REVANO | 17. AKU BERTAHAN KARENAMU

1.4K 46 1
                                    


Coment and like story ku ya ❤️

Evelin menatap dalam diam ke arah Revano yang masih tertidur, bibirnya tersenyum kecil melihat wajah Revano yang tertidur.

Evelin semakin mengeratkan pelukannya pada dada bidang Revano yang tak memakai baju, Evelin mengusap pelan rahang Revano perlahan tangannya turun ke dada pria itu lalu semakin ke bawah dan.

Hap

Revano berhasil mencegah lengan cantik Evelin yang hendak menyentuh ereksinya.

"Lo benar-benar gak bisa buat gue tenang sebentar." ucap Revano dengan suara serak, khas orang bangun tidur.

"Sudah menjadi kebiasaanku." jawab Evelin. Revano bangkit dan mendudukan diri di tepi kasur setelah menyingkirkan tangan Evelin dari tubuhnya.

"Vano, apa yang salah denganku?" tanyanya dengan lirih, Revano melihat ke arahnya sekilas dengan sebelah alis terangkat sebelum akhirnya menjawab.

"Tak ada yang salah."

"Lalu apa yang kurang dariku? Aku cantik, sexy, dan..."

Cup

Revano mencium sekilas bibir Evelin lalu duduk di tepi kasur seraya mengusap lembut wajah Evelin.

"Vano...." lirih Evelin, karena terkejut dengan tindakan lembut Revano.

"Tinggalah sesukamu di sini, jangan pergi." Kata Revano seraya meraih tubuh Evelin untuk di peluknya.

"Apa kamu sudah menyukaiku?"

Tak ada jawaban, Revano masih terlihat nyaman dalam pelukan Evelin.

"Apa sekarang kita pacaran?" Tanya Evelin lagi, perasaannya sangat bergemuruh menunggu jawaban Revano. Apa penantiannya selama ini akan membuahkan hasil? 

Revano melepaskan pelukannya, lalu menatap Evelin dengan dalam. Menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Besok kita bertemu dengan keluargaku."

"Apa? Untuk apa?!"

"Kau akan tahu besok." Evelin menyipitkan matanya menatap curiga ke arah Revano.

"Apa yang kamu rencanakan? Bukankah terlalu cepat jika kamu ingin menikahiku?"

Revano tak menanggapinya, ia bangkit dari duduknya. "Gue laper." ucap Revano

"Gendong." Pinta Evelin dengan nada manja.

"Gue lelah Evelin."

"Jadi tubuhku berat? Gemuk?" Revano mengernyit bingung. Belum sempat ia  menjawab Evelin lagi-lagi memotongnya.

"Apa kamu lebih menyukai gadis kurus dan cantik yang....." ucap Evelin dengan sedikit terisak.

"Evelin jangan mulai."

"Aku akan mencoba diet, tapi kamu jangan tinggalkan aku."

Revano tersenyum dalam diam, ia sangat tak percaya jika saat ini tengah bersama teman masa kecilnya sekaligus cinta pertamanya.

"Aku cinta kamu." ungkap Evelin dengan pelan, namun mampu membuat jantung Revano berdetak tak normal.

Evelin memekik kaget ketika Revano mengangkat tubuhnya ala bridal dan membawanya keluar kamar menuju meja makan. Mendudukannya di atas meja, Evelin tersenyum dan hendak berucap tapi Revano lebih dulu menciumnya.

Perlahan tapi pasti, Evelin membalasnya tak kalah liar. Tangan nakal Revano memulai aksinya dengan memasuki kaus polos selutut Evelin dan meremas gundukan di dalamnya yang masih tertutupi bra.

"Ahhh...." Evelin mendesah.

"Masih lapar?" tanya Revano dengan napas terengah. Evelin mengangguk pelan.

"Kita tuntaskan ini dulu."

Revano mengangkat tubuhnya dan mendudukan Evelin di pangkuannya setelah sebelumnya melepaskan celana dalamnya.

Evelin bergerak mengeluarkan ereksi Revano dari sangkarnya, berurat dan keras yang perlahan memasukinya.

Keduanya mendesah, menikmati setiap gerakan yang mereka ciptakan. Bergerak dengan tempo yang pelan tapi erotis.

Keinginan untuk mengisi perut seketika hilang di gantikan dengan kenikmatan yang tak terhingga.

Revano menghentikan gerakan pinggulnya saat melihat Evelin mengeluarkan air mata.

"Ada apa? Apa gue terlalu kasar?" Tanya Revano dengan nada khawatir. Evelin menggeleng dengan wajah menunduk.

Revano meraih dagu Evelin agar menatapnya. Perlahan ia menghapus linangan air matanya.

"Ada apa, kenapa menangis?" Tanya Revano lembut.

"Aku hanya bahagia." Kata Evelin, Revano mengernyit bingung.

"Terima kasih."

"Untuk apa?" Tanya Revano.

"Disaat semua orang pergi, kamu memilih bertahan bersamaku. Aku hanya ingin berterima kasih. Aku bahagia, aku mencintaimu."

"Berjanji lah padaku untuk menurut dan tidak membuat masalah." Kata Revano, Evelin hanya mengangguk lalu kembali mencium Revano.

REVANO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang