membayangkannya dia sangat ingin terbang saat ini juga menuju tempat suaminya berada.
"Revano enggak akan selingkuh kan?" Evelin bergumam, Sela mendongak untuk melihat sahabatnya itu
"Jauhkan pikiran burukmu Evelin, hubungan LDR tidak akan bertahan jika kalian tak saling percaya" lagi-lagi Sela berkata seperti orang yang berpengalaman dalam hal cinta.
"Darimana kata-kata itu bisa keluar?"
"Dari mulutku" Sela terkekeh mendengar jawaban nyeleneh sahabatnya. Evelin memang sangat beruntung memiliki sahabat baik seperti Sela karena meskipun gadis itu tak selalu berada disampingnya tapi Sela akan selalu ada untuknya saat ia membutuhkan pertolongannya.
Sebuah ponsel berdering menandakan telepon masuk, Evelin yang melihat nama si penelpon yang tertara di ponselnya tersebut langsung mengangkatnya dengan hati gembira.
"Vanooo!!! Kangen!!" katanya dengan manja, di sebrang sana pria itu tersenyum tanpa gadisnya ketahui.
"Hm" jawab Revano dengan gumaman
"Kamu lagi apa sekarang? Udah makan? Gimana keadaan kamu disana?" merasa tak mendapat jawaban dari Revano, ia melihat layar ponselnya yang masih tersambung
"Vano.." panggil Evelin memastikan jika Revano masih disana.
"Hm" Revano menjawab, Evelin bernafas lega saat mendengar suara suaminya itu, suara yang sangat ia rindukan dan ingin segera bertemu dan ia peluk.
"Aku kangen"
"Aku tau."
"kamu gak kangen sama aku?" Tanya Evelin.
"iyah"
"Apa? Gak kedengeran?" bohong Evelin.
"Iya aku kangen"
"Sama siapa?"
"Kamu" Evelin tersenyum lebar tak tertahan karena rasa bahagianya, sedangkan Sela hanya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang sedang di mabuk cinta.
"Aku cinta kamu" ucap Evelin malu-malu berharap pria disebrang terlepon sana membalas perkataannya
"Belajar yang bener, aku tutup" belum sempat Evelin menjawab sambungan telepon tersebut sudah di tutup oleh Revano dan seketika membuat senyum lebar Evelin kembali memudar.
"Ditolak?" Sela bertanya dengan nada mengejek membuat Evelin jengkel.
"Tau ah bete"
Sela hanya terkekeh lalu kembali melanjutkan makan siangnya.
Ya begitulah akhirnya Revano dan Evelin harus LDR.
Awalnya memang Evelin marah dan kecewa karena tak diberitahu sejak awal, tapi setelah Revano memberikan pengertian aku akhirnya mau tak mau Evelin mengiyakan Revano untuk pergi. Meskipun berat tapi untuk kesejahteraan perusahaan, Evelin hanya bisa mendukung keputusan suaminya itu.
Mereka bahkan belum sempat berbulan madu, sudah di pisahkan saja oleh jarak.
Evelin melirik jam sudah menunjukkan pukul 11.34 siang, ia pasti sangat mengganggu waktu tidur Revano karena perbedaan waktu yang lumayan jauh.
Haruskah ia menyusul ke sana?

KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO (End)
Chick-Lit⚠️TERDAPAT ADEGAN DEWASA⚠️ (18+) Revano adalah cowok yang telah kehilangan sahabat kecilnya yang juga merupakan cinta pertamanya. Bertahun-tahun lamanya ia mencoba melupakan cinta monyetnya itu, tapi nyatanya tak semudah itu. Namun semua perlahan b...