REVANO | 23. New Friend?

782 36 1
                                    


Hening.

Rasanya Evelin ingin loncat saja dari mobil, suasananya sangat menegangkan dan sunyi. Ia tidak tahu harus memulai percakapan dari mana dengan Revano, seketika menjadi terasa asing.

"Mau makan apa?" Tanya Revano setelah sekian lama diam.

"Terserah."

Revano membelokan setirnya memasuki sebuah restoran. Setelah memarkirkan mobil, akhirnya mereka masuk ke dalam restoran. Namun, seseorang tak sengaja menabrak Evelin.

"Sorry, gue gak .....Omg."

Evelin memutar bola matanya jengah, kenapa di situasi yang canggung ini harus bertemu dengan gadis yang menyebalkan seperti Talitha. Gadis itu pernah menghukum Evelin keliling lapangan karena terlambat masuk sekolah.

"why are you with her Revano? Jangan bilang dia pacar lo?" Ungkap Talitha dengan tatapan tak percaya.

"Kalau iya kenapa?!" Tantang Evelin, gadis itu tak ingin di remehkan oleh gadis seperti Talitha.

"seriously, Revano lo masih pantas dapet yang lebih baik dari cewek kaya dia." Kata talitha.

"Sayang." Pria dia samping Talitha menenangkan.

"Cewek kayak gue maksud lo kayak gimana?"

"Evelin cukup." Kata Revano, Evelin memandang Revano dengan tatapan kesal. Ia tak bisa di hentikan ketika dirinya di rendahkan gadis lain.

Baru Evelin akan berucap, Revano memotongnya. "Bagaimana kalau kita makan bersama." Tawar Revano. Evelin mendengus kesal mendengar usulan pria di sampingnya ini.

"Aku gak mau."

"Ide bagus." Jawab Talitha dengan senyum smrik.

***

Sedari tadi Evelin hanya mendengar dengan malas percakapan ketiga orang di dekatnya, ternyata Talitha dan kekasihnya Galih merupakan teman Revano, pantas saja jika Revano dengan santainya mengajak mereka makan bersama.

Evelin memotong steaknya dengan tekanan yang kuat, ia melampiaskan emosinya pada makannya tersebut. Revano yang melihat itu segera menukar piringnya dengan Evelin.

Steak dalam piring Revano sudah terpotong semua secara sempurna, hal tersebut tak lepas dari penglihatan Talitha. Gadis itu tak percaya jika seorang Revano bisa memperlakukan gadis di depannya dengan lembut.

Talitha menjadi penasaran, yang ia tahu Evelin adalah murid baru di sekolahnya. Tapi kenapa Revano sudah terlihat sangat dekat dengan Evelin.

Evelin menatap Talitha sinis seolah mengatakan "apa lo lihat-lihat." Dengan mulut yang penuh, membuat Talitha geleng-geleng kepala. Gadis di depannya terlihat sangat kekanak-kanakan.

"Lalu rencanamu kuliahmu di Kanada bagaimana?" Tanya Galih pada Revano. Evelin yang mendengar itu langsung melirik sebelahnya.

Revano akan kuliah di Kanada? Lalu bagaimana dengan Evelin? Apa dia akan di tinggalkan?

"Masih jadi pertimbangan."

Galih mengangguk mengerti. "Aku dengar Amelia sudah siuman?" Revano mengangguk.

"Kita harus menjenguknya sayang, kemarin dia mengundangku ke rumahnya tapi aku belum bisa datang biasalah ayahku mengajakku ke undangan perusahaan." Kata Talitha dengan angkuhnya, ciri khas wanita itu.

Namun, meskipun Talitha tipikal anak yang terlihat sombong dengan kekayaan yang di perlihatkannya, tak bisa di pungkiri dia juga memiliki hati yang lembut, sayangnya hanya orang-orang terpilih yang dapat melihat sisi lembut dan perhatian dari Talitha.

"Nanti kita jenguk ya." Ucap Galih seraya mengusap lembut rambut kekasihnya.

"Next time kita double date Revano, you with Amelia, gue sama Galih. Udah lama kan kita gak liburan bareng lagi kayak dulu, huh aku benar-benar merindukan Amelia yang ceria."

Galih mengusap lembut lengan kekasihnya, mencoba menyadarkan Talitha agar tidak berlebihan dalam berucap, ia tahu betapa tak nyamannya gadis di samping Revano saat ini. Hatinya pasti sudah terbakar mendengar kalimat yang di lontarkan Talitha.

"Sayangnya Revano akan sangat sibuk denganku Talitha, dia kekasihku sekarang. Jadi aku tidak akan membebaskannya ke manapun tanpa seijinku." Ujar Evelin, membuat Talitha menganga tak percaya. Gadis di depannya sudah berani berucap sekarang.

"Omg, yang ku tahu Revano bukan orang yang suka di kekang. Lagian baru pacar kan, bukan istri, huh." Kata Talitha meremehkan.

"Kau tunggu saja undangannya, aku akan pastikan kau yang pertama kali ku undang." Jawab Evelin dengan percaya diri seraya meneguk orange jusnya dengan anggun.

Galih menaikkan sebelah alisnya dengan pandangan tak percaya, baru kali ini ia melihat ada orang yang bisa mengimbangi kesinisan Talitha. Revano hanya tersenyum kecil nyaris tak terlihat.

"Aku sudah selesai, thank you. Nice to meet you Galih."

"Apa kekasihmu memang tidak sopan seperti itu Revano?" Tanya Talitha melihat kepergian Evelin yang sangat tidak sopan menurutnya.

"Bukankah dia cocok denganmu Talitha?" Talitha menggeleng keras. "Dia bukan tipikal teman yang ku mau, sangat pembangkang."

Revano terkekeh, gadis di depannya seharusnya bercermin dulu sebelum berucap.

"Seleramu sangat bagus." Ujar Galih pada Revano.

"Bagus? Babe, What are you talking about?"

Revano dan Galih tetawa.

***

Revano berjalan menghampiri Evelin yang tengah bersandar di mobilnya, menunggu kedatangan Revano dengan wajah bad moodnya.

Melihat Evelin yang menendang-nendang kerikil kecil dengan kakinya membuat Revano salah fokus, kaki jenjang kekasihnya itu terlihat sangat bersih dan cantik.

Revano yang gemas, melangkah lebih cepat dan menarik tengkuk Evelin dan mendaratkan ciuman di bibirnya. Ia merasakan Evelin yang terkejut karena tindakannya, namun tak lama ia mendapatkan balasan dari Evelin.

Keduanya menarik nafas sebanyak-banyaknya saat pagutan mereka terlepas, kedua kening mereka menyatu seraya mengatur nafas akibat ciuman yang menggebu.

Evelin mendorong tubuh Revano menjauh.

"Aku mau pulang."

"Kita ke apartement."

Revano membukakan pintu untuk Evelin sebelum gadis itu memasuki mobil.

***

REVANO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang