REVANO | 13. I KNOW WHO YOU ARE

16K 462 53
                                    


Pagi menjelang, hanya membutuhkan 20 menit bagi Revano untuk membersihkan diri, Ia melilitkan handuk di pinggangnya lalu keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada.

Ia berjalan keluar kamar hendak mengambil minum sebelum berpakaian, karena rambutnya masih basah, gerakannya mengeringkan rambut dengan handuk terhenti Saat melihat Evelin yang sedang meminum air yang gadis itu ambil dari dalam kulkas.

Didekatinya perempuan yang hendak beranjak dari dapur tersebut dengan pelukan Revano dari belakang. Revano dapat merasakan tubuh Evelin yang menegang. Saat wajah cantik Evelin menoleh ke belakang untuk melihat seseorang yang memeluknya tiba-tiba, saat itu juga matanya bertemu dengan mata Revano.

Selang beberapa detik mereka saling bertatapan, sampai suara Revano menyadarkan Evelin dari keterpakuannya, serta langsung sedikit menjauh dari Revano, namun apalah dayanya, tenaga Revano terlalu kuat.

"Biarkan seperti ini, sebentar saja." Ucap Revano dengan nada lembut, Evelin tersenyum menggoda.

"Apa kamu.... sudah menyukaiku?" Katanya dengan sedikit menggoyangkan pinggulnya berharap Revano tergoda.

Cup

Evelin merasa pasokan udara di sekitarnya mulai menipis. Revano melonggarkan pelukannya dan berusaha membalikan tubuh Evelin untuk menghadapnya. Gadis itu tak menolak, Ia hanya diam. Revano mengangkat dagunya, tatapan mereka bertemu.

Di sentuhnya pipi kiri Evelin, dan diusapnya lembut. Entah apa yang ada di pikiran Revano, pria itu mulai mendekatkan wajahnya. Evelin dengan senang hati mulai menutup matanya seraya memanyunkan bibirnya bersiap menerima ciuman Revano.

"Kenapa lo bisa pulang sama Reihan?"

Evelin membuka matanya.

"Emm itu... aku mabuk semalem."

"Ngapain aja lo sama dia?"

Evelin menatap pria di depannya dengan kerutan kening.

"Maksudnya?"

Revano yang malas kembali membahasnya, ia menjauhan diri lalu berlalu menuju kamarnya.

"Kalau yang lo pikirin gue tidur sama dia, lo salah. Gue gak semurah itu yah!"

Revano menghentikan langkahnya lalu berbalik dengan kekehan meremehkan.

"Kalau gak murah, kenapa lo nyerahin diri lo sama gue?"

"Karena aku sayang sama kamu!"

"Apa itu bisa dinamakan rasa? Bahkan itu pertama kalinya kita ketemu, lo belum kenal gue, lo gak tau gue gimana, lo gak...."

"Gue tau! Gue tau semuanya tentang lo."

Raut wajah Revano seketika berubah tegas, pria itu berjalan kembali mendekati Evelin. Ia mendekatkan wajahnya melihat wajah Evelin dengan teliti.

"Tau apa lo tentang gue? Lo cuma bocah pengganggu di kehidupan gue." Tegasnya dengan nada penuh penekanan.

***

"The exam will start soon.  Please keep your bag and other items in front except stationery and eraser." ujar sang pengawas pada seluruh siswa.

Evelin menarik nafasnya dan menghembuskan nya perlahan, Ia siap untuk memulai Ulangan. Meskipun bermodalkan membaca kilat tadi pagi bersama Sela, Evelin menengok kesebelah kanannya dimana Reihan yang duduk tepat di sebelah mejanya.

Pria itu terlihat menguap menahan kantuk. Suara Mr Smith kembali terdengar, Evelin mulai memfokuskan diri kepada soal-soal di depannya dan mulai mengisi satu per satu soal tersebut.

Di pertengahan mengisi soal, Evelin merasakan kepalanya mulai pusing.

Bisakah tubuhku tahu apa yang sedang aku lakukan? Kumohon jangan sekarang. Batinnya

Pusing yang tiba-tiba datang dan rasa mual disebabkan oleh dirinya yang tak sempat sarapan tadi pagi.

Evelin memijat-mijat kecil pangkal hidungnya berharap sedikit-sedikit bisa menghilangkan rasa pusing di kepalanya, tapi setelah 5 menit ia melakukan nya rasa pusingnya tak kunjung mereda dan malah semakin membuat perutnya bergejolak karena mual.

Magh.

Itulah yang sedang Evelin rasakan, magh nya kambuh dan jika sudah begini Ia harus segera memakan sesuatu untuk mengisi perutnya tapi soal ujiannya belum selesai ia isi semuanya.

Evelin tak peduli lagi dengan nilai yang akan Ia dapatkan nanti Ia harus segera menyelesaikan ujiannya dan berharap Ia tak pingsan di jalan saat menuju kantin untuk sarapan.

Dirasa sudah semua, Evelin bangkit dengan rasa pusing yang masih melanda berjalan kedepan untuk mengumpulkan jawaban dengan tergesa-gesa, seketika tubuhnya oleng dan jatuh ke lantai orang-orang yang berada di ruangan tersebut merasa bingung.

"Ayo bangun." Evelin menoleh dilihatnya Reihan yang tengah membantunya untuk berdiri. Tak ingin menolak bantuan yang sangat Evelin butuhkan Ia dan Reihan berjalan kedepan untuk mengumpulkan soal beserta jawaban.

"Ada apa denganmu, Evelin? " tanya sang Mr Smith.

"Saya akan membawanya ke UKS." balas Reihan, Evelin pun hanya bisa pasrah dengan Reihan yang membopong tubuhnya keluar kelas.

"Lo istirahat dulu disini, gue beliin sarapan dulu buat lo." ujar Reihan setelah membawa Evelin ke dalam UKS. Gadis hanya mampu mengangguk setelah kepergian Reihan Ia berusaha untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang didalam UKS tersebut.

Tak berangsur lama Reihan pun datang dengan sebungkus bubur ayam dan segelas air hangat.

"Makan." Ujar Reihan, Evelin mencoba meraih sendok tersebut tapi tangannya terlalu lemah dan bergetar, Reihan yang melihat itu segera mengambil sendok dan mulai menyuapi Evelin.

Gadis itu tak menolak ataupun marah karena yang Ia butuhkan saat ini memang makan dengan pertolongan Reihan.

Setelah melahap habis bubur ayam tersebut Reihan menyerahkan sebuah obat, Evelin tak bertanya lebih tentang obat apa itu Ia hanya segera menelan dan meminum air setelahnya.

"Makasih." ucap Evelin.

"Gue pergi dulu, lo istirahat aja." Reihan bangkit dari tempat duduknya, hendak pergi sebelum Evelin berkata yang menghentikan langkah kaki pria itu.

"Rei..."

Bersambung

Ada yang kangen?
Berapa persen sih kalian kangen cerita ini?

Jangan lupa follow instagram ku yah:
@avocado_matcha24

REVANO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang