REVANO | 21. Perempuan lain?

894 43 2
                                    

Evelin keluar dari kamar dengan wajah bantalnya, ia menggunakan kaos overside milik Revano berwarna putih. Kakinya berjalan mengikuti pendengarannya ke arah dapur yang terdengar sedikit berisik.

"How you feeling?" Tanya Revano seraya menuangkan nasi goreng di piring, Evelin menduduki salah satu kursi di sana.

"My feeling always good." Jawab Evelin dengan percaya dirinya, Revano mengangguk percaya saja seraya menaruh piring yang berisikan nasi goreng buatannya di depan Evelin.

"Lo lupa apa yang terjadi semalem?" Tanya Revano memancing ingatan Evelin. Evelin menatap Revano dengan mulut yang penuh dengan nasi goreng, wajahnya terlihat bingung.

"Bisa lo telen dulu nasinya?" Evelin menurut.

Revano membalikkan tubuhnya untuk mencuci peralatan masak yang kotor.

"Kamu kemana kemarin? Aku gak lihat kamu seharian."

"Jenguk temen."

"Kenapa tidak mengajakku?"

"Lo bukan temannya."

"Memang aku harus punya ikatan teman dengan temanmu untuk menjenguknya?"

Revano diam.

"Apa kau menyukai gadis lain selain diriku?"

Revano masih diam, pria itu masih sibuk dengan kegiatan cuci piringnya membuat Evelin merasa jengkel karena di abaikan.

Revano mengelap sisa air di kedua tangannya setelah menyelesaikan kegiatannya, ia membalikan tubuhnya seraya bersandar di tepi meja dengan kedua tangan yang ia silangkan, menatap Evelin dengan itimidasi.

"What?" Tanya Evelin dengan kebingungan.

"Mulai hari ini lo pindah dan tinggal di rumah mamah."

Evelin menatapnya dengan terkejut "why?! Kamu mau ngusir aku? Kamu keberatan aku tinggal di sini? Bukannya kamu sendiri yang minta aku gak pindah? Kenapa sekarang berubah?"

"Lo lebih aman di sana." Jawab Revano.

"Aku bisa jaga diri aku sendiri Vano!"

Melihat Revano tak meresponsnya membuat keyakinan Evelin semakin bertambah.

"Bilang saja kalau kau mau tinggal bersama kekasih barumu!"

Evelin memasuki kamar dengan membanting pintu sekaligus menguncinya dari dalam. Revano yang melihat itu segera menghampiri dan mengetuk pintu kamar.

"Evelin, buka pintunya."

"Jangan mengambil kesimpulan sendiri, lo harus mendengarkan penjelasan gue lebih dulu."

"Evelin."

"....."

Revano menghela nafas, Evelin adalah gadis keras kepala dan susah di ajak bicara baik-baik jika kondisinya sedang tidak mood.

Karena tak mendapatkan respon apapun, Revano memilih berjalan ke dapur. Meneguk segelas air untuk menghilangkan rasa kering tenggorokannya.

Bagaimana ia menjelaskan situasinya pada kekasihnya itu, ini terlalu tiba-tiba.

***

"Dia baik-baik saja." Ucap Revano pada seseorang di seberang telpon.

"Jaga anakku Revano."

"Aku akan melakukan yang terbaik."

"Aku minta maaf, karena banyak merepotkanmu."

"Tidak masalah, Evelin sudah menjadi bagian dari tanggung jawabku sejak dulu."

"Aku bersyukur karena kau begitu mencintainya, terima kasih. Jaga dia untukku, aku akan segera menemuinya jika urusanku sudah beres di sini."

Revano menekan tombol merah pada layar ponselnya sehingga panggilan itu terputus, ia meneguk bir terakhirnya melihat pemandangan di balkonnya yang terlihat menyejukkan.

Tanpa sepengetahuan Evelin, Revano mencoba menghubungi Jason, ayah kandung Evelin beberapa hari lalu. Sesuai prediksinya bahwa Jason sangat terkejut mendengar jika anaknya masih hidup.

Bukan tanpa alasan Revano menghubungi ayah dari kekasihnya itu, ia hanya ingin segera menyelesaikan sesuatu yang sudah ia rencanakan sejak ia kecil.

Evelin pastinya akan sangat marah jika tahu bahwa Revano sudah berani-beraninya menghubungi ayahnya. Namun, dibalik itu semua tentu Evelin juga perlu tahu apa yang terjadi dengan Jason.

Revano tak ingin membuat rasa benci Evelin kepada ayahnya semakin dalam, bukan berarti ia membela Jason hanya saja Revano tak ingin membuat hubungan anak dan calon mertuanya itu saling dendam.

Dering ponselnya menyadarkan Revano dari lamunannya.

Amel

"Vano, dimana?"

"Ada apa Mel? Kamu butuh sesuatu?"

"Aku hanya ingin bertemu denganmu, bisakah kamu datang? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Oke, nanti malam aku datang."

Di balik tembok, Evelin mendengarkan semuanya. Gadis itu hendak mencari Revano karena ia terbangun, namun yang ia dapatkan adalah Revano bercengkerama dengan seorang wanita di telepon.

Sudah jelas jika Revano memang memiliki perempuan lain.

REVANO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang